Seri Akhir Zaman Bagian ke-37

MENUJU " TATANAN DUNIA BARU " -10


MUSIK - 4

 

      

Menuju Tatanan Dunia Baru
( Bagian 10 “Musik” 4)

MEMPERSIAPKAN DUNIA MUNUJU SODOM DAN MESIR
Musik dunia adalah SALAH SATU cara iblis mempersiapkan dunia ini menuju kepada Tatanan Dunia Baru. Istilah Tatanan Dunia Baru (New World Order) sendiri hanyalah kedok, sebab tatanan dunia yang digembor-gemborkan adalah sebuah masa yang Alkitab sebut sebagai “masa kesusahan besar” (Why 7:14), masa dimana iblis melalui Antikris akan menguasai seluruh dunia ini selama 7 tahun. Tatanan Dunia Baru adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyatuan segala bidang kehidupan manusia untuk memasuki masa pemerintahan Antikris tersebut. Antikris akan menjadi pemimpin tunggal dunia ini, ia akan memimpin seluruh umat manusia, semua negara, semua bidang usaha, agama, perekonomian dan keuangan hingga mengkontrol apapun yang manusia lakukan. Tatanan Dunia Baru adalah sebuah tatanan dunia menuju PERBUDAKAN GLOBAL. Tatanan Dunia Baru adalah gerakan tersembunyi iblis memanipulasi dan kemudian mendominasi sehingga pada akhirnya dapat mengendalikan masyarakat dunia untuk berfikir dan melakukan seperti apa yang iblis ingin manusia lakukan, yaitu melawan Allah, sebagaimana penduduk Babel dulu melawan Allah.
Alkitab sering menggunakan istilah-istilah dan nama untuk menyebutkan masa 7 tahun pemerintahan Antikris tersebut, seperti: Waktu kesusahan bagi Yakub (Yer 30:7), Kesesakan yang besar (Dan 12:1), kesusahan yang besar (Why 7:14), hari besar murka (Why 6:17), masa siksaan (Mat 24:21-29) dan sebagainya. Selain istilah-istilah tersebut, Alkitab juga sering menyebutkan masa tersebut dengan nama-nama kerajaan, kota atau negara masa Alkitab, seperti: Babel (Why 17:5), Sodom dan Mesir (Why 11:8). Mengapa disebut demikian? Karena keadaan masa kesusahan besar memiliki kesamaan-kesamaan seperti keadaan kerajaan atau kota tersebut. Untuk Babel Saudara dapat melihat pada Buletin Doa edisi 161/Maret 2012 lalu, sedangkan untuk Sodom dan Mesir akan dibahas pada edisi ini.

Sodom ibukota dunia
Alkitab menubuatkan bahwa Yerusalem akan menjadi ibukota dunia dimasa tujuh tahun kesusahan besar, tepatnya pada tiga setengah tahun yang kedua. Antikris dan tentara “Romawi Baru” akan menduduki Yerusalem dengan jalan mengingkari perjanjian yang dibuatnya dengan Israel (Dan 9:27), dari kota Yerusalem inilah Antikris kelak akan menjalankan pemerintahan global dunia. Antikris juga akan menyatakan diri sebagai Allah di Yerusalem, menajiskan Bait Suci (II Tes 2:4) dengan duduk di tempat maha kudus dan menyatakan diri sebagai Allah. Inilah sebabnya mengapa Alkitab menyebut Babel terhadap masa itu, sebab keadannya serupa dengan keadaan menara Babel dulu dimana seluruh dunia dipimpin oleh satu orang diktator kejam yang bernama Nimrod dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Akan tetapi selain disebut sebagai Babel, masa itu juga Alkitab sebut sebagai Sodom dan Mesir! Perhatikan ayat ini:
“Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.” (Why 11:8)
Ayat tersebut adalah penglihatan rasul Yohanes tentang kematian kedua saksi Allah di suatu kota yang tidak disebutkan namanya. Tapi dari petunjuk yang diberikan, “...di mana juga Tuhan mereka disalibkan,” maka dapat dipastikan bahwa kota tersebut adalah kota Yerusalem, ibukota dunia saat itu. Mengapa? Sebab dulu Tuhan Yesus memang disalibkan di Yerusalem, bahkan sebelum kematian-Nya, Tuhan Yesus sudah mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan disalibkan di Yerusalem (lih. Mat 20:17-19). Namun yang mengejutkan adalah kota Yerusalem saat itu memiliki nama rohani / kiasan yang sangat buruk, yaitu Sodom dan Mesir. Yerusalem, yang namanya berarti “Kota Damai” tiba-tiba dijuluki sebagai kota Sodom dan Mesir, itu pasti dikarenakan pemerintahan Antikris sangat-sangat bejat seperti Sodom dan Mesir. Saat itu pasti Antikris memimpin seluruh dunia ini masuk dalam kerusakan moral yang hebat sehingga ibukotanya, Yerusalem, disebut Sodom dan Mesir. Disebut demikian pasti karena keadaan dunia memang seperti keadaan Sodom kuno dan Mesir kuno dahulu seperti Alkitab catat. Aktifitas penyembahan setan dan okultisme masa itu akan menyerupai apa yang terjadi seperti di Mesir kuno dulu, begitu juga dosa Sodom seperti penyimpangan seksual, materialistis dan kejahatan akan sangat meningkat pada masa 7 tahun kesudahan besar.
Keadaan dunia seperti Sodom dan Mesir tidak bisa muncul begitu saja dalam waktu singkat, harus ada persiapan matang dan lama untuk mengkondisikan masyarakat dunia menjadi masyarakat Sodom dan Mesir, dan disinilah peran musik dunia sebagai SALAH SATU alat untuk mempersiapkan masyarakat dunia masuk pada masyarakat Sodom dan Mesir tersebut. Video-video musik sekarang ini tidak ubahnya merupakan pornografi yang menjijik-kan dengan lirik-lirik lagu yang keji, tak bermoral dan okultis, semuanya berpusat pada iblis. Dan itu semua sudah dan akan terus membawa masyarakat dunia kepada kebobrokan moral untuk mempersiapkan suatu masyarakat atau generasi yang rusak memasuki masa pemerintahan Antikris yang tidak lama lagi.
PESAN-PESAN DALAM MUSIK
Berikut pesan-pesan yang terkadung dalam musik dunia, baik lirik, simbol-simbol, cover, video klip, dan pesan-pesan terselubung mereka:
1. Pesan melawan Kristus
Perhatikan foto-foto di bawah ini:
Musik adalah “alat” untuk mempersiapkan manusia di dunia ini untuk melawan Allah, yang puncaknya adalah saat masa Antikris berkuasa di dunia ini. Daniel sudah melihat akan hal itu, dan ia menuliskan di kitabnya bahwa Antikris akan membawa seluruh umat manusia menentang Allah yang benar...
“Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi,...” (Dan 7:25a)

1. Madonna, “Gang Bang,” MDNA Tour (2012). 2. Madonna, “Live to Tell,” Confessions Tour (2006); 3. Madonna, “Like a prayer” (1989); 4. Lana De Rey, “Born to Die”; 5. & 6. Lady Gaga; 7. Christian Death, “Sex and Drugs and Jesus Christ”; 8. Behemoth, “Slaves Shall Serve”; 9. Marilyn Manson, “Coma White”; 10. Katy Perry.
Masa itu, dunia akan dipenuhi oleh hujatan terhadap Allah yang benar, nama Yesus akan sangat dibenci, salib dibalik dan dibakar, Alkitab akan menjadi buku yang sangat dilarang dan dimusnahkan, tapi iblis akan disanjung-sanjung, Antikris akan disembah dan nabi palsu akan sangat dihargai. Bagaimana itu bisa terjadi, bukankah seluruh dunia sejak kecil sudah diajarkan norma-norma kesusilaan di sekolah, bukankah sebagian besar penduduk dunia saat ini sudah beragama dan diajarkan untuk tidak menyembah setan? Jawabanya adalah melalui musik dunia, sebab musik dunia mengadung pesan-pesan iblis yang dimasukkan ke dalam diri manusia yang pada akhirnya, saat Antikris muncul, akan “meledak” dan menghasilkan pemberontakan terhadap segala allah dan Allah yang benar, sebab sejak dulu iblis telah memasukkan isme-isme pemberontakan terhadap Allah melalui musik. Jika kita melihat video-video klip di atas, bagaimana artis-artis dunia telah menanamkan kebencian terhadap Kristus melalui klip, cover CD, lirik dan pesan-persan terselubung melalui simbol-simbol tangan (seperti isyarat tangan tanduk), pesan-pesan terselubung blackmasking dan subliminal.
Kebanyakan musik masa kini bernada mengejek, mencemoohkan, menghina, dan menghujat Allah. Musik dunia sangat tidak bersahabat dengan nilai-nilai kebajikan, apa lagi nilai-nilai kekristenan. Pencemoohan karya Kristus di kayu salib sering menjadi tema musik dunia, mereka membalikkan salib, membakar-nya dan sering mengantikan pribadi Tuhan Yesus di kayu salib dengan diri mereka hingga wanita-wanita telanjang. Kita sering mengira bahwa penghinaan terhadap Tuhan Yesus hanya dilakukan oleh musik-musik cadas, tapi jika kita memperhatikan cover-cover CD di samping kiri ini kita dapat melihat bahwa mereka berasal dari genre pop, hip-hop, rap hingga punk, bukan musik rock ataupun heavy metal.
2. Pesan ritual penyembahan setan
Perhatikan cover CD dan foto-foto di atas. Jika kita melihat sampul CD, konser musik maupun video klip para pemusik dunia, maka kita dapat melihat dalam beberapa kasus para  penyanyi suka menggunakan darah dalam tema musik mereka (terkadang darah palsu, tetapi terkadang merupakan darah asli). Itu bukan tanpa arti, sebab itu adalah simbol dari ritual pengorbanan darah binatang atau manusia (blood ritual) dalam ritual penyembahan setan (Black Mass).
Beberapa musik, entah itu lirik, musik, gerak dan klip dibuat berdasarkan ritual-ritual penyembahan setan, bukan hanya musik rock atau metal, tapi hampir di setiap jenis musik berhubungan dengan ritual-ritual penyembahan setan. Mengapa? Sebab kemampuan dan akal budi manusia tidak akan sanggup menciptakan blackmasking, subliminal message, simbol berarti ganda, lirik berarti ganda dan sebagainya, terlalu rumit dan diluar nalar manusia tentunya. Oleh sebab itu diperlukan kuasa supra natural untuk mewujudkan itu semua yaitu dengan upacara/ritual pemanggilan setan sebelum atau sesudah proses rekaman dilakukan, tapi dalam ritual ini tidak bisa dilakukan tanpa korban persembahan, yaitu mempersembahkan darah segar, yang biasanya berupa darah binatang, darah manusia (biasanya dengan mengambil jantung dan meminum darahnya) hingga penggunaan darah bayi hasil aborsi. Dalam ritual ini hasil rekaman (master) akan di “berkati” sebelum akhirnya diproduksi masal, dengan mengundang Lucifer untuk mengisi setiap kata-kata (lirik), musik, dan apapun yang berhubungan dengan album musik yang sedang diproduksi untuk dipenuhi oleh kuasa-kuasa gelap. Sebagai persembahan, maka dilakukan pengorbanan hewan atau manusia untuk diambil darahnya sebagai persembahan kepada Lucifer. Ritual penyem-bahan setan ini juga termasuk mengundang roh-roh jahat di udara yang akan terlibat langsung dalam musik tersebut untuk menarik orang-orang ke konser musik, membeli rekaman, mempengaruhi orang untuk mengidolakan artis yang bersangkutan dan mempengaruhi pendengar musik dengan hal-hal buruk dan melawan Allah. Tidak heran mengapa banyak artis yang baru seumur jagung namun telah memiliki ketenaran dan idola hingga seluruh dunia, padahal dari kualitas musik dan suara mereka tidak begitu baik.
1. Jeffree Star, “Beauty Killer”; 2. Testament, “Souls of Black”; 3. Rammstein, “Liebe ist für alle da” (2009); 4. Lady Gaga, saat penampilannya di MTV VMAs 2009; 5. Ke$ha, “$leazy Tour” Brisbane 2011; 6. Die Antwoord, “Ten$ion” (2012); 7. Exo (Kpop), “Mama”.


3. Membiasakan manusia dengan makhluk-makhluk neraka
Selama masa kesusahan besar, aktivitas kuasa-kuasa gelap akan sangat meningkat. Roh-roh jahat akan menyatakan dirinya secara fisik yang nyata, sebab saat itu iblis adalah penguasa tunggal bumi. Saat itu, Roh Kudus dan umat percaya yang selama ini menahan kuasa-kuasa jahat sudah diangkat dalam pengangkatan (rapture). Akan ada banyak penampakan setan secara terang-terangan, dan mereka akan berkeliaran di bumi. Penyembahan setan, sihir dan berbagai praktek okultisme yang dilakukan oleh manusia akan menjadi pemandangan yang umum seperti di Mesir dulu (Kel 7:11), bumi layaknya pesta hellowen, dan keadaan ini akan mencapai puncaknya pada saat dibukanya pintu lubang jurang maut sehingga keluarlah mahluk-mahluk neraka secara nyata dan menyiksa manusia untuk waktu 5 bulan (Why 9:1-11).
Untuk menyiapkan masa yang mengerikan itu iblis telah mempersiapkan manusia melalui kostum dan riasan-riasan zombie (sebutan untuk mayat hidup sistem kepercayaan voodoo), wajah setan dan sebagainya. Musik dan film adalah usaha iblis agar manusia terbiasa dengan hal-hal okultis dan kehadiran makhluk-makhluk neraka yang tidak lama lagi akan dilepaskan menguasai bumi setelah orang-orang percaya dan Roh Kudus diangkat dalam pengangkatan. Wajah-wajah dan tata rias setan seperti foto-foto di atas dan di bawah ini bukan imajinasi manusia semata, ini adalah wajah-wajah asli iblis dan makhluk neraka yang gambarannya didapat manusia berdasarkan perjanjian dengan iblis.

4. Pesan percabulan
“Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” (Yud 1:7)
Selain seperti Mesir, keadaan masa kesusahan besar tidak ubahnya seperti keadaan Sodom dan Gomora, yaitu keadaan manusia yang sangat bejat dalam hal percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar. Kebejatan ini akan melanda seluruh bumi, oleh sebab itu tidak heran jika ibukotanya, Yerusalem, disebut Sodom. Sebenarnya kebejatan moral dalam hal seksualitas sudah terjadi saat ini, setiap tahun dunia ini mengalami peningkatan dalam hal kemerosotan moral. Jika kita melihat angka statistik tentang pemerkosaan, jumlah remaja yang melakukan seks diluar nikah, aborsi, single parent, dan penyimpangan-penyimpangan seksual akan sangat mencengangkan. Jika dulu kata “homoseksual” saja masih asing ditelinga kita, akan tetapi kini dunia kekurangan kata-kata untuk menyebutkan semua penyimpangan seksual yang ada, padahal saat ini masih ada Roh Kudus dan orang-orang percaya yang bersyafaat menghancurkan kuasa-kuasa jahat perzinahan, sehingga tidak dapat dibayangkan seperti apa penyimpangan seksual yang akan terjadi nanti setelah Roh Kudus dan orang-orang percaya sudah diangkat.
Berikut pesan-pesan penyimpangan seksual dalam dunia musik yang iblis sebarkan dalam rangka mempersiapkan manusia memasuki masa pemerintahan Antikris:
I. Pesan Sex Bebas
Pada tahun 1960-an Amerika Serikat terlibat dalam perang Vietnam. Perang ini sangat berbeda dengan pengalaman AS di Perang Dunia ke-2, sebab perang ini sangat brutal, lama, melibatkan rakyat sipil yang sukar untuk dibedakan mana lawan mana kawan, berbagai penggunaan senjata-senjata pemusnah masal yang mengerikan. Perang Vietnam sangat menguras tenaga dan keuangan AS, belum lagi jumlah tentara AS yang terlibat dan yang tewas memaksa AS memberlakukan wajib militer bagi anak-anak mudanya saat itu. Keadaan perang yang sangat mengerikan tersebut membangkit-kan sekelompok masyarakat muda AS (yang kemudian dikenal dengan sebutan kaum hippie) untuk memprotes pemerintahan AS agar menghentikan pengiriman tentara AS ke Vietnam dan menghentikan perang. Dalam gerakan protes tersebut mereka membuat slogan “Make Love, Not War.” Slogan tersebut sungguh indah bukan? Artinya kira-kira begini: “Ciptakan cinta, bukan perang.” Slogan ini untuk pertama kali digunakan dalam aksi protes besar-besaran untuk menentang perang Vietnam di Eugene, Oregon, AS pada tahun 1965.
Jika kita membaca sekilas saja maka slogan “Make Love, Not War” terlihat sangat baik, yaitu sebuah pesan perdamaian (PEACE) agar dunia tidak saling berperang melainkan menciptakan cinta/kasih. Tapi tahukah Saudara bahwa slogan tersebut adalah slogan berarti ganda, ya!, terdapat arti tersembunyi yang artinya sangat bertolak belakang dengan pesan perdamaian itu sendiri. “Make Love” bukan berarti “ciptakan cinta”, tapi itu adalah sebuah ungkapan yang artinya “bercinta”, atau “hubungan badan antara pria dengan wanita” yang sering dikenal dengan singkatannya ML, sebab kaum hippie adalah kelompok anak muda AS yang memimpikan kehidupan bebas, menciptakan komunitas sendiri/terasing, membebaskan diri dari kemelut dunia melalui musik, menikmati obat-obatan terlarang seperti nakotika, Amfetamin (obat-obatan ilegal pembangkit kesenangan dan percaya diri), LSD (narkotika halusinogen), ganja (marijuana), ketertarikan terhadap agama-agama Timur, yoga, New Age Movement (akan dibahas pada edisi yang akan datang) pelestarian lingkungan hidup, anti-perang (Not War), dan yang paling menonjol adalah ketertarikan pada eksperimen bentuk-bentuk alternatif seksualitas yang menjurus kepada prilaku penyimpangan seksual. Dampak dari kebebasan seksual tersebut akhirnya membawa anak muda AS melakukan hubungan badan sebelum pernikahan. Dari kaum hippie inilah lahir gerakan “revolusi seksual”, seks bebas, kampanye pengakuan hak-hak kaum gay, kesetaraan perempuan, dan kehidupan nudist (tanpa busana/ telanjang). Dari slogan “Make Love” itu akhirnya kaum hippie mempengaruhi masyarakat luas dengan aktifitas “seks bebas”. Salah satu promosi seks bebas kaum hippie ini dipopulerkan oleh John Lennon dalam lagunya “Mind Games” (1973), bahkan dalam sampul album sebelumnya “Two Virgins,” (1968) John Lennon dan istrinya, Yoko Ono, berfose tanpa busana sama sekali. Jadi slogan “Make Love, Not War” bukan slogan perdamaian (PEACE) tapi merupakan slogan para pecinta “kebebasan,” seperti: seks bebas, para nudist, para penggemar obat-obatan terlarang, pecandu rokok, ganja, alkohol, para korban broken home, dan para pelaku penyimpangan seksual. “Make Love, Not War” adalah ajakan seks bebas.
Untuk menyalurkan “kebebasan” mereka, pada tanggal 15-18 Agustus 1969 mereka mengadakan Festival Woodstock pertama (Woodstock Music and Art Fair) di desa Woodstock, New York. Acara ini dianggap sebagai salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah musik pop. Namun jika dilihat, isi acara dan keadaan penonton yang hadir selama 3 hari festival tersebut maka keadaannya tidak ubahnya “Sodom dan Gomora kecil,” sangat menjijikkan! Grup-grup musik penyembah setan silih berganti mengalunkan musik-musik “kebebasan”, demikian juga dengan para penonton yang hadir, mereka begitu kompak tapi kompak yang negatif, mereka saling berbagi obat-obatan terlarang dan menghisap ganja. Sebagian lagi datang berpasang-pasangan, pria dan wanita namun tanpa busana (telanjang), mereka mabuk, berhubungan badan di rumput dihadapan banyak orang tanpa rasa malu, dan melakukan berbagai kebejatan moral seperti keadaan Sodom dan Gomora. Pemusik yang terkenal kala itu adalah: “Rolling Stones,” kata “Rolling” sendiri berarti sepasang pria dan wanita yang saling memeluk erat dengan berahi lalu berhubungan badan hingga berguling-guling (rolling); “Jimi Hendrix,” gitaris yang sangat identik dengan penggunaan marijuana, bahkan kematiannya pun disebabkan oleh over dosis; “The Beatles,” grup musik yang dipengaruhi ajaran agama Timur dan berguru pada Mahareshi Mahesh Yogi (India) dan mempopu-lerkan budaya hippie.
Sejak tahun 70-an, gerakan hippie sebagai gerakan protes memang memudar, tapi tidak dengan gerakan revolusi seksual mereka. Warisan kebebasan seksual yang dipopulerkan kaum hippies terus diwariskan dalam dunia musik, bahkan kian hari kian meningkat. Musik sudah menjadi alat iblis untuk mendirikan Sodom di akhir jaman ini, iblis menggunakan kekuatan pengaruh musik yang besar bagi kehidupan manusia untuk mengkontrol alam bawah sadar manusia dalam mengubah prilaku seks manusia yang normal kepada kehidupan seks seperti Sodom, yaitu mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar (Yud 1:7)
Perhatikan pendapat para pakar dan artis musik dunia tentang musik berikut ini:
Pop music is sex, and you have to hit them in the face with it.” (Andrew Oldham, manager rekaman “Rolling Stones”)
“Sex is where its at in music... and I like it.” (Johnny Bristol, musisi dan produser)
“Rock 'n' roll is 99% sex.” (John Oates, musisi, pencipta lagu dan produser)
Mengapa mereka bisa mengatakan bahwa musik adalah seks? Karena memang isi dari musik kebanyakan berisi tentang ajakan dan mencontohkan berbagai penyimpangan seksual. Majalah The Atlantic edisi September 2011 menulis sebuah artilel tentang data yang berjudul cukup mengejutkan: “92% of Top Ten Billboard songs are about sex.” Scott Barry Kaufman, Ph.D. lebih spesifik mengatakan bahwa hingga tahun 2009 musik pop telah menjadi musik no. 1 dalam mempromosi-kan seks, jauh mengalahkan musik lain. 
Freddie Mercury, salah satu personel grup musik Queen. Sekalipun seluruh personel merupakan pria (Maskulin), namun mereka meng-gunakan kata Queen (Feminim/ Wanita) untuk grup mereka, itu karena Freddie sendiri merupakan seorang gay dan akhirnya terjangkit HIV/AIDS hingga tewas. Foto dalam lingkaran adalah foto Freddie setelah terjangkit HIV/AIDS, sungguh mengerikan bukan! Tapi ini merupakan peringatan kepada kita seperti Firman Tuhan di dalam Yudas 1:7 yang berkata: “Sama seperti Sodom ... melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar ... telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”

Bagaimana musik dapat membawa manusia untuk melakukan seks dan penyimpangan seksual? Perhatikan cuplikan lirik-lirik lagu berikut ini:
George Michael dalam lagunya “I Want Your Sex,” berisi kata-kata slank (prokem) yang kebanyakan mengandung arti cabul.
Lady Gaga dalam video klip lagunya “Alejandro” penuh dengan adegan-adegan penyerangan dan kekerasan seksual, sedangkan dalam penampilannya di lagu “Bad Romance” mengambarkan Gaga sebagai budak seks.
Demikian juga dengan judul-judul lagu, sepertinya para artis malah bangga untuk membuat judul lagu dengan kata-kata, tema, dan metafora (kata-kata kiasan) tentang seks, seperti: “Sex on the beach,” Vengaboys; “What’s your fantasy,” Ludacris; “Love sex and magic,” Ciara feat Justin Timberlake, “Birthday sex,” Jeremih; “Sex on fire,” Sugarland / Kings of Leon; “Gimme head,” E40; “Put it in your mouth,” Akinyele; “My neck my back,” Khia; “How many licks,” Lil Kim; “Magic stick” 50 Cent, “Every girl and Lollipop” Lil Wayne; “Hotline,” Pretty Ricky; “Pearl necklace,” ZZ Top; “Afternoon delight,” Starland Vocal Band, “Shake that ass,” Eminem; “Closer” Nine inch nails; “Back that azz,” Juvenile; “Warm Valley, Satin Doll,” Duke Ellington; dan masih banyak lagi... Kata-kata sengaja tidak diterjemahkan atau diartikan sebab artinya sangat cabul, sebagai contoh lagunya Aaliyah yang berjudul “Rock the boat.” Kata “boat” adalah kiasan untuk alat kelamin wanita. Sony BMG bahkan memberi stiker khusus pada beberapa album musik dengan huruf kapital semua: “STRONG LANGUAGE, SEXUAL + VIOLENT CONTENT” untuk memperingatkan orang tua terhadap unsur-unsur kata-kata kasar, unsur seksual dan unsur kekerasan dalam musik yang anak-anak mereka dengar. Judul-judul yang disebut di atas hanya sebagian kecil yang dapat di cantumkan, ini belum termasuk pesan-pesan terselubung seks melalui simbol dan gerak, kata-kata dibalik blackmasking dan lainnya yang artikel ini tidak akan cukup untuk menulis semua itu.
Pesan-pesan seks dalam musik memberikan kontribusi besar dalam mendorong kalangan anak muda di seluruh dunia untuk melakukan seks bebas. Pesan-pesan seks telah meningkatkan kasus-kasus penyerangan seksual, pemerkosaan, pelecehan seksual, meningkatnya kasus hubungan seks diluar nikah di kalangan anak muda yang sudah merembet ke anak-anak usia dini, meningkatnya kasus aborsi, fantasi seks, penyimpangan seksual, penyebaran penyakit seksual seperti HIV/AIDS, hingga gaya berpakaian masyarakat dunia ke arah yang semakin seronok yang diakibatkan perbuatan meniru dari masyarakat dunia terhadap artis-artis dunia, sehingga apapun yang dipakai, dilakukan dan gaya hidup para artis musik pasti ditiru. Sekalipun tidak pantas, namun gaya pakaian apapun yang artis pakai pasti ditiru, termasuk melakukan apapun yang mereka lakukan seperti kawin cerai, penggunaan obat-obatan terlarang pun pasti ditiru.
Menurut penelitian Dr. Brian A. Primack, MD, Ed.M, MS., di Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Pittsburg School of Medicine, menyatakan bahwa remaja yang lebih suka mendengarkan musik-musik populer yang berisi muatan-muatan seksual lebih dari 14 jam seminggu akan meningkatkan aktifitas seksual mereka, seperti fantasi seks, dorongan melakukan aktifitas seksual seperti masturbasi, hubungan badan diluar nikah, pelecehan seksual dan sebagainya. Dr. Primack akhirnya berkomentar bahwa paparan seks dalam pesan media dapat menjadi faktor risiko untuk berkembangnya aktifitas seksual dini. Menurutnya lagi, di Amerika Serikat, lirik lagu bermuatan paparan seks bertanggung jawab terhadap 700.000 kehamilan remaja dan penularan penyakit menular seksual terhadap 25% remaja setiap tahun. Itu berarti tidak dapat dipungkiri bahwa musik telah membawa generasi muda AS (dan merembet ke seluruh dunia) masuk pada kebejatan Sodom!
II. Pesan LGBT
“Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.” (Kej 19:4-5)
Kata-kata “supaya kami pakai mereka” pada ayat di atas dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari ditulis: “supaya kami dapat bercampur dengan mereka!” Kata “bercampur” berasal dari kata “campur” yang dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah kiasan untuk bersetubuh, sama seperti dalam terjemahan Inggris (NIV) yang menggunakan kata “bersenggama”, yaitu bersetubuh. Persetubuhan adalah hal yang kudus yang Tuhan berikan kepada manusia, antara wanita dan pria untuk menghasilkan keturunan (Kej 1:28). Akan tetapi dalam kejadian di Sodom malam itu, seluruh laki-laki di kota Sodom mengepung rumah Lot untuk dapat bersetubuh dengan para tamu Lot yang adalah laki-laki juga. Dari sini kita dapat melihat betapa rusaknya moral laki-laki di kota Sodom, mereka terbiasa hidup dengan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar yaitu mengejar kepuasan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual/pemburit, I Kor 6:9), laki-laki bersetubuh dengan laki-laki (gay), wanita dengan wanita (lesbi), orang dewasa dengan anak-anak (fedofilia), persetubuhan dengan saudara sekandung (inses) bahkan hingga bersetubuh dengan binatang (Kel 22:19). Dari keadaan orang-orang Sodom inilah maka muncul istilah “sodomi,” yaitu istilah yang menunjuk kepada penyimpangan seksual homoseksualitas yaitu laki-laki memperkosa laki-laki.
Fanservice, tujuan artis-artis ini melakukan fanservice adalah untuk merangsang para penonton. para artis memamerkan tubuh, melakukan penyim-pangan seksual, mengenakan pakaian dan melakukan gerakan-gerakan sensual untuk membangkitkan berahi para pengemar sehingga akhirnya mereka melakukan hal yang sama. 1. Madonna & Christina Aguirela; 2. Rihanna & Katy Perry; 3. Hyun-seung & Junh-yung (Beast); 4. Heechul & Siwon (Suju); 5. & 6 Eunhyuk & Siwon; 7. Soo Hyun & Jo Kwon; 8. Lee Hongki & Kim Heechul; 9. Siwon & Kyuhyun; dan masih banyak lagi...
Kini, kota Sodom memang telah hancur, orang-orangnya pun telah musnah dalam penghakiman Tuhan melalui hujan api dan belerang, tapi Sodom akan dibangkitkan kembali oleh iblis, bumi akan kembali dipenuhi kerusakan moral seksualitas seperti Sodom. Melalui musik, film dan berbagai media, sedikit demi sedikit iblis sedang membawa manusia kembali pada kehidupan masyarakat Sodom dulu, yaitu mengembalikan kehidupan seksual yang menyimpang, rusak, melawan Allah, tidak pantas dan menjijikkan, seperti halnya hubungan seksual diantara sesama jenis (homoseksual). Kelompok musik Queen dalam albumnya We Are The Champion, lagu yang sangat populer ini menyuarakan tentang homosekual, lagu ini adalah kebanggaan kaum homoseks yang lazim disebut gay liberation. Penyanyi Prince dalam lagunya Sister bercerita tentang pengalaman persetubuhannya dengan adik perempuannya sendiri (inses), dan banyak lagi...
Pada dasarnya manusia menolak segala penyimpangan seksual, namun bagi pecinta musik dunia, mereka sedang menerima “gempuran” yang tak henti-henti dari pesan-pesan audio dan visual musik yang mengandung muatan-muatan penyimpangan seksual. Pesan ini sengaja disisipkan untuk mengubah pola fikir secara perlahan-lahan yang pada akhirnya akan melunak-kan pemahaman manusia sehingga pada akhirnya akan terbiasa, menerima, dan melakukan hal yang sama seperti yang iblis ingin kita lakukan.
Pada awalnya artis-artis musik yang yang muncul adalah pria, beberapa dari mereka secara terselubung menawarkan kehidupan gay pada para pendengarnya, pengaruhnya sangat besar, sebagai public figure mereka telah membangkit-kan rasa percaya diri bagi kaum gay dan memunculkan gay-gay baru yang sebelumnya menganggap hal tersebut tabu dan memalukan. Saat itu muncullah sebutan “komunitas gay”. Dengan berjalannya waktu maka muncullah artis-artis wanita, dan seperti halnya artis-artis pria yang membawa pesan-pesan terselubung penyimpangan seksual, artis-artis wanita ini juga membawa pesan yang sama, sehingga mengakibatkan penyimpangan-penimpangan seksual juga semakin berkembang, akibatnya pada tahun 1990-an frasa “komunitas gay” tidak relevan lagi, maka diciptakanlah sebutan LGBT yang merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Frasa LGBT lebih memiliki arti luas, lebih beranekaragam, lebih mewakili identigas seksual dan gender. Lesbian adalah istilah bagi wanita yang orientasi seksualnya tertarik kepada wanita lagi; Gay adalah istilah bagi pria yang orientasi seksualnya tertarik kepada pria lagi. Biseksual adalah istilah bagi seseorang yang orientasi seksualnya bisa tertarik kepada sesama jenis atau lawan jenis sekaligus; sedangkan Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berfikir atau terlihat berbeda jenis kelamin seperti saat mereka lahir, mereka biasanya mendeskripsikan dirinya dengan cara berpakaian dan berdandan selayaknya seorang yang berjenis kelamin lain (Cross-dressing), namun dengan teknologi kedokteran yang canggih seperti sekarang ini, transgender dapat disalurkan melalui proses operasi ganti kelamin dan operasi plastik.
LGBT adalah gaya hidup Sodom! Sekalipun beberapa negara dan pemimpin negara telah melegalkan LGBT atas dasar hak asasi manusia, namun LGBT tidak bisa dibenarkan secara Alkitabiah. LGBT adalah gaya hidup yang dibangun iblis untuk membawa manusia pada kehidupan Sodom di akhir zaman, dan dunia musik ikut andil untuk merealisasikan rencana iblis tersebut, salah satu yang menonjol adalah penyanyi Madonna dan Lady Gaga (sebetulnya masih banyak lagi), lagu-lagunya sangat mempromo-sikan LGBT. Selain menekuni dunia musik, Lady Gaga adalah aktifis LGBT. Perhatikan album terbarunya yang berjudul “Born This Way”, jika nama Lady Gaga digabungkan dengan judul lagu tersebut maka akan tersusun kata-kata “Lady Gaga Born This Way”, tapi ini adalah frasa bermakna ganda yang jika disingkat akan menghasilkan frasa “LGBTW” yang merupa-kan singkatan dari Lesbian, Gay, Bisek-sual, Transgender, Warior!

Rainbow flag, logo resmi kaum LGBT.

 


 

Perhatikan segitiga warna pink pada album Lady Gaga “Born This Way” di bawah ini, segitiga itu bukan hiasan belaka, tapi itu adalah “pink triangle”, salah satu lambang dari LGBT. Segitiga pink pertama kali digunakan di kamp konsentrasi Nazi Jerman pada PD II. Segitiga pink atau Rosa Winkle dalam bahasa Jerman adalah salah satu warna badge untuk identifikasi tahanan laki-laki yang dikirim ke sana karena mereka homoseksual. Hitler sangat membenci kaum homoseksual. Segitiga ini disematkan kepada para tahanan homo-seksual untuk mempermalukan mereka. Setelah Nazi kalah oleh sekutu, tahanan kamp-kamp konsentrasi dibebaskan, tapi tidak dengan tahanan homoseksual, mereka tetap ditahan sekalipun Jerman sudah dibawah pemerintahan sekutu dan kemudian Republik Federasi Jerman. Pada tahun 1970-an, kaum gay mem-protes hak-hak gay yang selalu ditekan, dalam setiap aksi protes mereka mengenakan lambang segitiga pink sebagai simbol tekanan kaum gay. Sekarang lambang segitiga pink dan warna pink telah diakui sebagai simbol kaum gay internasional dan simbol gerakan emansipasi hak-hak kaum homoseksual.
Pink Triangle symbols. Jika kita perhatikan konser musik, sampul CD atau video musik maka kita akan menemukan pengunaan simbol segitiga pink, ini adalah simbol terselubung dari LGBT. Terkadang simbol LGBT dipromosikan melalui simbol tank berwarna pink, seperti yang dinaiki Rihanna pada foto kanan bawah.

Promosi LGBT tidak selalu dilakukan secara langsung, tapi bisa diawali dengan promosi cross-dressing. Perhatikan foto-foto artis musik Korea (Kpop) di bawah ini, dapatkah Saudara membedakan mana yang pria dan mana yang wanita? Sulit bukan, sebab memang semua foto tersebut adalah foto-foto pria, tidak ada satupun foto wanita.
Firman Tuhan di dalam Ul 22:5 berkata: “Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.” atau I Kor 6:9-10 berkata: “...Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,... tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” Kata asli dari “banci” pada ayat di atas adalah “malakos”, yaitu sebuah kata yang berarti: Homoseksual, pria dengan kualitas feminim atau seorang pria dengan penampilan, pakaian, gaya, prilaku selayaknya seorang wanita. Dan jika yang melakukan cross-dressing adalah seorang artis, maka dapat dipastikan bahwa para pengemar artis tersebut akan melakukan hal yang sama. Artis adalah idola, apa yang idola lakukan pasti akan dilakukan juga oleh para pengemarnya, atau paling tidak akan menjadi pembenaran bagi mereka yang sama-sama memiliki penyim-pangan-penyimpangan seksual. Cross-dressing dan kebancian adalah awal dari penyimpangan-penyimpangan seksual yang lebih menjijikkan.
Cross-dressing. 1. Ren (Nu’est); 2. Alexander Lee Eusebio; 3. Taemin (Shinee); 4. Kim Heechul (Super Junior) disebut juga “Princess”; 5. SBS Gayo Daejun; 6.&13. Jang Keun-suk; 7. Lee Sung Jong (Infinite); 8. Jung Heechul (ZE:A); 9. G-Dragon/GD (Big Bang); 10. Hero Jaejoong (JYJ); 11. Jo Youngmin (Boyfriend) disebut juga “King of cute”; 12.&14. Kevin Woo (UKISS); 15. Karam (The Boss); 16. Kang Min- hyuk (CN-Blue).


Mereka yang terang-terangan mengaku sebagai LGBT: 1. Elthon John; 2. Adam Lambert; 3. Fergie “Black Eyed Peas”; 4. Clay Aiken; 5. Mark Feehily (Westlife); 6. Lance Bass (N’Sync); 7. Ricky Martin; 8. George Michael; 9. Lady Sovereign; 10. Leslie Cheung; 11. Darren Hayes; 12. Boy George; 13. Diana King; 14. Rufus Wainwright; 15. Lady Gaga dan banyak lagi..

 

 


5. Pesan melemahkan kekristenan dan penganiayaan terhadap orang Kristen
Iblis menggunakan segala cara untuk mencederai kebenaran Injil. Agar berhasil dalam usahanya tersebut iblis akan terus menerus mengkikis wibawa orang-orang percaya sebagai wakil Allah di dunia ini. Perhatikan foto-foto di bawah ini, mengapa mereka menggunakan simbol-simbol kekristenan dengan tidak sopan? Mengapa mereka membenci kekristenan?
Tuhan Yesus pernah mengatakan kepada murid-murid-Nya: “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Mat 10:22), tapi ayat itupun belum seberapa, sebab rasul Yohanes melihat bahwa di akhir zaman umat Tuhan akan mengalami aniaya yang jauh lebih besar daripada itu, Yohanes menulis di Why 17:6, “Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.” Ini adalah masa-masa yang sangat sulit bagi orang percaya yang tertinggal saat itu (tidak ikut dalam pengangkatan). Daniel dalam penglihatannya melihat: “Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi...” (Dan 7:25), dan aniaya ini dilakukan bukan hanya oleh Antikris dan para pasukannya saja, melainkan akan dilakukan oleh SELURUH orang di dunia ini. Sekalipun tidak ada sebab ataupun asal usul yang jelas, namun seluruh orang di dunia ini akan secara otomatis membenci dan menganiaya umat Tuhan, yaitu terhadap semua orang Israel dan orang-orang percaya yang tertinggal. Seperti sudah ada bibit yang tertanam dalam diri orang-orang di dunia ini untuk membenci nama Yesus dan umat-Nya, tinggal disulut dan moment yang tepat maka bibit kebencian itu akan meledak dan tidak bisa dihentikan. Lalu dari mana bibit kebencian tersebut ditanamkan? Sebenarnya banyak aspek, namun salah satunya adalah melalui musik, percaya atau tidak tapi itulah yang terjadi. Musik telah membawa banyak pesan perlawanan terhadap Allah yang benar dan terhadap umat Tuhan. Mengapa? Karena tuan para pemusik adalah Lucifer yang sangat benci kepada Allah dan kepada seluruh umat-Nya. Lucifer-lah yang telah membuat para pemusik terkenal, kaya dan mahir dalam bermusik, dan sebagai imbalan mereka harus membawakan lagu-lagu yang membawa pesan-pesan terselubung dari Lucifer, dan salah satu pesan terselubung tersebut adalah pesan-pesan kebencian terhadap kekristenan. Apapun yang berhubungan dengan kekeristenan pasti mereka benci, entah itu pribadi Yesus Kristus, salib, Alkitab, hamba Tuhan (pendeta) dan sebagainya, pasti mereka hina sehina-hinanya, tujuannya adalah untuk merendahkan dan mempermalukan kekristenan sehingga orang malu menjadi Kristen, dan pada saatnya kelak, saat Roh Kudus dan orang-orang kudus diangkat dalam pengangkatan maka secara otomatis tidak ada lagi yang akan menahan kebencian seluruh orang di dunia ini terhadap kekristenan. Inilah masa yang Alkitab sebut sebagai masa siksaan yang dahsyat seperti tertulis di Mat 24:21.
Para artis dunia begitu membenci kekristenan, namun sayang kebanyakan orang Kristen menyukai lagu dan karya mereka. Para artis menggunakan biaya besar untuk melemahkan kekristenan, namun yang disayangkan adalah sebagian uang yang mereka kumpulkan berasal dari orang-orang Kristen yang membeli rekaman-rekaman dan tiket-tiket konser mereka yang mahal, sungguh ironi bukan? Ini seumpama orang yang sedang menggali kubur mereka sendiri.
6. Pesan Materialistis
“Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu,... Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikut-nya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.” (Kej 19:26)

Materialistis, Baju bermerek, jam tangan mahal, cincin berlian, uang bertaburan dan uang yang dibakar hanya untuk menyalakan cerutu. Ini adalah pesan materialistis, tujuan hidup hanya untuk uang, kaya dan terkenal, tidak peduli dengan cara apapun untuk mendapatkannya.

Saat Malaikat Tuhan memperingatkan keluarga Lot untuk melarikan diri dari Sodom dan memperingatkan mereka untuk tidak menoleh ke belakang, ternyata mereka berlambat-lambat, keluarga ini begitu sayang untuk meninggalkan kota Sodom. Dengan negosiasi yang alot, akhirnya keluarga Lot bersedia pergi, namun istri Lot tetap tidak menganggap serius peringatan Malaikat Tuhan, sehingga di tengah perjalanan, yaitu pada waktu Sodom dan Gomora beserta seluruh penduduknya sedang di-tunggangbalikkan Tuhan, istri Lot akhirnya menoleh ke belakang, dan matilah dia menjadi tiang garam. Rupanya, istri Lot sangat terikat dengan kesenangan-kesenangan Sodom dan hatinya melekat pada kekayaan miliknya yang ditinggalkan. Keterikatannya pada harta benda (materialistis) mengakibatkan peringatan maut pun tidak cukup kuat untuk ia meninggalkan kesenangan Sodom. Inilah dosa Sodom, MATERIALISTIS!
Kita hidup di jaman materialistis. Kita tidak bisa pergi kemanapun tanpa mencium bau materialistis yang menciptakan manusia lebih memikirkan hal-hal materi, bahkan lebih dari memikirkan nyawanya sendiri. Dalam pergaulan orang menilai dari apa yang kita pakai dan gunakan, jika yang kita gunakan adalah barang-barang mewah, bermerek, high-end, dan memiliki uang yang banyak maka kita akan lebih dihargai, sehingga orang berusaha sekuat tenaga untuk mengejar materi, tidak sedikit yang akhirnya jatuh ke dalam jerat hutang, usaha tidak jujur hingga melakukan korupsi (I Tim 6:9).

Mengapa manusia jaman sekarang bisa begitu materialistis? Jawabanya adalah MEDIA! yaitu dari segala jenis media, baik itu media cetak, media elektronik melalui iklan, film dan MUSIK. Hal-hal tersebut telah menjadi alat promosi dalam membentuk manusia akhir jaman memasuki kehidupan materialistis dan hedonis, yaitu manusia yang hanya menganggap kesenangan dan kenikmatan materi hidup adalah tujuan utama hidup. Jika kita melihat video-video klip dan mendengarkan syair-syair musik saat ini, kita akan menemukan banyak diantaranya adalah semacam hipnotis untuk mengirimkan pesan-pesan tersembunyi dari kebudayaan sekuler sehingga mengubah manusia menjadi materialistis dan hedonisme. Mereka yang sering melihat video-video musik akan memimpikan gaya hidup glamor para artis, menginginkan kaya raya seperti artis-artis, memiliki kehidupan mewah, memiliki uang banyak, terkenal, pesta pora, traktir-mentraktir, pelesiran, memiliki barang-barang bermerek, mobil mewah, hidup hanya untuk bersenang-senang (foto-foto bawah) dan menikmati gemerlap dunia hiburan seperti yang artis-artis tawarkan. Produsen-produsen musik adalah para ahli dalam menyuntikkan racun kedalam dunia hiburan!
Perhatikan foto-foto di atas, itu hanya sebagian kecil yang dapat ditampilkan, tapi dari foto yang sedikit itu kita tahu bahwa musik dunia sangat berperan mengubah generasi akhir jaman ini menjadi materialistis dan hedonis. Hidup hanya untuk uang!

 

Iblislah dibalik musik dunia
Mengapa para artis musik dunia mau menjadi alat iblis untuk mempromosikan hal-hal buruk seperti yang iblis perintahkan? Mengapa mereka tidak lagi memiliki hati nurani sehingga tega menjerumuskan jutaan orang masuk dalam dosa melawan Allah, dosa seksual, materialistis dan berbagai kebinasaan lainnya seperti yang belum dimasukkan pada edisi ini (mungkin akan dibahas pada kesempatan lain), seperti: ajakan penggunaan obat bius, bunuh diri, anarki, pemberontakan, perbudakan, kedagingan dan lain sebagainya. Satu saja alasan mengapa para artis mau melakukan semua itu, yaitu UANG!
Firman Tuhan di I Tim 6:9 berkata: “Tetapi orang yang mau menjadi kaya, tergoda dan terjerat oleh bermacam-macam keinginan yang bodoh dan yang merusak. Keinginan-keinginan itu membuat orang menjadi hancur dan celaka.”  (terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari). Dan inilah yang terjadi pada artis-artis dunia, mereka ingin kekayaan dan populeritas. Tapi menjadi kaya dan populer sangatlah susah apa lagi jika ingin diwujudkan dalam waktu yang singkat. Tapi iblis dapat mewujudkan itu semua. Iblis akan dengan senang hati memberikan kepopuleran dan kekayaan bagi siapa saja yang mau menjadi hambanya dan menyembahnya. Hal itu seperti  tawarkan iblis kepada Tuhan Yesus pada waktu Ia dicobai di padang gurun:
“...Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Mat 4:8-9).
Iblis memang bisa mewujudkan ketenaran, kekayaan dan segala keinginan manusia dengan waktu singkat, tapi  dengan syarat seseorang tersebut harus menjual jiwa mereka kepada iblis dalam suatu perjanjian, orang tersebut harus menjadi penyembah iblis (muja). Setelah perjanjian dibuat maka orang akan mendapatkan semuanya, ia akan menjadi artis terkenal dalam waktu singkat (booming dan fenomenal), dan ini sangat mudah. TAPI, mereka harus bertingkah seperti apa yang iblis perintahkan, mereka harus menyanyikan lagu-lagu inspirasi iblis dimana terdapat pesan-pesan tersembunyi untuk menghancurkan para pendengarnya, mereka juga harus bergaya, berpakaian, berdandan seperti apa yang iblis perintahkan, sebab iblis sudah berkuasa dan memiliki orang ini sepenuhnya. Dan yang terpenting adalah, mereka harus menyembah iblis dan melawan Allah, lalu mengajak orang lain untuk menyembah iblis dan melawan Allah melalui musik mereka. Ini bukan isapan jempol, bukan juga sebuah teori konspirasi, ini benar-benar terjadi di dalam dunia musik. Kebanyakan petinggi musik AS adalah orang-orang yang memiliki hubungan langsung dengan iblis...
Kanye West berkata dalam sebuah konser: “I sold my soul to the devil”
Katy Perry dalam sebuah wawancara berkata : “sejak kecil saya bersumpah ingin terkenal seperti Amy Grant, jadi saya menjual jiwa saya kepada setan untuk mewujudkannya.”
Melyssa Ford berkata : “Jika Anda berniat untuk menjadi terkenal, maka Anda harus melakukan banyak hal untuk mencapainya, seperti menulis nama Anda dengan darah (melakukan perjanji-an darah) dan mengi-kat perjanjian dengan setan...”
Devil Shadow. Jika kita melihat foto-foto di atas, maka kita akan melihat bayangan yang terbentuk oleh artis membentuk sosok iblis, ini bukan bayangan yang terbentuk tanpa sengaja atau kebetulan semata, tapi ini adalah “devil shadow” yaitu simbol dari “siapa dibalik artis?” Artis hanya orang biasa, yang membuat mereka terkenal dan kaya adalah pribadi dibelakang mereka yaitu iblis .

Lagu Eminem yang berjudul “My Darling” jika sekilas saja didengar maka lagu ini akan tampak sebagai lagu per-cintaan belaka, tapi tahukan Saudara bahwa “My Darling” (cintaku) yang dimaksud adalah bukan kepada lawan jenis, melainkan ditujukan kepada setan yang datang kepada Marshall Bruce (Eminem) dalam wujud asli pada waktu ia pertama kali mengikat perjanjian dengan iblis. Setanlah “kekasih” yang dimaksud oleh Marshall dalam lagu tersebut.
Sebagian besar orang menganggap dunia hiburan (entertainment) hanya sekedar hiburan semata, tapi bagi anak-anak Tuhan, kita tidak bisa berkata bahwa dunia hiburan hanya sekedar hiburan, ada pesan-pesan terselubung dari dunia hiburan dan musik yang akan membawa manusia pada Tatanan Dunia Baru. Alkitab memperingatkan kita bahwa hari-hari ini adalah jahat (Ef 5:15-16) bahkan kejahatan yang dimaksud muncul secara terselubung dan sulit untuk dikenali sekalipun oleh orang percaya, namun dengan artikel musik Tatanan Dunia Baru ini kita tahu sekarang sejahat apa hari-hari yang Alkitab maksud. Mata kita seharusnya menjadi terbuka terhadap pengaruh jahat musik, agar kita tidak tersapu gelombang dunia yang akan membawa kita pada Sodom dan Mesir.

 

 

Putuskan kepada siapa Saudara akan menyembah
“Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, ... telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” (II Pet 2:6)
Sodom merupakan simbol bagaimana umat Allah harus melarikan diri dari murka yang akan datang, sebab Sodom berbicara tentang dosa-dosa yang sudah menjadi gaya hidup, dalam hal ini gaya hidup yang dibentuk oleh musik dunia. Musik sebenarnya adalah sebuah karya seni yang mengusung keindahan. Kata musik sendiri berarti seni, yaitu dari bahasa latin “mousik­­e” yang dalam bahasa Inggris berarti “art of the Muses.” Muses adalah kelompok para dewi yang melambangkan seni, sumber inspirasi segala pengetahuan dan seni. Namun jika dibandingkan dengan seni patung, seni lukis dan seni-seni lainnya, seni musik memiliki karakter yang khusus. Musik langsung menembus jiwa dan menyebabkan pengaruh yang luar biasa, baik negatif maupun positif. Musik ada sejak awal peradaban manusia, dan sejak itu pulalah musik sudah digunakan iblis untuk mempengaruhi manusia. Selama tahun 1960-an, okultisme secara terang-terangan dipertontonkan dalam musik. Industri musik adalah alat indoktrinasi penting bagi antikris-antikris untuk mempengaruhi masyarakat dunia bagi kepentingan mereka. Banyak musisi diperkenalkan kepada satanisme dan okultisme, hari ini musisi-musisi paling populer dikendalikan oleh okultisme seperti Mesir Kuno dulu dikendalikan oleh kuasa gelap / sihir. Musik sudah diidentikkan dengan okultisme dan digunakan sebagai alat pemograman. Musik berbicara intim dengan hati, dan memiliki pengaruh yang kuat, bahkan pada anak usia dini. Musik Tatanan Dunia Baru tertanam di bawah sadar otak manusia dan merupakan indoktrinasi budaya baru untuk menciptakan masyarakat yang akan menerima Tatanan Dunia Baru dengan tangan terbuka.
Ini saatnya kita lari dari Sodom, yaitu meninggalkan dosa-dosa Sodom dan memutuskan untuk tidak mengidolakan artis-artis musik, mendengarkan, menyanyikan, mengeluarkan uang untuk membeli hasil rekaman, tiket konser, dan tidak menggunakan uang kita untuk membeli pernak-pernik yang intinya menyanjung-nyanjung artis musik, seperti poster, fan club, groupies, wallpaper, RBT, t-shirt, fashion, dll., sebab ini sama dengan penyembahan berhala (I Kor 10:14).
“Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” (Efesus 5:11)
Sudah saatnya kita memutuskan kepada siapa kita akan menyembah. Kepada Tuhan Yesus dengan penyembahan kita atau kepada iblis dengan lagu-lagu dunianya? (Vs.)
Pustaka :
-               Jack T. Chick, “Spellbound?”; Chick Publications.
-               John Handol ML., “Nyanyian Lucifer”; ANDI Offset.
-               Brenda Kunneman, “Kode Rahasia Neraka”; ANDI Offset.
-               Rick Nauert PHD., “Song Lyrics Influence Sexual Behavior”; PsychCentral, http://www.psychcentral.com.

-               April and Wayne Show, “Kpop industry promotes homosexuality, bisexuality, sexual perversion and cross dressing”; http://www.youtube.com/user/ AprilandWayneShow.