Seri Akhir Zaman Bagian ke-39

MENUJU " TATANAN DUNIA BARU " - 12


MUSIK - 6

 

      

Semuanya damai dan aman pada akhirnya?
Satu lagi kondisi yang Alkitab katakan akan tampak di akhir zaman adalah “damai dan aman”, perhatikan ayat berikut ini:
“Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—mereka pasti tidak akan luput.” (I Tes 5:3)
Dunia memang akan “damai” pada akhirnya, Firman Tuhan sudah mengatakannya. Tapi damai yang dimaksud disini adalah perdamaian palsu (false peace) bukan perdamaian sejati (true peace) seperti yang akan terjadi di masa pemerintahan Kristus dalam kerajaan 1000 tahun damai. Tuhan Yesus tidak pernah berjanji bahwa dunia yang kita diami ini akan damai, tapi Tuhan Yesus mengatakan bahwa dunia akan mengalami banyak perang (Luk 21:9-10). Sekalipun demikian, Tuhan Yesus berjanji bahwa barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan menerima damai sejahtera di dalam hatinya (Flp 4:7) dan inilah damai yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, segala isu perdamaian yang manusia suarakan untuk mendamaikan dunia merupakan perdamaian palsu, yang sebenarnya adalah usaha dalam rangka mempersiapkan pemerintahan Antikris (Tatanan Dunia Baru) yang “damai”, bukan kedamaian sejati seperti yang Tuhan Yesus janjikan.
Hari-hari ini dunia semakin gencar menyuarakan perdamaian. Apa saja yang dunia miliki saat ini, pasti dipergunakan untuk menyuarakan perdamaian, entah itu lingkungan hidup, hak asasi manusia, kebudayaan, hingga dunia musik. Sebagai contoh beberapa waktu lalu (Okt 2012) sekjen PBB (United Nations), Ban Ki Moon, menobatkan tarian Oppa Gangnam Style dari PSY (Kpop) sebagai tarian perdamaian. Menurut PBB tarian tersebut mencerminkan perdamaian dan dapat membawa seluruh masyarakat dunia bersatu. PBB tidak peduli terhadap jenis musik, pesan-pesan terselubung dalam syair lagu, atau siapa yang menyanyikannya, yang terpenting dapat membawa dunia melupakan segala perbedaan, suku bangsa dan segala pertentangan. Masyarakat dunia begitu rindu akan perdamaian, dan PBB didirikan untuk mengabulkannya. Tapi berhati-hatilah! Sebab “perdamaian” adalah salah satu tanda kedatangan-Nya yang kedua kali. Perdamaian hanya sementara, sebab berikutnya, perdamaian ini akan membawa kepada kehancuran, pembina-saan keji dan tidak ada yang dapat melarikan diri (I Tes 5:3). 
Contoh lainnya adalah terdapat dalam syair lagu Jessie J. yang berjudul “Prince Tag” (2011). Jika didengarkan sepintas saja lagu ini berisi tentang penolakan materialisme. Namun jika diselidiki lebih dalam maka lagu ini adalah lagu dengan banyak makna. 

 

Price Tag adalah sebuah lagu dengan makna tersembunyi tentang terpuruknya industri musik dalam hal menghasilkan uang dalam satu dekade terakhir, hal tersebut terjadi dikarenakan dampak gabungan dari internet (sehingga memudahkan orang mendapatkan musik secara gratis dengan mengunduhnya dari situs-situs ilegal), ketersediaan musik dalam bentuk digital yang mudah di copy-paste, dan maraknya pembajakan album musik. Meskipun demikian, musik harus tetap diproduksi, mengapa? Karena musik memiliki fungsi yang penting sebagai alat yang ampuh indoktrinasi massal. Kini dunia musik berkata: “uang bukan segala-galanya”, tapi kami akan tetap mengeluarkan bintang-bintang baru, lagu baru, klip baru hingga jenis-jenis musik yang baru, berapapun biayanya. Mengapa? Karena memang ada yang lebih penting dari pada uang, musik adalah alat perkembangan, sama pentingnya seperti sekolah atau media masa yang akan membekali generasi muda dengan nilai-nilai dan pesan tersembunyi yang terkandung dalam musik.
Pesan tersembunyi berikutnya dari lagu Price Tag ternyata adalah tentang perdamaian juga. Perhatikan sebagian lirik lagunya yang berkata: “...When music made us all unite!” yaitu sebuah pernyataan yang memberitahu pendegarnya bahwa “ketika musik membuat kita semua bersatu (“Unite”). Lagu ini mengajak kita jangan terlalu serius dalam hidup, melupakan gengsi, kepenatan dan uang, sebab uang tidak dapat membuat kita senang, tapi bersantailah sejenak dan mari kita menari, hanya dengan menari agar kita dapat bersatu! Terdengar seperti pernyataan Sekjen PBB bukan, tarian untuk bersatu!
Kita mundur ke tahun 70-an, adalah seorang musisi bernama John Lennon menciptakan lagu yang sangat terkenal berjudul “Imagine” (1971). Lirik lagunya berkata : “... Imagine there's no countries, it isn't hard to do. No need to kill or die for and no religions too. Imagine all the people living life in peace...” “Bayangkan jika tidak ada  negara-negara, juga tidak ada agama, bayangkan jika kita hidup bersama dalam kedamaian”. Lagu ini juga adalah lagu yang bertemakan perdamaian (PEACE) dan persatuan (UNITE) yang merindukan dihapuskannya bangsa-bangsa, agama dan memiliki kehidupan bersama secara global dalam damai. Lalu Lennon melanjutkan syairnya dengan berkata: “You may say I'm a dreamer, But I'm not the only one, I hope someday you'll join us, And the world will live as one”“Mungkin kamu menganggap saya sebagai pemimpi, tapi saya bukan satu-satunya, saya berharap suatu hari kamu juga bergabung dengan kami”. Memang John Lennon tidak sendirian dan akan banyak orang menggabungkan dirinya untuk mengusahakan perdamaian (palsu) atas seluruh dunia ini. Seperti lagu-lagu berikut ini adalah lagu yang tema, isi, maupun semangat yang terkandung berisi seruan perdamaian (PEACE): Bob Dylan — “Blowin' In the Wind” (1962); Peter, Paul & Mary — “If I Had a Hammer” (1962);   Beatles — “We Can Work It Out” (1965); Donovan — “Universal Soldier” (1967); John Lennon — “Give Peace a Chance” (1969); John Lennon & Yoko Ono — “Happy Christmas (War is over)” (1971); Cat Stevens — “Peace Train” (1971); Paper Lace — “Billy, Don't Be A Hero” (1974); Paul McCartney — “Pipes of Peace” (1983); Michael Jackson — “Heal the World” (1992); Stevie Wonder — “Conversation Peace” (1995); Julia Fordham — “Invisible War” (2007); dan masih banyak lagi...
Artis-artis musik menyanyikan lagu-lagu perdamaian, mengadakan konser amal dan perdamaian, mereka juga terlibat dalam aksi-aksi perdamaian hingga mengenakan simbol-simbol perdamaian. Melalui lagu-lagu perdamaian para artis musik tersebut sedang mengajak masyarakat dunia untuk masuk dalam agenda perdamaian para elit Tatanan Dunia Baru yang menguasai industri musik. Mereka menyampaikan pesan-pesan agar di dunia ini tidak ada lagi peperangan, konflik, perlombaan senjata, kekerasan dan segala macam keadaan yang buruk yang selama ini manusia rasakan saat tinggal di dunia. Tapi ini semua tidak mungkin, ini hanya sebuah utopia1 untuk menipu masyarakat dunia memasuki Tatanan Dunia Baru, yaitu masa damai semu yang diciptakan Antikris untuk menarik simpati masyarakat dunia.
Untuk saat ini, sangatlah tidak mungkin mendirikan perdamaian di dunia ini. Tapi Alkitab telah memberi tahu kita bahwa akan ada gerakan perdamaian palsu (False Peace Movement) sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali dan musik mendapat tugas untuk memasukkan pesan-pesan perdamaian ini kepada para pendengarnya. Berhati-hatilah!

11. Pesan “Police State”


Bagi yang sering menyaksikan MTV2 AS maka akan sering melihat video-video klip dan penggunaan kostum-kostum polisi anti huru-hara lengkap dengan tameng dan persenjataan mereka. Contoh paling terlihat dapat dilihat pada video klipnya Jay-Z — “No Church in the Wild” (2012) dan Adam Lambert — “Never Close Our Eyes” (2012), sekalipun keduanya memiliki gaya dan jenis musik yang berbeda namun video klip mereka menonjolkan kekerasan antara polisi anti huru-hara dengan pendemontrasi. Lalu beberapa artis lain juga sering menggunakan pakaian polisi anti huru-hara, kepolisian dan formasi berbaris ala kepolisian dalam konser musik maupun video klip mereka. Apa artinya semuanya itu, pasti ada pesan yang hendak disampaikan bukan? Ya! Ini adalah pesan “Police State.”

Police State Agenda, 1. Team America, “World Police” (2007); 2. Michael Jackson, “HIStory” (1997); 3. Jay-Z, “No Church in the Wild” video clip (2012); 4. Foo Fighter, “The Pretender” (2007); 5. Take That, “Kidz,” perform at Birt Awards 2011; 6. Lady Gaga, “Alejandro” (2010); 7. Daddy Yankee, “Descontrol” (2010); 8. Rihanna, “Hard” (2009); 9. Beyonce, “If I Were A Boy,” Grammy Award perform 2010; 10. Cheryl Cole, “Fight for this love,” live London 2010.

Terlepas dari simbol dan pesan okultisme, musik saat ini dipenuhi oleh simbol-simbol dan pesan-pesan terselubung persiapan pendirian Tatanan Dunia Baru, salah satunya adalah pesan Police state. Pesan ini merupakan gambaran/pengenalan akan apa yang akan terjadi. Perhatikan foto-foto di atas... Saat seorang artis musik menggunakan simbol-simbol polisi anti huru-hara, sebenarnya adalah sebuah simbol dari agenda tersembunyi yang sedang dibukakan oleh para elit Tatanan Dunia Baru tentang pembentukan Kepolisian Nasional (Police State). Ini adalah kesatuan polisi global yang besar (diambil dari berbagai negara) yang dibentuk dari elemen militer, penegak hukum, intelijen, dan warga sipil yang akan memiliki kekuasaan besar dan absolut menangani segala ancaman nasional, termasuk kontrol represif terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik dan media. Hasilnya adalah sebuah Super Polisi (Multi-Jurisdictional Task Force / Kesatuan Tugas Multi-Kedaulatan). Kesatuan ini memang rahasia, namun sudah mulai disosialisasikan. Jika kita sering memperhatikan berita-berita tentang terorisme, maka hampir disetiap negara di dunia ini sedang merancang sebuah hukum yang absolut dalam rangka keamanan nasional (beberapa sudah meloloskan, seperti AS). Hal tersebut diperlukan terkait aksi terorisme dan ancaman keamanan nasional yang kian meningkat di seluruh dunia. Bahkan di negara kita pun kini sedang ribut-ribut tentang Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) yang ditakutkan akan memberikan kekuasaan sangat penuh (absolut) kepada aparat keamanan negeri ini, sehingga kehidupan masyarakat akan kembali dimonitor dan dikontrol oleh aparat keamanan seperti masa Orde Baru dulu.
Sekalipun RUU Keamanan Nasional menuai protes di seluruh dunia termasuk di Indonesia, namun undang-undang tersebut pasti akan lolos dan diberlakukan secepat mungkin! Dan akan dibentuk Polisi Nasional untuk melaksanakan undang-undang tersebut. Kita harus mengerti, kita sedang berada di akhir zaman, masa dimana Tatanan Dunia Baru sebentar lagi muncul, dan bahkan dunia musik juga sudah mempromosikan Polisi Nasional ini.
Mengapa dunia musik ikut-ikutan mempromosikan Polisi Nasional / Police State. Ingat, industri musik dunia membenci kekristenan. Simbol-simbol, syair-syair, isyarat-isyarat tangan dan video-video klip mereka banyak memperlihatkan kebencian dan penganiayaan terhadap kekeristenan, begitupun simbol-simbol Police State adalah simbol kemenangan dan kebencian mereka terhadap kekristenan. Melalui pesan Police State mereka, para elit Tatanan Dunia Baru sudah tidak sabar untuk segera menganiaya dan membinasakan kekristenan (sebenarnya dua umat pilihan Tuhan, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen).  Perhatikan dua ayat berikut ini:
“... ia (Antikris) berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka (Orang-orang Yahudi dan orang Kristen)  akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.” (Dan 7:25)
“Dan ia (Antikris) diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka (Orang-orang Yahudi dan orang Kristen); dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.” (Why 13:7)
Dari dua ayat di atas, kita memiliki gambaran apa yang akan terjadi di masa pemerintahan Antikris. Ia (Antikris) akan memimpin seluruh umat, bangsa, suku dan bahasa dengan kekuasaan absolut. Antikris-lah hukum itu, tidak akan ada yang bisa melawanya. Di masa pemerintahannya, yaitu saat Tatanan Dunia Baru telah berdiri, Antikris akan memiliki kontrol penuh atas bangsa-bangsa dan seluruh umat manusia. Antikris akan memiliki payung hukum dan pasukan kepolisian / militer yang sangat kuat untuk mengontrol seluruh umat manusia, bahkan hukum untuk membunuh siapa saja yang tidak mau taat kepadanya. Untuk meyakinkan agar penyembahan terhadap dirinya dilaksanakan, ia akan membentuk subuah kesatuan yang kuat, yaitu Polisi Nasional (Police State). Polisi Nasional akan memastikan bahwa seluruh dunia akan mematuhi agenda Antikris untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru. Dan yang harus diperhatikan adalah bahwa Polisi Nasional inilah yang Daniel lihat sebagai “tentara Antikris” seperti dicatat di dalam Dan 11:31, yaitu tentara yang akan membinasakan orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen secara sistematis, lalu membinasakan siapa saja yang tidak mau tunduk kepada perintah Antikris.
Saudara, Polisi Nasional akan segera muncul. Hanya pengangkatan (rapture) yang dapat meluputkan orang-orang percaya dari kekuasaan penuh tentara Antikris ini.

12. Pesan “666”
“Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.” (Why 13:18)
Masa pemerintahan Antikris tidak bisa lepas dari sebuah bilangan lambang Antikris (”the number of the beast”, KJV) yaitu bilangan “enam ratus enam puluh enam” atau sering ditulis “666”. Pada masa pemerintahan Antikris, atau masa yang oleh para elit sebut sebagai masa “Tatanan Dunia Baru”, segalanya akan menggunakan tanda Antikris/tanda binatang/ tanda 666 ini. Perekonomian akan menggunakan tanda 666, tanpa tanda ini tidak ada seorang pun yang dapat membeli atau menjual (Why 13:17), identitas barang (barcode) dan identitas manusia (Id) akan menggunakan tanda 666. Tanda 666 akan menjadi tanda pengawasan mutlak terhadap seluruh aspek kehidupan global oleh Antikris. Antikris akan membunuh siapa saja yang tidak mau menggunakan tanda ini sebab tanda 666 merupakan tanda penyem-bahan kepada iblis/Lucifer. Bagi orang Kristen tanda ini jangan dianggap sepele, sebab menerima tanda ini berarti menolak Yesus Kristus dan akan dilemparkan ke dalam neraka bersama-sama dengan Antikris dalam kekekalan (Why 14:11). Kitab Wahyu telah memperingat-kan orang percaya bahwa pada masa kesusahan besar tanda 666 adalah sebuah tanda yang harus dihindari dan ditolak sekalipun harus kehilangan nyawa, sebab tanda ini akan menentukan kehidupan kita kelak di kekekalan. Intinya adalah: “JANGAN PERNAH MENERIMA TANDA ITU (666)” atau kita akan berpisah dengan Kristus untuk selamanya dalam kekekalan. Tapi iblis tidak begitu saja menyerah untuk membiarkan umat pilihan-Nya tidak menerima tanda 666. Sebagai penipu ulung, iblis menggunakan berbagai cara agar sebanyak mungkin orang di dunia ini, terutama orang-orang percaya, untuk menerima tanda 666. Inilah tipuan iblis yang akan mengelabui milliaran orang di bumi ini. Tipuan yang berkenaan dengan tanda binatang, yaitu 666. Iblis juga menipu dengan mengaburkan arti sesungguhnya dari tanda 666, menyepelekan tanda 666 hanya sebatas sebuah simbol yang tidak berbahaya dan menipu manusia untuk mulai memakai simbol-simbol angka 666 baik dalam bentuk gambar, poster, baju, tato hingga musik.
Dalam pesan-pesan terselubung musik dunia, iblis juga memasukkan pesan-pesan dan simbol-simbol 666, dengan tujuan menipu manusia agar terbiasa dengan tanda 666 atau memateraikan manusia dengan tanda 666 ini secara spirit (belum secara fisik seperti yang dicatat dalam kitab Wahyu). Sebagai contoh adalah lagu dari Led Zeppelin yang berjudul “Stairway to Heaven” (1971), jika didengarkan secara backward maka salah satu segmennya akan mengatakan: “Oh here’s to my sweet satan. The one whose little path would make me sad, whose power is satan. He will give those with him six six six...” Yang artinya kurang lebih berkata: “Dia (iblis) akan memberikan mereka (para pendengar/pengemar lagu ini) bilangan iblis (him) yaitu 666. Jadi, saat seseorang mendengarkan lagu “Stairway to Heaven”, tanpa disadari orang tersebut sebenarnya sedang diberikan/dimateraikan secara spirit oleh tanda binatang/Antikris, yaitu bilangan 666 oleh iblis (him), atau paling tidak mereka sedang dipersiapkan agar kelak dapat menerima tanda 666 tersebut dengan mudah. Ini mengerikan sekali, ini juga membuktikan bagaimana jahatnya pesan-pesan tersebunyi musik. Berhati-hatilah!, sebab masih banyak lagu dunia yang belum terselidiki dan belum diketahui pesan-pesan jahat apa lagi yang terkandung di dalamnya.
Jay-Z dalam lagunya “Lucifer 9 (Interlude)”, (Grey Album, 2004) jika didengarkan secara normal lagu ini sangat kacau, tidak bisa dimengerti, musiknya pun kacau, namun jika didengarkan secara backmask3 maka kata-kata yang tidak dimengerti tersebut akan berubah menjadi kata-kata yang sangat jelas yang berkata: “Murda murda Jeeeesus, six... six... six...” Kata “murda” sendiri adalah plesetan umum dalam musik Rap untuk kata “murder” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti “bunuh”. Itu berarti syair lagu tersebut jika diterjemahkan akan berkata: “Bun*h, bun*h Yesus”, lalu dilanjutkan dengan menyebut kata “six six six” atau 666.
Yoko Ono dalam lagunya “Kiss, Kiss, Kiss” (1980, 2002 dan 2007/remix) menyanyikan lagu yang liriknya mengulang kata-kata: “Kiss, kiss, kiss”. Jika didengarkan secara mundur (backmask) maka lagu ini menghasilkan kata-kata: “ssik, ssik, ssik” atau plesetan untuk mengatakan “Six, six, six” (666).
Electric Light Orchestra (ELO) – “Eldorado” (1974); Lagu ini juga memiliki syair terselubung yang sangat berbahaya berkenaan tanda (mark) 666. Dalam salah satu segmen lagunya jika didengarkan secara backmask maka akan terdengar kata-kata: “He is the nasty one, Christ, you're infernal, It is said we're dead men, Everyone who has the mark will live” yang artinya kira-kira seperti ini: “Dia adalah salah satu yang sangat jahat, yaitu Kristus, kau adalah neraka, konon kita ini orang mati, setiap orang yang memiliki tanda akan hidup”. Ini merupakan pesan yang memutar balikkan fakta. Alkitab katakan bahwa setiap orang yang menerima tanda akan binasa bukannya akan hidup.
Empat lagu di atas hanya sebagian kecil contoh yang dapat bahas, masih banyak lagu yang mengandung pesan-pesan terselubung yang berkaitan dengan bilangan 666, yaitu bilangan Antikris. Berhati-hatilah!
Pesan 666 tidak selalu disampaikan secara tersembunyi, mereka terkadang tidak malu-malu bahkan bangga menulis angka 666 dalam sampul album dalam syair, fashion dan sebagainya. Perhatikan lagu-lagu berikut: Esham – “666”; HIM – “Your Sweet six six six” (1998); Danzing – “6:66 Satan’s Child” (1999); Psychopomps – “Six, six, six Night in Hell” (1995); Hyde – “666” (2003); Billy Talent – “666” (2007); Anvil – “666” (1982); dan banyak lagi... Namun ada juga yang menggunakan simbol-simbol untuk menyembunyikan bilangan 666, seperti dengan istilah “Triple six”, “three six” (tiga buah angka enam atau 666); “999” (666 terbalik); “6164”; “Number of the Beast”; “Mark of the Beast” ; “six, six, six”; “FFF” dan lain-lain.

FFF


FFF adalah variasi lain dari penulisan bilangan 666. Hal ini berdasarkan urutan huruf “F” yang merupakan huruf ke-6 dari susunan afabet Latin. FFF memang sangat terselubung (lihat album-album musik di samping kanan), contoh penggunaan simbol FFF dalam lagu adalah lagunya Megadeth yang berjudul “FFF” (1997), FFF dalam lagu tersebut sebenarnya inisial untuk “666”, begitu juga lagu “F.F.F” dari Public Image Ltd. (1986). Acara tahunan musik “Fun Fun Fun fest” yang diadakan di Texas mengandung makna terselubung FFF, yaitu singkatan dari Fun Fun Fun. FFF (666) juga merupakan inisial terselubung nama-nama pemusik seperti Five for Fighting (John Ondrasik), Fédération Francaise de Funk (Prancis), Full Fathom Five band (Australia) dan yang lainnya.
Salah satu pengaruh yang musik sebarkan di akhir jaman ini adalah “tanda 666”. Alice Bailey, pendiri Titular modern (Agama New Age), dalam bukunya “Externalization of The Hierarchy” menulis bahwa angka 666 berarti Shamballa (neraka), hierarki kerajaan setan: “Anda terikat pada kerajaan setan dengan angka 666.” Dan Alkitab juga telah memperingatkan kita bahwa siapa pun yang memakai tanda 666 terikat pada setan selamanya.
“...Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda (666) pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, ... Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya (666)." (Why 14:9-11)
Melalui dunia musik, dunia sedang dipersiapkan menuju suatu keadaan masyarakat yang siap menerima tanda 666. Disadari atau tidak, musik mengambil bagian penting dalam mengakrabkan manusia pada sebuah tanda yang sebenarnya sangat berbahaya ... yaitu tanda 666.

Backmask, backmasking messages atau backward adalah teknik dalam menciptakan dan mendengar pesan alternatif ketika sebuah musik diputar mundur (reverse). Saat diputar mundur, beberapa musik menghasilkan lirik lagu baru yang sama sekali berbeda dengan lirik lagu aslinya.
616, Dalam naskah kitab Wahyu yang kita kenal sekarang ini, bilangan Antikris ditulis dengan bilangan “666”. Sebenarnya penulisan bilangan 666 adalah simbol yang digunakan rasul Yohanes untuk menunjuk kepada Kaisar Nero, model Antikris saat itu. Dalam bahasa Ibrani Kaisar Nero ditulis “NRON QSR” yang berarti “Nero Kaisar”. Seperti kita ketahui setiap huruf dalam bahasa Ibrani memiliki nilai numerik (gematria),  N = 50, R = 200, O = 6, N = 50, Q = 100, S = 60, R = 200. Jadi jika dijumlahkan nilai dari huruf-huruf “NRON QSR”  akan menghasilkan nilai 666. Akan tetapi dalam beberapa naskan lain (seperti naskan “papirus 115” yang kini berada di Ashmolean Museum, England) penulisan Kaisar Nero ditulis dengan “NRO QSR” (berkurang satu huruf N yang bernilai 50), jadi jika dijumlahkan maka huruf-hurufnya hanya akan menghasilkan angka 616.

 

 


13. Simbol-simbol Lucifer
Sebenarnya musik adalah milik Allah. Segala sesuatu berasal dari Allah dan untuk Allah. Musik diciptakan oleh Allah dan dipercayakan kepada Lucifer, kerub yang diurapi-Nya untuk memimpin penyembahan kepada-Nya. Tapi Lucifer jatuh ke dalam dosa karena menentang Allah, dan setelah itu musik dipakai untuk memuliakan dirinya (Lucifer/iblis) dan untuk membawa manusia pada penyembahan terhadap iblis dan mengajak manusia untuk menentang Allah juga. Musik sudah menjadi alat propaganda, penipuan, cuci otak dan promosi iblis untuk mempersiapkan Antikris ke puncak pemerintahan dunia. Sebuah agenda terselubung yang akan membawa seluruh umat manusia di dunia ini memasuki sistem pemujaan setan, dimana Lucifer (melalui Antikris) akan menjadi tuhannya.
Hanya dua jenis musik di dunia ini, musik yang memuliakan Allah dan musik yang menentang Allah. Musik yang memuliakan Allah berasal dari Allah dan untuk mengagungkan Allah, sedangkan musik yang menentang Allah berasal dari Lucifer, si ahli dalam bidang musik, yang bertujuan menentang Allah dan mengagungkan dirinya. Saat Lucifer melawan Allah di sorga dulu, salah satu cita-citanya adalah untuk duduk di takhta Allah (Yes 14:13) dan disembah oleh para malaikat Allah di sorga. Dalam keangkuhannya Lucifer ingin ditinggikan seperti Allah ditinggikan, ia ingin disembah oleh seluruh makhluk seperti Allah disembah oleh segenap ciptaan-Nya. Lucifer ingin menjadi pusat segalanya, namun karena Allah masih menjadi pusat segalanya, baik yang di bumi maupun di langit (surga), maka Lucifer membuat kerajaan-nya sendiri di bumi, dan menipu miliaran orang melalui musik untuk menyembahnya.
Musik dunia sangat berpusat pada Lucifer. Tujuan utamanya hanya satu, yaitu mempro-mosikan iblis/Lucifer dan mempersiapkan dirinya (melalui Antikris) ke puncak pemerintah-an dunia. Musik dunia adalah Dari iblis, oleh iblis, untuk iblis. Perhatikan syair-syair lagu dunia berikut ini:
Madonna – “Like A Prayer” (1989); Dalam salah satu segmennya lagu ini berkata: “Life is a mystery!” namun jika didengar secara terbalik (backmask) segmen tadi akan berkata: “Devil, I worship you!”
Styx – “Snowblind” (1981); Dalam salah satu segmennya jika didengar secara backmask berkata: “Satan is mercy, save me satan, save me now”, di bagian lain liriknya akan terdengar: “Ooh, Satan moves through our voices”
Pokémon Rap – “Pokémon”; Dalam salah satu segmennya lagu ini berkata “Gotta catch ‘em All!” Jika didengar secara backward segmen tersebut berkata “I love satan!”
Michael Jackson – “Beat It” (1982); Saat didengar secara normal kata-katanya terdengar “...You better run, you better do what you can, don't wanna see some blood don't be a macho man...”, namun jika didengar mundur (backmask) maka yang terdengar kata-kata:   “S-a-t-a-n. S-a-y ... People all worship”.
The Beatles – “Revolution 9” (1968); Dalam lagu tersebut, yaitu jika kita mendengarkan pesan backmask saat Yoko Ono mengucapkan kata-kata: “If we become naked” maka akan terdengar kata-kata “Satan, look at me please”.
The Rolling Stones – “Tops” dalam album “Tattoo You” (1981); salah satu segmennya berkata: “For the rest of your sweet loving life" yang jika didengarkan secara backmask akan berkata: “I love you' said the Devil”. 
Black Oak Arkansas – “When Electricity Came to Arkansas” (1971); Jika didengar secara backmask maka salah satu segmen lagunya akan terdengar kata-kata: “Satan Satan Satan, He is God, He is God, He is God”. Dan masih banyak lagi lagu yang memiliki pesan-pesan terselubung atau terang-terangan yang intinya memuja iblis / Lucifer.
The Eagles – “Hotel California” (1977); Jika didengarkan secara normal maka salah satu segmennya berkata: “There were voices down the corridor, thought I heard them say, welcome to the hotel California”, namun jika didengarkan secara backmask maka kata-katanya akan berubah menjadi: “Yeah Satan, he organized, oh, he organized his own religion...” yang artinya adalah “Ya iblis, dia terorganisir, oh, dia menyusun agamanya sendiri...”. Sepertinya ini adalah penyingkapan bagaimana iblis sedang menyusun sebuah agama global yang akan berpusat pada iblis sebagai tuhannya. Faktanya adalah “Hotel California” sebenarnya bukan nama sebuah hotel. California adalah nama salah satu jalan di Los Angeles dimana berdiri sebuah bangunan (yang mereka sebut sebagai “Hotel”) tempat Gereja Setan didirikan untuk pertama kali. “Gereja” ini dipimpin oleh Anton Szander Lavey, yang juga merupakan penulis Satanic Bible. Kebanyakan musisi adalah anggota dari Gereja Setan ini, oleh sebab itu kebanyakan dari mereka menciptakan karya musik yang mengagung-agungkan iblis/Lucifer. Beberapa dari mereka memiliki tugas untuk mulai memperkenalkan New Age Movement melalui musik dunia agar para pendengarnya siap menerima agama baru, yaitu SATU agama, dimana Lucifer melalui Antikris adalah tuhannya. Inilah agenda New Age untuk mulai mengorganisir menuju SATU agama seperti pesan-pesan terselubung yang terdapat di syair lagu “Hotel California”.
Mereka yang menyukai lagu-lagu dunia memang cenderung sulit untuk menerima kebenaran Injil, sekalipun ia adalah orang Kristen, namun mereka akan sangat mudah menerima pengaruh ajaran-ajaran sesat percabangan dari New Age Movement. Mengapa? Karena pesan-pesan terselubung di dalam musik yang mengkondisikan seperti itu. Lagu-lagu dunia dipenuhi pesan-pesan terselubung penyembahan setan, pengagungan kepada Lucifer namun mengutuki kebenaran sejati di dalam Yesus Kristus. Sampai akhirnya kelak, saat Antikris muncul, orang-orang seperti ini akan mudah untuk menerima pemimpin tunggal dunia itu, menyembahnya, menerima agama tunggalnya dan menerima tandanya yang berupa bilangan 666. Berhati-hatilah!
Perhatikan judul-judul album musik di halaman 16, foto-foto di atas dan di kanan ini. Para musisi begitu menonjolkan figur Lucifer, mereka memberi judul album-album mereka dengan kata “Lucifer” dan juga mengenakan simbol-simbol Lucifer yaitu simbol tanduk kambing sebagai simbol dari tanduk iblis/Lucifer. Ini membuktikan bahwa Lucifer-lah tuan para musisi dunia, mereka sepenuhnya di bawah kendali iblis dan para penyembah iblis.
Miliaran orang, terutama generasi muda, sebenarnya dalam keadaan “siaga satu”, mereka mengalami serangan hebat dari pengaruh iblis melalui musik seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Pelan tapi pasti, seperti penyakit mematikan, pesan-pesan jahat musik bekerja dalam diri para pengemar musik dunia menerima pola pikir iblis untuk menarik manusia secara perlahan menjauh dari kebenaran Allah dan mulai masuk pada rencana iblis di akhir zaman dalam membangun Tatanan Dunia Baru.  
Kebanyakan orang Kristen tidak tahu akan kebenaran ini sehingga mereka terus-menerus mencintai musik dunia, mengidolakan artis musik, menghabiskan banyak uang dan waktu untuk memuaskan kecintaannya terhadap musik dunia. Sebagian lagi sudah mengerti namun oleh karena tipuan yang iblis buat di dalam musik dunia yang begitu halus, mengakibatkan orang Kristen tidak menyadari akan adanya tipuan yang begitu menjebak dengan mendengarkan musik dunia. Mereka tidak menganggap serius, terlalu santai, atau bahkan mengabaikan peringatan namun lebih mengikuti jaman untuk memuaskan keinginan daging. Kebanyakan orang Kristen menganggap bahwa hanya musik-musik cadas-lah yang berbahaya, selebihnya adalah musik yang “netral”, bahkan beberapa berdalih bahwa “kita masih hidup di dunia, kita belum diawang-awang sehingga mengapa kita harus begitu suci untuk tidak mendengarkan musik dunia, lagi pula tidak semua musik dunia membawa pesan berbahaya, bahkan beberapa penyanyi dunia adalah orang-orang Kristen...” Kita memang masih hidup di dunia ini, kita belum di surga. Kita juga dapat melihat memang beberapa artis begitu sopan, bahkan mereka mengaku Kristen. Tapi dengan penjelasan tentang musik dunia selama ini tidakkah telah membuka mata kita untuk mulai mengerti bahwa ada pesan-pesan jahat disetiap pakaian sopan mereka, bahkan dibalik kekristenan mereka. Pemahaman kita yang selama ini menganggap bahwa pesan-pesan jahat hanya ada di musik-musik cadas ternyata keliru. Dari Penjelasan tentang musik Tatanan Dunia Baru selama ini membuat kita mengerti bahwa hampir semua jenis musik dunia ternyata membawa pesan-pesan jahat dari iblis, dari mulai pop, hip-hop, rap, country, jazz hingga  Kpop tidak luput dari pesan-pesan tersembunyi iblis dan pesan-pesan Tatanan Dunia Baru.
Percaya atau tidak, musik telah membentuk nilai-nilai generasi muda di dunia ini lebih besar dari yang kita kira, termasuk nilai-nilai di gereja. Iblis telah memanfaatkan waktu selama bertahun-tahun untuk mendapatkan “kepercayaan” orang-orang, terutama orang-orang Kristen, dalam musik dunia dengan menyembunyikan kejahatannya melalui simbol-simbol, backmask message, personafikasi, submillinal message dan sebagainya yang disembunyikan dalam area yang begitu dibutuhkan oleh seluruh umat manusia di dunia ini, yaitu musik. Musik memang salah satu kebutuhan hidup manusia. Namun apapun jenis musik yang disukai dan digemari bila didengar dan dinikmati secara terus-menerus, cepat atau lambat akan mengakibatkan pengaruh tertentu, dan kebanyakan musik dunia membawa pesan-pesan satanisme. Tujuannya, supaya semua orang dan umat Kristen dapat menerima pesan-pesan terselubung untuk mempersiapkan mereka masuk dalam Tatanan Dunia Baru. Berhati-hatilah! Iblis berusaha tanpa henti untuk merebut sebanyak mungkin umat percaya dengan berbagai tipuan termasuk dunia musik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Keluarlah dari Babel
“Keluarlah dari Babel, larilah dari Kasdim! ... TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!” (Yes 48:20)
Tatanan Dunia Baru adalah masa yang Alkitab sebut dengan Babel Besar. Yesaya sudah memperingatkan kita untuk keluar dari Babel, yang berarti kita sebagai orang-orang tebusan-Nya untuk keluar dari sistem Babel, termasuk musik-musik dunia. Kol 3:5-11 mengatakan pada kita untuk tidak kembali kepada manusia lama kita, kita telah ditebus oleh darah-Nya yang mahal.

Jika Saudara terikat pada musik dunia, akuilah itu dihadapan-Nya sehingga Ia mengampuni kita dan memampukan kita terikat dari musik-musik dunia, memang ini tidak mudah, perlu kerelaan hati yang sungguh-sungguh dan keinginan yang kuat untuk hidup kudus dihadapan-Nya. Jika Saudara tidak mampu, Saudara dapat menghubungi hamba-hamba Tuhan di bagian pelepasan sehingga Saudara mendapatkan pelayanan yang lebih lanjut untuk mematahkan keterikatan terhadap musik dunia dan mematahkan kutuk-kutuk yang disebarkan oleh musik-musik yang selama ini kita dengarkan dan menolong kita untuk meninggalkan musik dunia. Amin. (Vs.)

 

Daftar Pustaka :
- April and Wayne Show, “Satanic Music Industry,” http://www.youtube.com/ user/AprilandWayneShow
- A-Z Lyrics Universe; http://www.azlyrics.com
- Album Artwork search engine, “Cover My Tunes”; www.covermytunes.com
- Hali Daniel Lie, “Gereja setan di Indonesia?” (2001); Penerbit Agiamedia.
- Jesus is savior, “Satan’s Music.” http://www.jesus-is-savior.com
- John Handol ML, “Nyanyian Lucifer” (2002); Yayasan ANDI.
- Marilyn Hickey, DR., “Kode Rahasia Neraka,” (2010); Penerbit ANDI.
- The Vigilant Citizen, “Music Business,” http://www.vigilantcitizen.com
- Whale, “Luciferian Symbolism,” http://www.whale.to/b/symbols_h.html
- Wikipedia, http://www.wikipedia.org