Seri Akhir Zaman Bagian ke – 28

MENUJU "TATANAN DUNIA BARU"

 


Hari-hari ini kita dapat melihat bagaimana keadaan dunia ini sedang mengalami perubahan yang luar biasa. Sejak awal tahun 2011, berita-berita di media massa berulang-ulang menayangkan perubahan politik di negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Bermula dari demonstrasi rakyat untuk menggulingkan Presiden Ben Ali di Tunisia, lalu perubahan politik di Mesir dengan lengsernya Presiden Hosni Mubarak dalam revolusi massa yang memprotes kepemimpinannya, lalu menjalar pada pergolakan di Libya dimana akhirnya melengserkan juga presiden mereka Muammar Gaddafi yang telah berkuasa lebih dari 4 dekade. Bukan hanya itu, dalam waktu yang  bersamaan terjadi juga berbagai pergolakan di Yaman, Bahrain, Suriah hingga Arab Saudi. Pergolakan rakyat yang terjadi semakin hari bukannya semakin berkurang namun menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama, seperti yang terjadi di Maroko, Kuwait, Aljazair Djiboti, Yordania, Irak, Iran, Suriah dan Sudan, dimana rakyatnya mulai berani turun ke jalan menuntut perubahan politik dan ekonomi.
Perubahan yang terjadi di dunia bukan hanya melanda bidang politik, namun kita juga dapat melihat perubahan-perubahan di bidang finansial dan ekonomi, seperti runtuhnya perekonomian Yunani, jatuhnya nilai dollar AS, krisis ekonomi AS dan Eropa hingga bangkitnya kekuatan ekonomi China sebagai raksasa dunia.

Perubahan dunia menuju “Tatanan Dunia Baru”
Kita hidup di akhir zaman, tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus Kristus sudah nyata, persiapan munculnya seorang Antikris pun semakin nyata. Semua yang terjadi atas dunia ini bukan suatu kebetulan. Kita harus mengerti bahwa dunia ini sedang mengalami perubahan besar yang terjadi secara bertahap menuju “Tatanan Dunia Baru” (New World Order) yaitu tatanan baru menuju dunia yang “damai” dengan satu pemimpin yaitu Antikris, namun yang harus kita sadari adalah bahwa hari-hari ini sebenarnya kita sedang bergerak memasuki Tatanan Dunia Baru tersebut. Seperti II Tes 2:7 berkata : “Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya,...” , yaitu ia (Iblis/Antikris) telah mulai bekerja mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka menyiapkan pemerintahan tunggalnya di dunia ini pada 3,5 tahun ke-dua dimasa 7 tahun kesusahan besar kelak. Iblis belum bisa berkuasa sekarang, sebab masih ada yang menahannya yaitu Roh Kudus yang yang tinggal di dalam Gereja-Nya (Saudara dan saya).
Bagaimana Antikris menguasai segala segi kehidupan dunia ini? Berikut kita akan melihat sepak terjang Iblis dan antikris-antikris dalam usahanya untuk membawa dunia menjadi satu dan menguasainya.

Perjalanan panjang “Tatanan Dunia Baru”
Jika berbicara tentang Tatanan Dunia Baru tidak bisa lepas dari sejarah Amerika Serikat. Berikut penjelasannya:
Setelah kekaisaran Romawi Barat runtuh sekitar tahun 476, berulang-ulang kali para pemimpin negara Eropa berusaha untuk membangkitkan kembali kekaisaran Romawi. Seperti: Charlemagne, Otto yang Agung dan Napoleon. Sekalipun selalu gagal, namun gagasan untuk membangkitkan kembali kekaisaran Romawi tetap ada, kali ini dihidupkan oleh Bismarck, kanselir Jerman “si tangan besi”, dengan menaklukkan Prancis pada tahun 1870. Kemudian pada tahun 1871 ia mendeklarasikan kerajaan mereka sebagai “kekaisaran yang kedua”, yaitu kelanjutan kekaisaran Romawi. Tetapi kekaisaran ini juga akhirnya berakhir, sebab apa yang dilakukan Jerman ini mengakibatkan pecahnya Perang Dunia I (PD I), dan pada perang ini (yaitu tahun 1918) kekaisaran Jerman akhirnya kalah dan menyerah kapada sekutu.
Melihat keadaan negara-negara Eropa yang hancur lebur akibat dari PD I, mendorong negara-negara sekutu untuk menciptakan perdamaian agar kehancuran Eropa/ dunia tidak terulang lagi. Untuk mewujudkan perdamaian tersebut, presiden Amerika Serikat kala itu yang bernama Woodrow Wilson untuk pertama kali mencetuskan istilah “Tatanan Dunia Baru” atau “New World Order”, melalui pidatonya yang terkenal berjudul “Fourteen Poins” (Empat Belas Poin) dihadapan kongres AS, 8 Januari 1918. Pidato tersebut salah satunya ditujukan untuk pemulihan negara-negara Eropa yang hancur karena Perang Dunia I yang baru saja berakhir. Dengan tatanan dunia yang baru, diharapkan negara-negara Eropa menjadi lebih baik dan saling terbuka, “Fourteen Poins” juga meminta agar hambatan-hambatan dalam perdagangan lintas negara Eropa dihilangkan, mengedepan-kan diplomasi dari pada peperangan, pengurangan senjata dan hal-hal lain yang berkenaan dengan berakhirnya perang seperti pampasan perang, pengembalian batas-batas negara hingga pencetusan dibentuknya Liga Bangsa-bangsa (League of Nations). Intinya Woodrow berharap bahwa dunia kedepan akan damai dengan Tatanan Dunia Baru.
Tahun 1919 berkumpullah sekelompok kecil bankir, pengacara, politisi dan akademisi (mereka adalah orang-orang berpengaruh dan sangat-sangat kaya) di Hotel Majestic, Paris untuk membicarakan perdamaian antara sekutu dan pihak yang kalah perang yaitu kekaisaran Jerman, dan dari sini disepakati untuk membentuk jaringan “wadah pemikir” (think tank1) yang akan mendesain sebuah Tatanan Dunia Baru yang lebih damai dan mencakup seluruh dunia. Di berbagai negara di dunia akhirnya didirikan Thing Tank, tetapi kita hanya akan menyoroti Thing Tank yang didirikan di Amerika Serikat, sebab dari wadah pemikir AS ini kita bisa mempelajari tentang latar belakang pencetusan Tatanan Dunia Baru. Wadah pemikir AS diberi nama Council on Foreign Relations (CFR) atau yang kita kenal dengan Dewan Hubungan Internasional AS, dan didirikan oleh Keluarga Rockefeller.
Walaupun baru didirikan dalam waktu yang singkat, Liga Bangsa-bangsa ternyata gagal, sekalipun didirikan untuk menciptakan dunia yang damai, namun kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh pihak yang menang perang sangat merugikan pihak yang kalah (yaitu kekaisaran Jerman). Blokade, perjanjian Versailles, pembatasan militer dan tanggung jawab penuh terhadap pampasan perang yang harus dibayar sangatlah membebani kekaisaran Jerman. Diskriminasi yang dilakukan terhadap Jerman tersebut membuat orang-orang Jerman semakin tertekan sehingga membangkitkan rasa kebencian terhadap negara-negara sekitar. Dibawah kepemimpinan Adolf Hitler, rakyat Jerman membangun kekuatan militer yang sangat kuat dan akhirnya menginvasi negara-negara di Eropa, Afrika hingga Russia. Jerman tidak sendirian, ia mendapat dukungan dari kekuatan lain yaitu Italia dan Jepang (kekuatan ketiga negara ini dikenal dengan sebutan Axis Powers / Kekuatan Poros) dimana Italia, dibawah kepemimpinan Mussolini, juga memimpikan kebangkitan kembali kerajaan Romawi kuno, sehingga pada tanggal 9 Mei 1936, ia memploklamirkan kebangkitan kembali kekaisaran Romawi yang ditakdirkan. Cita-cita Mussolini ini mendapat dukungan dari Hitler, ia menyebutkan bahwa Romawi ketiga telah bangkit (The Thierd Reich), dan dengan kekuatan militernya Hitler berkata akan menyatukan negara-negara Eropa kembali menjadi kekaisaran Romawi yang Agung. Akibat ulah kekuatan poros ini akhirnya dunia masuk dalam Perang Dunia II.
Kehancuran PD II lebih buruk, tapi para pemikir Tatanan Dunia Baru melihat perang sebagai momen menyakinkan kembali untuk segera menciptakan Tatanan Dunia Baru sebagai satu-satunya cara memecahkan permasalahan bangsa-bangsa menuju perdamaian. Sampai tahun 1941 Amerika Serikat tidak terlibat dalam PD II tersebut, namun setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, Amerika Serikat akhirnya terlibat dalam PD II. Dengan dukungan penuh kongres, CFR mulai mengatur strategi perang untuk melawan Kekuatan Poros dan merencanakan “perdamaian” (Tatanan Dunia Baru) jika perang berakhir. Dan memang benar, Amerika beserta sekutu dan USSR keluar sebagai pemenang perang. Inilah saat yang ditunggu-tunggu untuk menciptakan Tatanan Dunia Baru yang damai, dan gagasan tersebut mereka usung saat hendak mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) sebagai ganti dari Liga Bangsa-bangsa yang gagal. Untuk mendukung Tatanan Dunia Baru ini, keluarga Rothschild menyumbangkan tanah di New York untuk markas besar PBB.
Dengan didirikannya PBB, diharapkan akan tercipta Tatanan Dunia Baru dan membuat keadaan dunia yang selalu berperang menjadi lebih baik. Ide-ide perdamaian ini tertuang di dalam buku “The New World Order” (1940) karangan H.G. Wells, buku ini ditujukan untuk menciptakan dunia yang damai tanpa peperangan. Seluruh negara bersatu, damai dan dalam menyelesaikan konflik diharapkan mengedepankan diplomasi dari pada berperang.
Sampai disini dunia belum menyadari akan rencana tersembunyi Iblis dengan dibuatnya isitlah “Tatanan Dunia Baru”. Isu perdamaian selalu diusung oleh para pemikir Tatanan Dunia Baru, tapi ini bukan perdamaian sejati yang Tuhan Yesus ajarkan (Rom 12:18), Iblis bukan sedang menciptakan perdamaian, melainkan ia sedang menggunakan istilah perdamaian untuk menciptakan dunia yang satu / Globalisasi (One Relegion, One Goverment & One Curency) menuju Tatanan Dunia Baru. Sebab peperangan yang terjadi selama ini adalah ciptaan Iblis agar manusia menyadari pentingnya perdamaian
dan memilih seseorang yang sanggup mendamaikan dunia. Iblis ciptakan PD I, maka lahirlah Liga Bangsa-bangsa dengan harapan dunia menjadi damai. Setelah itu Iblis menciptakan PD II, lalu lahirlah PBB untuk mendamaikan dunia dan meyakinkan dunia betapa pentingnya tatanan dunia yang lebih baik. Lalu apa lagi yang Iblis ciptakan? Tetap sama, yaitu perang dan ditambah terorisme, konflik, kerusuhan dan sebagainya... Seperti Yoh 8:44a berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran;” Atau Dan 9:26  “... dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.”
Kembali ke pembahasan tentang PBB. Apakah PBB berhasil mendamaikan dunia? Tidak! Sebab setelah AS (beserta sekutunya) dan USSR berhasil mengalahkan Jerman, mereka berbeda pendapat tentang bagaimana membangun Eropa pasca perang, berakhirnya PD II bukan membawa kedamaian bagi dunia, namun melahirkan dua negara adidaya yaitu AS dan USSR (Uni Soviet) yang akhirnya kedua negara ini terlibat dalam perang dingin (1947-1991), sebuah persaingan yang menghasilkan perang-perang lain di seluruh dunia, sebut saja perang Vietnam, perang Korea, perang Afganistan-Russia, Krisis Iran, Krisis Kuba, perang sipil Kamboja dll., sesungguhnya dibalik layar perang-perang tersebut adalah perang antara AS dan USSR yaitu antara kekuatan Blok Barat dan Blok Timur. Isu tentang Tatanan Dunia Baru tidak terdengar pada masa ini.
Pada tahun 1991, Mikhail Gorbachev, Presiden Uni Soviet saat itu, melakukan revolusi Perestroika (Russia: перестройка, berarti “membangun kembali”) yang membuat runtuhnya kedigdayaan USSR (Uni Soviet) dan kehancuran komunisme Soviet, tidak ada lagi Blok Timur, dan kini yang ada hanya Blok Barat pimpinan AS dimana secara otomatis membuat AS menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia ini  – oleh sebab itu muncullah istilah “Dunia Satu Kutub” – sebab AS menjadi satu-satunya pusat penentu kebijakan dunia.
Sebagai  kekuatan tunggal di dunia, AS dan sekutunya menjadi “pengatur” kebijakan dan politik dunia. Melalui CFR-nya, tidak ada kebijakan dan urusan politik negara-negara di dunia (dari mulai urusan politik dalam negeri, konflik antar negara, ekonomi, militer, lingkungan hidup hingga HAM) yang tidak tersentuh campur tangan AS, dan yang lebih parahnya adalah AS dan sekutunya menguasai PBB yang seharusnya netral.
Dengan menguasai dunia dan PBB, apakah AS dan sekutunya telah berhasil menciptakan Tatanan Dunia Baru sebagaimana cita-cita Woodrow? Belum, waktunya belum tiba, harus ada kekacauan global kembali (Seperti PD I dan PD II adalah kekacauan global) sehingga menyadarkan dunia bahwa perdamaian global harus segera tercipta, dan dunia harus dipimpin oleh satu pemimpin bijaksana untuk mewujudkan hal tersebut. Iblis sedang merencanakan Perang Dunia ke-III (PD III) yang akan membuat manusia sangat menderita dan membutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar dapat mendamaikan dunia ini. Iblis harus mendapatkan moment tersebut.
Kembali ke AS dan sekutunya yang menjadi satu-satunya kekuatan dunia dan menguasai PBB. Dengan ikut campurnya AS dalam kebijakan negara-negara di seluruh dunia, menjadikan AS sebagai polisi dunia, apapun yang terjadi di dunia pasti AS terlibat. Tapi itu belum membuat dunia bereaksi terhadap AS, satu masalah Internasional yang akhirnya membuat reaksi dunia begitu membenci politik luar negeri AS adalah masalah Timur Tengah, atau lebih spesifiknya adalah sikap berat sebelah AS dan sekutu terhadap masalah Israel-Palestina. Jadi, sekalipun AS dan sekutunya telah menguasai dunia, bukan berarti perdamaian global dan Tatanan Dunia Baru langsung dapat terlaksana, melainkan menghasilkan aksi terorisme yang sangat mengerikan. AS, negara-negara Barat dan semua negara yang dirasakan berpihak kepada AS mengalami aksi terorisme yang tidak kunjung berakhir. Bukannya perdamaian yang di hasilkan PBB dan CRF, melainkan perang baru dan aksi terorisme.
Tanggal 2-4 Agustus 1990, dibawah kepemimpinan Sadam Husein, Irak menginvasi negara tetangganya Kuwait, dengan dalih bahwa: “Pencaplokan negara Kuwait dilakukannya sebagaimana dunia membiarkan Israel mencaplok Palestina.” Dan tidak perlu waktu lama, negara-negara Barat langsung bereaksi dan menyatakan sikap bahwa: “Apapun alasannya melanggar kedaulatan negara lain tidak bisa dibenarkan”. Dengan mengusung PBB, negara-negara Barat (AS dan sekutunya) menyatakan perang terhadap Irak hingga kedaulatan Kuwait kembali lagi. Maka pecahlah perang yang kita kenal dengan Perang Teluk I.
Sekalipun atas nama PBB, tapi tahukah Saudara siapa dibalik masuknya AS dan sekutu dalam Perang Teluk I ini? Tatanan Dunia Baru. Sebab pada saat menyatakan sikap terhadap Irak, pidato di TV presiden AS, George Herbert Walker Bush, dengan terang-terangan berkata untuk membentuk “TATANAN DUNIA BARU”. Ini membuktikan bahwa perang ini ujung-ujungnya adalah untuk menciptakan “perdamaian” (baca: Tatanan Dunia Baru). Berikut kutipannya:
“Kita berdiri pada saat yang unik dan tidak biasa. Krisis di Teluk Persia, menawarkan pada kita kesempatan untuk melangkah dalam suatu dunia baru. Cuma masalah waktu, tujuan kita – Tatanan Dunia Baru – akan datang ratusan generasi menantikan saat perdamaian ini, sementara ribuan peperangan terjadi untuk memuaskan nafsu manusia. Hari ini, Tatanan Dunia Baru siap untuk lahirkan dunia yang berbeda dari yang kita kenal.”
George H. W. Bush

Perang Irak (perang Teluk) hanya salah satu contoh saja dampak dari kebijakan luar negeri AS (CFR), dan setelah itu kita dapat menyaksikan bahwa dunia dihantui oleh aksi teroris berupa bom bunuh diri, pembajakan pesawat, penculikan dan pembunuhan warga asing, aksi bersenjata, hingga aksi teror 9/11 terhadap menara kembar WTC di AS. Siapa dalang semua aksi teror tersebut? Iblis, dialah pihak yang paling senang atas keberhasilannya membawa dunia kepada kekacauan (lihat foto penampakan wajah Iblis saat gedung WTC runtuh). Iblis datang hanya untuk mencuri dan membinasakan (Yoh 10:10). Dan ini bukan tuduhan tanpa dasar. Sebab setelah AS mengalami aksi terorisme yang menghancurkan gedung WTC, AS, dibawah kepemimpinan George W. Bush (anak dari George H. W. Bush) gencar mencanangkan Tatanan Dunia Baru.

Siapakah mereka?
Kekuatan dibalik layar
Dari awal kita banyak menyebut nama tokoh dan terus menerus menyebut CFR, AS dan negara-negara sekutu, tidaklah kita sedang masuk dalam pembahasan tentang konspirasi tingkat tinggi? Dapatkah kita membuktikan apa yang sedang kita bicarakan? Presiden AS ke-28, Woodrow Wilson, pernah berkata:
Sebagian dari orang yang paling besar di AS, dari bidang perdagangan dan industri mengetahui bahwa ada suatu kekuatan yang sangat terorganisir, sangat lengkap, sangat jahat, bahwa mereka sebaiknya tidak berbicara tentangnya.”
Memang tidak mungkin (atau paling tidak sangat sulit) untuk mengetahui siapa dibalik layar apa yang terjadi di dunia ini melalui para pemimpin-pemimpin dunia. Telah banyak buku, seminar, film dan sebagainya yang menyebutkan dengan pasti bahwa di balik kebijakan-kebijakan para pemimpin dunia adalah organisasi Illuminati dan Freemasonry. Tapi seperti kita ketahui bahwa keberadaan kedua organisasi tersebut sangatlah rahasia, sekalipun muncul ke permukaan mereka selalu mengusung kegiatan-kegiatan sosial. Menuduh dan membicarakan kedua organisasi ini saja terkadang sudah merupakan hal yang menggelikan, orang yang mendengarkan akan menganggap sebagai angin lalu saja. Tapi Firman Tuhan di dalam Mat 12:33 berkata: “...Sebab dari buahnya pohon itu dikenal”. Yaitu kita bisa melihat siapa “pohon” latar belakang para pemimpin dunia ini dari “buahnya”. Perhatikan Foto-foto berikut ini...
 “Kejahatan tidak pernah menampilkan dirinya secara langsung karena bila begitu orang akan langsung tahu; tetapi dia dilapisi oleh pakaian yang sangat menarik sebagai orang yang tidak tahu, dia terlihat lebih besar dari pada kebenaran itu sendiri.”
— Iraneaus, Uskup di Lyon, Prancis
Abad ke-2 Masehi
Iblis punya rencana yang besar, ia memerlukan orang-orang tertentu untuk mewujudkan cita-citanya. Manusia dunia tidak memiliki kuasa yang cukup besar di dunia ini, manusia memerlukan dukungan untuk menjadi besar. Ini menjadi jalinan ketergantungan antara Iblis dan manusia untuk berkuasa. Ingat apa yang Iblis tawarkan saat hendak mencobai Tuhan Yesus? Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat 4:8-10). Iblis memegang kuasa atas bangsa-bangsa di dunia ini, ia bisa berikan kepada siapa saja yang mau menyembahnya.
Dari foto-foto tadi kita dapat melihat bahwa Iblis telah menggunakan para pemimpin dunia untuk mewujudkan Tatanan Dunia Baru, sedangkan para pemimpin dunia mengikat perjanjian dengan Iblis agar mendapat kekuasaan yang tinggi atas bangsa-bangsa. Mereka mau menjadi kaki tangan Iblis untuk dapat menempati posisi tinggi, mendapat dukungan dana bagi pembiayaan kampanye dan mendapat perlindungan dari siapa saja yang hendak menggoyang kekuasaan mereka jika telah menjabat, dan sebagai imbalan, mereka mengkampanyekan Tatanan Dunia Baru, memperlihatkan simbol-simbol satanisme (mereka tidak boleh malu dalam hal ini, mereka telah berhutang banyak kepada “yang membantu” mereka) dan terkadang mereka mengobarkan perang (sekaligus mengorbankan rakyat sendiri sebagai tentara dan rakyat negara lain sebagai korban perang) agar manusia menyadari pentingnya perdamaian dan akhirnya menerima Tatanan Dunia Baru.
Kita memang tidak bisa menuduh seseorang pemimpin negara adalah seorang anggota Freemasonry atau anggota Illuminati apa lagi menuduh sebagai seorang Antikris – Antikris hanya bisa muncul jika pengangkatan telah terjadi – akan tetapi dari apa yang mereka kenakan, peragakan dan katakan tidak bisa lagi dipungkiri mereka adalah perpanjangan tangan dari sesuatu yang terselubung, yang sangat kuat dan mengarah kepada akhir zaman. Antikris memang belum muncul, tapi antikris-antikris sudah bekerja secara rahasia dibalik layar perpolitikan dunia. Mereka mengendalikan para pemimpin dunia melebihi apa yang dapat kita bayangkan. Satu-satunya harapan kita adalah pengangkatan, yaitu Saudara dan saya ikut dalam pengangkatan pada waktu Tuhan Yesus datang kedua kali kelak, kita tidak bisa membendung segala rencana antikris-antikris untuk mempersiapkan dunia pada tatanan yang baru dimana Antikris sebagai pemimpinnya.
“Sekarang kita sedang menantikan Hari yang kita harap-harapkan itu; pada Hari itu dunia akan melihat keagungan Yesus Kristus, yaitu Allah Mahabesar dan Raja Penyelamat kita. Ia sudah mengurbankan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan...” (Tit 2:13-14, BIS)

Mengenal “The Great Seal”
Lambang negara Amerika Serikat
Mengapa AS begitu gencar mempromosi-kan Tatanan Dunia Baru? Untuk menjawab pertanyaan ini kita bisa melihat dari simbol-simbol yang tersirat dalam lambang negara AS.
Lambang negara Amerika Serikat (”The Great Seal”) adalah sebuah lingkaran dimana terdapat gambar burung elang mengenakan perisai bercorak bendera Amerika dan pada cakarnya memegang himpunan 13 anak panah dimana pada sisi yang lain memegang 13 daun zaitun (13 adalah jumlah koloni awal pembentuk negara AS). Sedangkan pada;paruhnya terdapat pita bertuliskan “E pluribus unum” yang merupakan bahasa Latin untuk “Out of many, one” (Dari banyak menjadi satu).
Yang menarik dari lambang negara AS adalah bahwa lambang negara AS berbeda dengan lambang negara lain, sebab lambang negara AS memiliki dua sisi (seperti koin), yaitu sisi bagian depan dan sisi bagian belakang. Bagian depan adalah gambar burung elang seperti dijelaskan tadi (gambar A), sedangkan bagian belakangnya, yaitu bagian yang jarang dipakai, bergambar piramida terpancung / terpotong / kosong / belum rampung pada bagian atasnya, dan bagian kosong tersebut diisi oleh sosok mata satu (gambar B).
Lambang negara AS bagian belakang ini sangat misterius, sebab dari tanggal diresmikannya pada 20 Jun 1782, “The Great Seal bagian belakang” tidak pernah diketahui oleh masyarakat umum, hingga lambang depan dan belakang digunakan secara bersamaan di uang kertas 1 dolar (ONE Dollar) pada tahun 1935, itu berarti selama 153 tahun lambang negara tersebut hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja.
Memang cukup aneh membuat lambang negara dengan dua sisi, sebab jika lambang tersebut dibuat secara lengkap sekalipun maka hanya satu saja yang akan terlihat, sebab sisi yang lain akan tertutupi. Tapi itulah lambang negara Amerika, sangat misterius, memiliki banyak makna yang tersembunyi dan rahasia. Tapi kita akan selidiki satu-persatu arti dari gambar-gambar dan tulisan yang tertera pada logo bagian belakang lambang negara AS ini, sebab jika kita ketahui arti dari simbol-simbol yang terdapat di lambang negara AS bagian belakang, maka kita akan mengetahui rahasia apa yang sebenarnya ada dari pembentukan negara Amerika Serikat.

1. Tulisan “Annuit Cœptis”
Adalah bahasa latin kuno yang dalam bahasa Inggris berarti: “He (God) approves our undertakings” atau “Dia (Tuhan) menyetujui usaha-usaha kita”. 
Moto negara Amerika memang sangat ke-Tuhan-an, yaitu: “In God we trust”. Namun apakah benar para pendiri negara ini sangat takut akan Tuhan (yang benar), atau mereka adalah para penyembah tuhan lain? Arti kata Annuit Cœptis sebenarnya adalah “Mengumumkan kelahiran dari”. Kelahiran apa? Kelahiran Tatanan Dunia Baru tentunya, seperti tulisan yang mengikutinya “Novus Ordo Seclorum”...

 

 

 

 

2.Tulisan “Novus Ordo Seclorum”
Adalah bahasa Latin yang dalam bahasa Inggris berarti “New Order of the Ages” atau secara harafiah berarti “Sebuah tatanan segala zaman” atau “Tatanan Dunia Baru”.

3. Piramid
Sebuah bangun segitiga seperti piramid Giza di Mesir, dibangun dengan batu bata dimana bagian atasnya belum rampung / belum selesai dibangun. Piramida ini umumnya digambarkan terdiri dari 13 lapisan yang merujuk kepada 13 negara bagian awal AS, sementara jumlah batu bata secara keseluruhan berjumlah 72 bata.
Sekalipun dijelaskan bahwa setiap tingkatan dari piramida adalah mewakili negara bagian awal AS, namun penggunaan tingkatan dan batu bata (Brick/Adobe) sangat mencerminkan menara Babel (Kej 11:1-4), yaitu cita-cita manusia untuk menjadi satu, tepat seperti moto Amerika yaitu: “Out of many, one” (Dari banyak menjadi satu).

4. Eye of Providence
Di puncak piramida yang belum rampung terdapat “Eye of Providence” (Mata Tuhan) yang mengawasi umat manusia.
Catatan-catatan resmi selalu membantah keterikatan antara gambar “Eye of Providence” pada lambang negara Amerika sebagai lambang Freemason (sebab lambang umum dari Freemason adalah “Eye of Providence” juga), namun sangatlah sulit bagi masyarakat umum untuk tidak mencurigai hubungan antara Freemason dan pembentukan lambang negara Amerika Serikat “The Great Seal”. Terlalu mirip tentunya. Belum lagi para pendiri negara Amerika adalah para anggota Freemason, seperti: George Washington (Presiden pertama AS), John Adams (Presiden ke-2 AS), Thomas Jefferson (Presiden ke-3 AS), James Madison (Presiden ke-4 AS), James Monroe (Presiden ke-5 AS), dan seterusnya... Apakah itu semua suatu kebetulan saja?

5. Angka Romawi MDCCLXXVI
Dalam pengangkaan Latin angka tersebut berarti 1776, yaitu melambangkan tahun Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Tapi tahun ini juga adalah tahun didirikannya organisasi Illuminati moderen, tepatnya tanggal 1 Mei 1776. Suatu kebetulan jugakah?
Angka Romawi MDCCLXXVI juga ternyata menyimpan simbol-simbol tersembunyi, sebab jika dibaca menggunakan penomoran Babylonia (Babel) maka akan keluar angka 666, sebab penomoran Babel menggunakan sistem Hexagesimal (basis 60), sebagai contoh angka 1000 adalah 600, angka 100 adalah 60 dan angka 10 adalah 6. Sehingga jika angka Romawi MDCCLXXVI disusun seperti gambar dibawah ini maka akan keluar angka tersebunyi 666.
Dari penjelasan arti-arti lambang negara AS bagian belakang, kita mengetahui bahwa dibalik berdirinya negara Amerika tersimpan agenda tersembunyi (oleh sebab itu ditaruh pada bagian belakang lambang negara) untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru. 

Tugas khusus Amerika Serikat
Tatanan Dunia Baru
“Bukan hanya karena para pendiri AS adalah para Manson, tetapi mereka telah menerima bantuan dari kelompok rahasia Eropa, yang membantu mereka untuk mendirikan negara ini untuk tujuan yang aneh dan khusus... The Great Seal adalah sebuah tanda bahwa terdapat bagian yang tidak diketahui (rahasia) – dan piramida yang belum selesai adalah simbol sebagai dasar dari tugas yang didedikasikan oleh Amerika sejak awal.”
Manly P. Hall,
Secret Teaching of All Ages

Amerika didirikan untuk tugas khusus yang sangat rahasia. Setiap batu bata dan tingkatan piramid di lambang negara Amerika Serikat bagian belakang mewakili tugas-tugas yang diemban untuk mewujudkan Tatanan Dunia Baru, dan penggunaan piramida terpancung / belum rampung pada bagian atas, menyediakan tempat bagi datangnya representasi akhir dari misteri. Terlepas dari tahu atau tidak tahunya para pendiri AS siapa / apa misteri terakhir dari piramida tersebut, namun Alkitab menjelaskan bahwa bagian teratas akan diisi oleh Antikris, dia akan “bersemayam” diatas semua “batu bata” piramida yang disusun oleh Amerika selama ini. Setiap presiden Amerika selalu mengajak dunia untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru. Mereka sedang membangun dunia ini menjadi Babel Besar seperti kitab Wahyu tulis, dan menyiapkan tempat bagi hadirnya penguasa tunggal dunia yaitu Antikris.
Tugas khusus Amerika Serikat :
1. Membangun kembali Eropa
Bukan suatu kebetulan jika 13 koloni Amerika melakukan perlawanan terhadap Britania Raya (Inggris) dalam Perang Revolusi Amerika (1775-1783) menyatakan pemisahan dan menyatakan kemerdekaan Amerika Serikat dari Inggris. Sebab dengan berdirinya AS menjadi negara sendiri dan menjadi negara adidaya, pada akhirnya dapat “menyelamatkan” Inggris dan Eropa dikemudian hari. Tanpa AS, Eropa akan sangat kacau balau akibat seringnya terjadi peperangan diantara negara-negara Eropa sendiri. AS menjadi penyelamat Eropa pasca PD I, AS menjadi penyelamat Eropa menghentikan PD II dan pemulihan Eropa pasca perang. Eropa akan tetap hancur (terutama perekonomian) jika tidak ada kemurahan dari para pembayar pajak Amerika yang membangun kembali Eropa melalui Marshall Plan2.

2. Menyatukan negara-negara Eropa
Bangsa Eropa yang hancur berkeping-keping menimbulkan kesadaran akan kebutuhan mereka untuk bersatu melebihi kebutuhan mereka akan kedaulatan nasional negara masing-masing. Eropa tidak akan pernah bisa bertahan hidup kecuali mereka bersatu, dan mereka membutuhkan “figur” yang dapat menyatukan Eropa, negara yang kuat dan sepaham dengan mereka, yaitu Amerika, sebab sekalipun Russia juga kuat, namun Russia – sebagai negara komunis – tidak sepaham dengan Eropa.
Eropa harus menghapuskan negara-negara berbangsa tunggal yang telah mendominasi Eropa selama berabad-abad. Tidak boleh lagi ada negara Eropa yang lebih unggul atau sangat rendah dalam bidang ekonomi dan politik sehingga dapat menimbulkan perang dikemudian hari. Penyatuan Eropa adalah satu-satunya cara mencegah hal tersebut dan jaminan kelangsungan perdamaian di Eropa. Mereka harus bersatu di bidang ekonomi dan politik. Orang Eropa tidak boleh lagi melihat bahwa mereka adalah orang Inggris, Jerman, Perancis dan sebagainya. Mereka harus melihat bahwa mereka adalah orang Eropa. (untuk penjelasan tentang penyatuan Eropa, Saudara dapat melihat artikel “Eropa Bersatu” 1 dan 2 di Buletin Doa yang lalu).

3. Menyatukan negara-negara dunia
Agenda mengenai Satu Pemerintahan Dunia selalu direncanakan, dipromosikan dan didorong oleh kelompok berkuasa di dunia, seperti: Bilderberg Group (Bilderberg Club3), Council on Foreign Relations (CFR), Trilateral Commission (David Rockefeller). Meskipun tidak diketahui oleh orang Amerika rata-rata, beberapa dari orang-orang PALING berkuasa di Amerika adalah anggota dari organisas-organisasi tersebut dan adalah penyumbang utama agenda globalis, yaitu Tatanan Dunia Baru. Ini termasuk banyak presiden Amerika, anggota Kongres dan pers. Dibalik layar, sementara orang tidak menaruh curiga terhadap perubahan-perubahan dunia yang terjadi, para globalis diam-diam mendalangi berbagai peperangan, revolusi dan mengkontrol semua yang kita baca, dengar dan apa yang kita lihat di media. Tujuannya adalah menciptakan pola pikir global untuk menyadarkan manusia pentingnya “perdamaian” dan Tatanan Dunia Baru.

4. Membantu Israel
Dua kegerakan yang harus dipercapat pasca PD II. Pertama, pemulihan Eropa. Kedua, adalah Zionisme dan kembalinya orang-orang Yahudi ke negeri asal mereka.
Setelah peranan Inggris (melalui deklarasi Balfour) untuk mengembalikan tanah Israel kepada bangsa Yahudi berakhir, kini saatnya Israel berdiri sendiri (untuk mengerti tentang hal ini Saudara dapat melihatnya di artikel “Pohon Ara-Nya telah bertunas” di Buletin Doa yang lalu). Pasca keluarnya pasukan Inggris dari tanah Palestina dan “angkat tangan” untuk apa yang akan terjadi di Israel kemudian, akhirnya Israel memerdekakan diri pada tanggal 14 Mei 1948. Sehari setelah deklarasi kemerdekaan Israel dicetuskan, lima negara Arab menyerangnya. Meskipun Israel dapat bertahan dalam serangan ini namun Yordania berhasil merebut Kota Tua Yerusalem dan mengeluarkan ketetapan untuk membatasi kegiatan kekristenan dan jalan masuk ke tempat-tempat suci, mengusir orang-orang Yahudi dari kota tersebut, menghancurkan 58 sinagoga, dan menajiskan kuburan Yahudi di Bukit Zaitun. Dan kemudian Yordania mulai berfikir untuk memploklamirkan sebuah negara Arab dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Pendudukan Kota Tua Yerusalem oleh Yordania berlangsung hingga 19 tahun kemudian.
Pada Mei 1967, penguasa Mesir, Abdul Nasser mengusir pasukan penjaga perdamaian PBB dari Sinai dan mempersiapkan pasukan Mesir untuk menyerang Israel. Melihat hal tersebut, tak ada pilihan lain bagi Israel untuk menyerang Mesir terlebih dahulu. Pada 5 Juni 1967 Israel menyerang Mesir, menghancurkan 450 pesawat Mesir dan mengambil alih wilayah Sinai. Mereka juga mengalahkan Siria dan mengambil alih Dataran Tinggi Golan, dan yang terpenting adalah mereka juga mengalahkan Yordania dan membebaskan Kota Tua Yerusalem, orang-orang Yahudi menguasai Bait Allah untuk pertama kali sejak Romawi menghancurkannya pada tahun 70 M. Perang ini sangat singkat, hanya 6 hari, oleh sebab itu dikenal sebagai “Perang Enam-Hari” (The Six-Day War).
Sejak merdekanya, Israel, negara kecil ini terus berjuang untuk mempertahankan wilayah negara mereka, terutama untuk mempertahan-kan Yerusalem. Pada tanggal 6 Oktober 1973, saat orang-orang Yahudi dengan khusyuk merayakan hari raya paling besar mereka, Yom Kippur, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan bagi umat Muslim (sehingga dinamakan juga “Perang Ramadan 1973”) tiba-tiba negara-negara Arab yang terdiri dari Mesir, Suriah, Yordania dan Irak menyerbu Israel dengan kekuatan besar. Tidak kurang 80.000 tentara Mesir (belum termasuk tentara Suriah, Yordania dan Irak) dikerahkan melalui terusan Suez untuk menyerbu Israel yang hanya di jaga oleh 500 tentara Israel, belum lagi dukungan 1,400 tank Suriah yang akan menghadapi 180 tank. Secara keseluruhan, baik jumlah tentara, tank, artileri dan pesawat, Israel jauh dibawah jumlah yang digunakan oleh negara-negara Arab (dengan dukungan Uni Soviet). Pokoknya, jika perang dilanjutkan sendiri, maka Israel tidak akan bertahan.
 Melihat situasi Israel yang semakin terjepit, akhirnya Perdana menteri Israel menghubungi Amerika untuk meminta bantuan.  Dan jawaban Amerika terhadap Israel sangat melegakan. Berikut kutipan surat presiden Richard M. Nixon kepada perdana menteri Israel, Golda Meir, sebagai jawaban permintaan bantuan Israel:
“.. Ibu saya yang mengajari saya Alkitab setiap malam, satu hari ia meminta saya untuk berjanji bahwa jika saya berada dalam posisi di mana saya dapat membantu menyelamatkan orang Yahudi - Aku harus melakukannya.
Mungkin untuk pertama kalinya selama saya menjadi presiden akhirnya saya mengerti mengapa saya menjadi presiden Amerika Serikat ...”
 — Richard M. Nixon,
    12 Oktober 1973
Pada hari yang sama, presiden Nixon akhirnya mengirimkan bantuan dengan nama sandi “Operation Nickel Grass” yaitu pengiriman peralatan senjata melalui udara dari Amerika ke Israel. Seperti kita ketahui, peralatan militer Amerika sangat kuat dan canggih (jika dibandingkan dengan peralatan militer kuno negara-negara Arab yang berasal dari Uni Soviet) sehingga sehari setelah bantuan AS datang, kekuatan negara-negara Arab yang tadinya diatas Israel, kini berbalik, sebab kini Israel menguasai pertempuran, kekuatan Arab hancur lebur, dan yang paling berat mengalami gempuran Israel adalah Mesir. Untungnya PBB turun tangan dan mengadakan rapat lalu mengeluarkan resolusi 339 untuk meminta kedua belah pihak melakukan gencatan senjata, sehingga dapat mencegah kehancuran total Mesir.
Pertolongan Amerika terhadap Israel bukan tanpa resiko. Beberapa hari pasca Amerika terlibat dalam peperangan Yom Kippur, Raja Faisal bin Abdul Aziz dari Arab Saudi beserta negara-negara OPEC mengumumkan pembatasan produksi minyak dan embargo minyak. Hal tersebut berdampak pada naiknya harga minyak dan mengakibatkan krisis energi di Amerika dan negara-negara Industri (dikenal sebagai “Krisis minyak 1973”). Krisis ini menjalar ke perekonomian hingga saham Amerika dan sangat memukul kehidupan rakyat Amerika. Tetapi Amerika tidak menyesal atas keputusannya itu, bahkan hingga saat ini bantuan Amerika terhadap Israel melingkupi segala bidang.
Amerika memang memiliki orang-orang dan leluhur yang takut akan Tuhan. Amerika memiliki pemimpin-pemimpin luar biasa yang takut akan Tuhan dan sangat mengerti tentang janji Allah terhadap Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Mereka mengerti bahwa jika Amerika memberkati Israel maka berkat Israel akan melingkupi Amerika. Sebab janji Tuhan kepada Abraham dan Yakub (Israel) berkata: “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kej 12:3). Tidak heran Amerika menjadi bangsa yang besar dan begitu diberkati, sebab mereka memberkati dan melindungi Israel secara luar biasa. Dan ini tugas Amerika, untuk inilah Amerika ada hingga kini.
Amerika merupakan alat Tuhan untuk mengenapi rencana-Nya atas Israel di akhir zaman. Amerika hanya salah satu alat untuk mengembalikan Israel ke tanah air mereka, dibalik semua itu sebenarnya Tuhan-lah yang bekerja melindungi Israel dan menggenapi janji-janji-Nya di akhir zaman. Tuhanlah yang memberikan hati-Nya kepada Arthur James Balfour sehingga ia mendukung pembentukan “tanah air” bagi bangsa Yahudi di Palestina (1917), Tuhan-lah yang melindungi Israel saat mereka berperang merebut tanah Israel tahun 1948, Tuhan-lah yang membela Israel saat peperangan enam hari melawan bangsa-bangsa Arab dan Tuhan-lah yang membela Israel saat perang Yom Kippur melalui Amerika. Sebab inilah janji Tuhan terhadap Israel: “...Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.” (II Taw 20:15)

 

 

Masa depan Amerika
Adakah Amerika dalam nubuatan?
Amerika dibangun atas dasar kekristenan. Orang mengidentikan kekristenan dengan Amerika dan sebaliknya. Orang membenci Amerika juga oleh karena mereka Kristen. Tapi tanpa diketahui oleh penduduk dunia sejak lama, bahwa Amerika juga dibangun atas dasar okultisme. Amerika sudah lama dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang akan membawa SELURUH dunia kepada kesatuan global dan Tatanan Dunia Baru.
Amerika telah menjadi bangsa yang besar, seluruh bangsa iri terhadap bangsa ini dan banyak orang berusaha untuk tinggal dan menjadi warga negara Amerika. Tingkat kehidupan tertinggi, kebebasan, kemakmuran, bentuk pemerintahan, perekonomian, mata uang yang digunakan di seluruh dunia, kejayaan militer, teknologi, dunia hiburan hingga kekuasaannya atas seluruh dunia ini menimbulkan pertanyaan: Amerika telah menyumbang banyak terhadap pembangunan kerajaan Antikris, namun apakah saat Antikris muncul dan berkuasa Amerika tetap eksis? Apakah Amerika akan terus menjadi sebuah bangsa yang maju, apakah Amerika ada di dalam nubuatan akhir zaman di Alkitab?
Terlepas dari sepak terjang Amerika dalam mendirikan Tatanan Dunia Baru, Amerika juga telah menjadi salah satu penyumbang terbesar missionaris Kristen ke seluruh dunia, Amerika telah menghasilkan buku-buku rohani terbesar dan sangat berpengaruh atas kekristenan dunia, Amerika telah menghasilkan pemimpin-pemimpin, hamba-hamba Tuhan, pengkhotbah-pengkhotbah besar yang juga sangat mempengaruhi kekristenan dunia, Amerika telah banyak berperan bagi kekristenan. Dan terakhir Amerika juga menghasilkan eskatolog (orang-orang yang mempelajari Alkitab tentang nubuat akhir zaman) dan menghasilkan buku-buku eskatologi (akhir zaman) yang juga mempengaruhi kekristenan dunia. Dan dari semua eksaktolog Amerika yang ada memiliki kesimpulan yang sama, yaitu mereka tidak pernah menemukan nubuat-nubuat dalam Alkitab tentang akhir zaman yang menyebutkan tentang Amerika. Bahkan tidak ada satupun petunjuk di Alkitab yang mengacu kepada Amerika.
Dimanakah Amerika dalam nubuatan Alkitab? Jawabannya ... TIDAK ADA!

Amerika menggenapi nubuat Akhir zaman Akhir dari Amerika
Dulu ada suatu bangsa yang memiliki tugas yang sama seperti Amerika saat ini, bangsa tersebut adalah kerajaan Persia (551-331 SM.). Persia adalah sebuah kerajaan naungan kekaisaran Media, tetapi Persia lama-kelamaan menjadi lebih berkembang dan berkuasa sehingga akhirnya mengakhiri Hegemoni (kekuasaan) Media dan menjadi satu-satunya negara adikuasa yang menguasai seluruh dunia untuk waktu lebih dari 200 tahun.
Bangsa ini diizinkan/diangkat Tuhan (Dan 4:17) untuk satu tugas penting berkenaan dengan umat pilihan-Nya, yaitu membawa pulang orang-orang Yahudi ke negeri asal mereka di Israel. Sebelum Media-Persia menjadi kerajaan besar, penguasa dunia adalah kerajaan sebelumnya Babel dan Asyur, dan pada saat kedua kerajaan tersebut berkuasa mereka menaklukkan kerajaan-kerajaan lain termasuk kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda (sebab pada waktu itu Israel terbagi menjadi dua kerajaan), kerajaan Israel jatuh ke tangan Asyur (722 SM.) sedangkan kerajaan Yehuda jatuh ke tangan Babel (586 SM.) yang mengakibatkan orang-orang Yahudi ditawan dan diangkut ke Babel sebagai budak. Saat kerajaan Media-Persia mengalahkan Babel, orang-orang Yahudi kini berada dibawah kekuasaan mereka. Namun kerajaan Persia (sekarang Iran) yang dipimpin oleh raja Koresh (Cyrus the Great) bermurah hati terhadap orang-orang Yahudi, tawanan mereka. Kitab Ezra 1:1-8 mencatat : Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem (Bait Allah orang Yahudi), yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem...”
Kerajaan Persia diangkat Tuhan untuk menggenapi firman-Nya dan mengerjakan maksud-Nya memulangkan orang-orang Yahudi kembali ke tanah air mereka dan kembali mendirikan Bait Allah bangsa Israel yang telah diruntuhkan oleh kerajaan Babel. Bantuan Persia terhadap orang-orang Yahudi bukan hanya izin pemulangan (ay. 3), melainkan melingkupi pembiayaan perja-lanan pulang, pembiayaan pembangunan Bait Allah (ay. 4), pengembalian perbendaharaan Bait Allah yang dulu dirampas oleh kerajaan Babel (ay. 7) dan jaminan perlindungan bagi terlaksananya semua yang raja perintahkan (ay. 2).
Setelah tugas Persia mengembalikan orang-orang Yahudi ke tanah air mereka selesai, akhirnya Persia ditaklukan oleh kerajaan Yunani pimpinan Alexander Agung (331 SM.).
Salah satu tanda akhir zaman adalah kembalinya orang-orang Yahudi ke tanah air mereka di Israel, berdirinya kembali negara Israel dan dibangunnya kembali Bait Allah di Yerusalem. Untuk itu harus ada bangsa kuat yang dapat membantu Israel bisa kembali ke tanah air mereka, Inggris dan Amerika (terutama Amerika) adalah Media-Persia modern yang akan membantu kembalinya orang-orang Yahudi ke tanah air mereka, dua bangsa besar tersebut akan membantu Israel dalam segala bidang, termasuk dukungan dana yang besar. Namun seperti halnya Persia, jika tugas Amerika telah selesai dalam mendirikan Tatanan Dunia Baru dan mengembalikan orang-orang Israel ke tanah air mereka, maka Amerika pun akan hilang, tugas mereka sudah selesai, dan memberi kesempatan bagi Uni Eropa untuk naik menjadi kekuatan adidaya dan menguasai seluruh dunia dimana kelak Antikris akan memimpin. Selama Amerika ada, sulit bagi Uni Eropa untuk bangkit menjadi kekuatan tunggal dunia.

Bagaimana mungkin Amerika hancur? Siapa yang dapat mengalahkan Amerika? Apakah Alkitab telah menubuatkannya? (Vs.)

Pustaka :
- Carol Smith. (2010), “Bible Prophecy Handbook”; Andi Offset.
- Billy Graham (2010), “Peringatan Badai”; LIGHT Piblishing.
- Dwight L. Kinman (1999), “Diktator Dunia Yang Terakhir”; Revival Publishing House.
- Ralph Woodrow (1981), “Babylon, Mystery Religion”; Ralph Woodrow Evangelistic Association, Inc.
- Richard Booker, DR. (2010), “Akhir Dari Segalanya Sudah Dekat, Apakah Anda Siap?”; LIGHT Publishing.
-Welly Pandensolang. (2004), “Eskatologi Bibikla”; Andi Offset.