Seri Akhir Zaman Bagian Ke – 16

PENGHAKIMAN



“Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesduah itu dihakimi”    ( Ibr 9:27 )
Dengan berakhirnya “kerajaan 1.000 tahun damai” maka berakhir jugalah sejarah manusia, bumi, langit dan segala isinya, inilah hari kiamat itu, sebab semuanya akan hilang lenyap (Wah 21:1).
Ada tiga kejadian yang akan terjadi setelah berakhirnya kerajaan 1.000 tahun damai. “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.” (Why 21:1)
Langit dan bumi yang kita diami sekarang ini telah rusak oleh dosa, oleh iblis dan segala pelanggaran umat manusia. Untuk menghapus semua bekas dosa tersebut, maka bumi beserta segala isi dan unsur-unsurnya akan dibinasakan (II Pet 3:7,10,12), langit akan digoncangkan (Hag 2:7; Ibr 12:26-28), bintang-bintang dan galaksi dihancurkan (Yes 34:4), langit dan bumi akan hilang bentuknya dan menjadi kosong seperti sebelum hari penciptaan, lalu diganti dengan langit dan bumi yang baru tempat tinggal manusia dan Allah (Why 21:2-3; 22:3-5) yaitu surga mulia. Ya! Inilah saatnya orang-orang percaya, yaitu orang-orang kudus-Nya dan para manusia daging yang tidak ikut tergoda Iblis untuk memberontak terhadap Kristus, masuk dalam kerajaan surga yang telah dinanti-nantikan sejak dulu kala, yaitu sejak zaman Abraham (Ibr 11:13-16) hingga zaman kita sekarang.

Orang-orang mati dibangkitkan
Bagaimana dengan orang-orang yang tidak ke surga, apa yang terjadi dengan mereka?
“Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.” (Why 20:11a)
Ayat di atas adalah penglihatan Yohanes tentang apa yang terjadi berikutnya setelah berakhirnya kerajaan 1.000 tahun damai bagi orang-orang di luar Kristus. Yohanes melihat ada sebuah "takhta putih yang besar" dimana Tuhan Yesus duduk di atasnya menghakimi semua orang mati.
Siapakah orang-orang mati tersebut? Mereka adalah orang-orang yang mati dalam pelanggaran dan dosa karena penolakan terhadap Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari semua zaman dan bangsa selama bumi ini ada, besar kecil, tua muda, kaya miskin, semua akan dibangkitkan.

Kebangkitan
Sebelum mengerti siapa saja orang-orang yang dibangkitkan dalam penghakiman takhta putih, kita akan mempelajari dahulu tentang dua jenis kebangkitan, yaitu :
I.  Kebangkitan pertama
Kebangkitan hanya ada dua, yaitu kebangkitan yang terjadi bagi mereka yang akan menerima hidup kekal (tinggal di surga) dan kebangkitan bagi mereka yang kelak akan menerima penghukuman (tinggal di neraka). Kebangkitan bagi mereka yang akan tinggal di surga disebut dengan kebangkitan pertama, kebangkitannya terjadi dalam tiga tahap yang kesemuanya terjadi sebelum berakhirnya masa 1.000 tahun damai (Why 20:5-6), tiga tahapan kebangkitan pertama ini disebutkan di dalam  Alkitab sebagai masa panen (seperti tiga masa panen orang Israel). Yaitu panen :
1. Buah sulung
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: “Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (I Kor 15:23).
Dalam setiap memanen hasil tanaman atau ternaknya, orang Israel selalu mendahuluinya dengan mengambil hasil terbaik yang muncul pertama untuk dipersembahkan kepada Tuhan, panen ini disebut dengan panen buah sulung. Jumlah buah sulung tidak banyak, akan tetapi berasal dari hasil terbaik.
Demikian juga dengan kebangkitan. Kebangkitan pertama tahap pertama disebut panen buah sulung. Disini yang bangkit dan naik ke surga adalah Yesus Kristus yang sebelumnya mati dikayu salib, inilah kebagkitan sulung, sebuah kebangkitan terbaik bagi Allah. Dengan kebangkitan ini Tuhan Yesus akan mempersiap-kan kebangkitan berikutnya yang berlimpah ruah, sebab dengan kebangkitan Yesus sebagai penebus dosa umat manusia akan menghasilkan kebangkitan-kebangkitan lain dari orang-orang berdosa yang diselamatkan dan disucikan dari dosa mereka yang kemudian diubahkan menjadi orang-orang kudus-Nya.
Jadi, kebangkitan buah sulung adalah kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus ke surga. Inilah kebangkitan pertama tahap pertama.
2. Panen raya
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: “Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (I Kor 15:23)
Urutan kebangkitan yang berikutnya adalah kebangkitan orang-orang mati yang beriman pada zaman Perjanjian Lama, orang-orang mati didalam Kristus pada zaman Perjanjian Baru dan pengangkatan orang-orang didalam Kristus yang masih hidup (rapture). Disebut panen raya, oleh karena memang kebangkitan ini adalah kebangkitan yang utama. Jumlah yang dibangkitkan sangat banyak, sebab akan menyangkut orang-orang kudus dari berbagai zaman, yaitu dari mulai jatuhnya Adam dan Hawa kedalam dosa hingga masa akhir zaman Perjanjian Baru.
Sekalipun dinamai “kebangkitan”, namun pada masa panen raya ini mereka yang diangkat / dibangkitkan bukan hanya orang-orang kudus-Nya yang telah mati, akan tetapi orang-orang kudus-Nya yang masih hidup juga, sebab setelah masa ini akan segera memasuki masa aniaya besar / masa Antikris. Tuhan tidak ingin umat-Nya yang kudus mengalami masa penganiayaan tersebut (II Pet 2:9), oleh sebab itu kebangkitan tahap dua ini akan mencakup seluruh orang kudus-Nya, baik mereka yang telah mati ataupun yang masih hidup.
Jadi, panen raya ini adalah pengangkatan / rapture. Inilah kebangkitan pertama tahap kedua.
3. Panen susulan
Panen susulan adalah panen atau pemetikan buah yang diperuntukkan bagi orang-orang miskin dan para musafir (Im 19:9-10). Panen ini adalah panen buah-buahan yang sudah terjatuh dan buah-buahan kurang baik yang masih menempel di pohon. Oleh karena buah-buah yang ada adalah sisa-sisa, maka panen ini menghasilkan buah yang kurang baik kualitasnya dan sangat sedikit jumlahnya.
Kebangkitan tahap ketiga / panen susulan adalah kebangkitan yang benar-benar susulan,  sebab panen ini adalah kebangkitan susulan orang-orang Kristen yang dahulu tertinggal saat pengangkatan terjadi, hanya saja kebangkitan terakhir ini tidaklah baik prosesnya seperti kebangkitan-kebangkitan sebelumnya, sebab untuk mengalami kebangkitan susulan ini mereka harus membayar dengan nyawanya sendiri. Mereka harus bertahan melewati masa aniaya, menolak menerima tanda 666, menolak menyembah Antikris dan patungnya hingga harus mati sebagai martir, dan sebagian besar dari martir itu akan mati dengan dipenggal kepalanya, “...Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.” (Why 20:4). Oleh karena mengerikannya kebangkitan terakhir ini maka hanya sedikit saja sisa-sisa orang Kristen dan orang Israel yang akhirnya mempercayai Yesus sebagai Mesias mereka yang akan sanggup menghadapinya.
Jadi panen susulan adalah kebangkitan para martir yang mati mempertahankan iman mereka kepada Kristus selama masa 7 tahun kesusahan besar. Inilah kebangkitan pertama tahap ketiga / terakhir.
Kebangkitan-kebangkitan tahap pertama tersebut adalah kebangkitan para kudus-Nya, ini adalah kebangkitan yang dikhususkan bagi mereka-mereka yang berhak menerima keselamatan kekal, memerintah di kerajaan 1.000 tahun dan tinggal surga mulia kelak. “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, ...” (Why 20:6)


Penghakiman pertama
“Sudah sampai waktunya Allah mengadili dunia. Dan umat Allah sendirilah yang akan diadili terlebih dahulu...” (I Pet 4:17)
Penghakiman ada dua: Pertama, “takhta pengadilan Kristus”, yaitu penghakiman terhadap umat Allah yang akan menerima upah, akan memerintah di kerajaan Kristus (kerajaan milenium) dan yang akan masuk dalam kebahagiaan kekal bersama-sama dengan Allah di surga kelak. Pengadilan ini diperuntukan bagi semua yang mengalami kebangkitan pertama. Pengadilan ini terjadi di awan-awan pada masa tribulasi di bumi, yaitu sebelum masa 1.000 tahun damai. Yang kedua adalah “penghakiman takhta putih”, yaitu penghakiman bagi semua orang-orang terhilang setelah masa 1.000 tahun damai. Jadi ada jarak 1.000 tahun antara Pengadilan orang percaya dan penghakiman orang-orang terhilang.


Takhta Pengadilan Kristus
Suatu hari kelak (yaitu setelah mereka diubahkan /rapture) semua orang percaya harus memberikan pertanggung jawaban di hadapan "takhta pengadilan Kristus". Pengadilan ini khusus bagi umat Tuhan saja yaitu bagi mereka yang mengalami kebangkitan pertama (Why 20:6) sedangkan orang yang tidak percaya Kristus akan diadili kemudian. Pengadilan ini bukan untuk menyatakan kesalahan atau untuk menentukan surga atau neraka, sebab segala dosa orang-orang kudus-Nya sudah ditanggung oleh Yesus pada saat mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat (Mzm 103:10). Tidak ada lagi orang berdosa di sini, dosa-dosa orang percaya sudah dihapuskan oleh darah Yesus. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” (Rom 8:1). Hakim dalam pengadilan ini adalah Yesus Kristus.
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” (II Kor 5:10). Semua orang percaya akan menghadapi pengadilan tanpa perkecualian, kita harus bertanggung jawab kepada Allah atas semua perbuatan kita, yaitu segala perbuatan baik maupun jahat. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa dalam ayat II Kor 5:10 di atas terdapat kata “jahat”, mengapa orang percaya yang masih berbuat jahat dapat ikut dalam pengangkatan dan masuk dalam pengadilan Kristus? Untuk mengerti arti sesungguhnya dari ayat di atas kita harus melihat dalam terjemahan aslinya. Kata jahat di atas ternyata ditulis dengan kata kakos (Yun.) yang bukan berarti jahat (anomia = perbuatan salah; poneria = berbuat kejahatan; poneros = si jahat dll.). Kata kakos lebih menerangkan kepada pekerjaan yang buruk, tidak sempurna, dengan dasar yang salah dan melakukan kesalahan. Jadi orang-orang percaya akan diadili perbuatan baik mereka dan perbuatan / pelayanan mereka yang tidak sempurna, membangun dasar pelayanan dengan salah, atau orang percaya yang bekerja sekuler dengan tidak sempurna. Sebagai contoh : Saat membantu seseorang yang berkekurangan atau memberikan persembahan kepada Tuhan bisa saja kita melakukan kesalahan (kakos), sebab kita diperhadapkan kepada dasar kita memberi apakah karena mengasihi Tuhan atau berfikir sebagai menabur untuk menuai (mengharapkan balasan dari Tuhan), kedua-duanya tidak berdosa  hanya saja motivasi dan dasar pemberian yang mengharapkan berkat bukan tujuan utama Tuhan memerintahkan kita mengasihi sesama dan memberikan persemba-han (ingat, disini sudah tidak ada orang yang berdosa, sebab jika kita berdosa maka seseorang tidak mungkin ada di dalam pengadilan Kristus, mereka pasti tidak ikut dalam pengangkatan, yaitu orang-orang yang oleh karena memberi menjadi berdosa, sebab dasar memberi adalah untuk mendapat pujian, pamer, sombong, dan mengharapkan balasan dari manusia).
Jadi takhta pengadilan Kristus adalah pengadilan untuk mengevaluasi kehidupan anak-anak Tuhan, menyatakan kebaikan untuk mendapat pahala dan menyatakan ketidak sempurnaan seseorang sehingga ia akan kehilangan pahalanya.

Penghakiman ini akan mencakup :
1. Menguji dasar pelayanan
Kesetiaan orang percaya terhadap setiap pekerjaan dan pelayanan yang dipercayakan akan diuji. Apakah mereka setia pada sekecil apapun pekerjaan dan pelayanan yang Tuhan percayakan dengan sungguh-sungguh atau tidak (Mat 25:21,23; I Kor 4:2-5).
2. Mengungkap segala sesuatu
Pengadilan ini akan menyingkapkan segala yang sebelumnya tersembuyi dalam pribadi-pribadi anak Tuhan, seperti : Tindakan kita yang tersembunyi ( Mrk 4:22; Rom 2:16); watak (Rom 2:5-11), perkataan (Mat 12:36-37), perbuatan baik (Ef 6:8), sikap (Mat 5:22), motivasi kita (I Kor 4:5), kasih (Kol 3:18-4:1), pekerjaan dan pelayanan (I Kor 3:13).
3. Menyatakan seberapa besar kasih kita kepada Tuhan
Pengadilan Kristus juga akan menyingkap-kan kesetiaan orang percaya melakukan apa yang Ia perintahkan seperti :
•              Doa (Rom 12:12)
•              Menyatakan seberapa hormat dan takut akan Tuhan (II Kor 5:11; Fil 2:12; I Pet 1:17)
•              Kemurnian dan penguasaan diri, berjaga dan kesalehan (I Pet 4:5,7),
•              Kekudusan dan kesalehan (II Pet 3:11),
•              Kemurahan dan kebaikan kepada sesama (Mat 5:7; II Tim 1:16-18), dll.
4. Pemberian pahala
Perbuatan baik dan kasih orang percaya akan diingat oleh Allah dan akan diberi pahala (Ibr 6:10; Ef 6:8), mereka akan menerima balasan untuk setiap perintah Tuhan yang mereka lakukan dengan sungguh-sungguh, seperti :
•              Pujian ilahi (Mat 25:21)
•              Pahala (I Kor 3:12-14; Fil 3:14; II Tim 4:8)
Pemberian pahala bagi mereka yang layak menerima pahala, mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, mengumpulkan harta di surga (Mat 6:19), kerelaan melayani pekerjaan Tuhan tanpa pamrih (I Kor 9:14-16), berbuat kebaikan (I Tim 6:18-19), menghasilkan buah dan jiwa-jiwa, memperkaya orang lain (II Kor 6:10) dll.
•              Hormat (Rom 2:10; I Pet 1:7)
•              Tugas baru dan kekuasaan (Mat 25:14-30)
Yaitu tugas dan kekuasaan dalam kerajaan 1.000 tahun kelak. Orang percaya akan menerima kekuasaan sebagai raja, hakim bahkan iman dalam memimpin manusia-manusia jasmaniah di kerajaan Kristus tersebut.
•              Kedudukan (Mat 5:19; 19:30)
Kedudukan di kerajaan 1.000 tahun damai dan di surga mulia kelak.
• Upah (I Pet 1:4)
Yaitu berkat kekal di surga.
5. Dapur pengujian
Sekalipun pengadilan ini tidak akan menyatakan dosa, akan tetapi tidak semua orang akan menikmati segala pahala dan mahkota yang telah Tuhan sediakan, mereka yang ternyata tidak lulus pada setiap ujian dalam takhta pengadilan kristus akan Kehilangan sukacita (I Yoh 2:28), mendapat malu dan kerugian. “Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakan-nya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (I Kor 3:15) Jika saat perkerjaan kita diuji ternyata hangus terbakar, kita tetap selamat ke surga, akan tetapi kita akan kehilangan banyak pahala dan menjadikan segala jerih payah menjadi abu. Kita akan masuk surga dengan sedikit harta dan kemuliaan.
6. Pemberian mahkota
Selain pahala dan berkat-berkat di surga, setiap orang percaya yang melakukan perintah Tuhan dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan mahkota. Tidak seperti mahkota di dunia ini yang fana, akan tetapi mahkota ini kekal dan melambangkan kuasa, kedudukan, kemuliaan masing-masing orang yang menerima sesuai dengan perbuatannya selama di dunia. Ada beberapa mahkota yang akan diberikan dalam takhta pengadilan Kristus :
1. Mahkota kehidupan (Why 2:10)
Diberikan bagi orang percaya yang bertahan dan tetap setia sampai mati dalam mengikut Tuhan Yesus.
2. Mahkota kebenaran (II Tim 4:8)
Diberikan bagi mereka yang menantikan dengan setia kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. 
3. Mahkota abadi (I Kor 9:25)
Diberikan kepada orang-orang yang dapat menguasai diri dalam segala hal didalam kehidupan sehari-hari.
4. Mahkota sukacita (I Tes 2:19; Flp 4:1)
Diberikan kepada mereka yang bersaksi dan memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan.
5. Mahkota kemuliaan (I Pet 5:4)
Diberikan kepada mereka yang setia memelihara domba-domba / jemaat yang sudah dipercayakan Tuhan.

 

 

 

II. Kebangkitan kedua
Kebangkitan yang berikutnya adalah kebangkitan kedua. Inilah kebangkitan yang Yohanes maksudkan dalam penglihatannya tentang dibangkitkannya orang-orang untuk dihakimi dalam penghakiman takhta putih yang besar. Kebangkitan ini merupakan kebangkitan bagi SEMUA orang mati yang tidak beriman kepada Allah. Mereka adalah :
•   Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah selama zaman Perjanjian Lama.
•   Orang-orang Israel yang memberontak kepada Allah sepanjang sejarah Israel hingga Kristus disalibkan.
•   Orang-orang Israel dan seluruh penduduk dunia yang tidak percaya kepada Kristus selama zaman Perjanjian Baru.
•   Semua orang yang menyembah Antikris, patung Antikris, yang menerima tanda 666, dan orang-orang percaya dan yang akhirnya murtad mengikuti Antikris selama masa kesusahan besar.
•   Orang-orang daging yang memberontak terhadap kepemimpinan Kristus selama masa 1.000 tahun damai dan yang bergabung dengan Iblis melawan Allah diakhir masa 1.000 tahun damai dalam perang Gog dan Magog II.
Kebangkitan kedua / terakhir ini terjadi setelah masa 1.000 tahun damai berakhir. Mereka yang dibangkitkan adalah orang-orang berdosa, para penentang Allah, orang-orang murtad dan mereka yang telah menolak Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Berbeda dengan kebangkitan pertama di mana orang-orang dibangkitkan untuk menerima upah, dalam kebangkitan kedua ini MEREKA DIBANGKIT-KAN UNTUK DIHAKIMI menurut segala apa yang telah dilakukan. “Dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yoh 5:29)
Kebangkitan ini merupakan kebangkitan besar-besaran, sebab semua tempat orang mati akan menyerahkan orang-orang di dalamnya tanpa terkecuali, SEMUA diserahkannya, maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Kubur mewakili alam kubur, sedangkan “kerajaan maut” adalah tempat penyiksaan roh-roh orang mati yang terhilang tanpa pernah mau menerima Kristus. Begitu juga “laut” menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, mereka adalah roh-roh dari orang-orang yang mati tenggelam di laut. Dan mereka dikumpulkan di suatu tempat yang besar dimana terdapat seluruh orang mati yang telah dibangkitkan dalam kebangkitan kedua, disitu juga terdapat takhta putih yang besar dan para malaikat yang masing-masing memegang buku segala catatan kehidupan orang-orang terhilang.

Penghakiman takhta putih yang besar
Sesuai namanya, takhta putih ini benar-benar berwarna putih, ini mencerminkan kekudusan-Nya, kejujuran-Nya, keadilan-Nya dan kemuliaan-Nya yang luar biasa sehingga dapat menghakimi segala yang tersembunyi sekalipun di dalam kegelapan dan di dalam hati manusia yang terdalam. Penghakiman ini akan dihadiri oleh semua manusia terhilang yang pernah hidup tanpa terkecuali, mereka akan berdiri di tempat dimana hanya itulah satu-satunya tempat yang ada, sebab bumi telah lenyap, tidak ada tempat untuk lari ataupun bersembunyi. Penghakiman ini adil, tidak ada yang dapat mengelak, membela diri, membenarkan diri atau membantah, sebab mereka sedang menghadapi Allah sendiri, Pencipta langit dan bumi, Allah yang maha kuasa dan Allah maha tahu didalam Yesus Kristus (Mat 25:31; Why 14;14). Jangan pernah berfikir bahwa pada saat itu manusia bisa memohon ampun atas segala kesalahan yang telah diperbuat, di sini tidak terlihat Allah yang penuh kasih, belas kasih, atau yang rindu untuk menyelamatkan manusia seperti sekarang ini (I Tim 2:4). Tapi Ia duduk dan memandang orang-orang berdosa yang telah lama diperingatkan, dipanggil, dikasihani-Nya, diberi kesempatan untuk bertobat namun yang akhirnya memberontak, menolak, berbuat jahat hingga akhirnya membunuh Yesus dan menganiaya umat-Nya.
Sekalipun demikian dalam menghakimi manusia, keputusan terhadap manusia tidak diambil secara sewenang-wenang, melainkan akan didasari bukti tertulis secara lengkap dalam buku-buku, yang di dalamnya tercatat segala perbuatan manusia dari mulai ia lahir hingga mati. Melalui buku-buku tersebut Allah akan menghakimi seturut apa yang diperbuat oleh manusia selama mereka hidup.

Berikut beberapa buku yang Allah pakai untuk menghakimi manusia :
1. Buku-buku catatan perbuatan manusia (Why 20:12-13)
Saat penghakiman takhta putih yang besar, Tuhan tidak menghakimi manusia tanpa bukti, sebab melalui malaikatnya Tuhan telah mencatat SEMUA yang dilakukan oleh manusia baik jahat maupun baik. “Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (Pkh 12:14). Tuhan tidak memerlukan pengacara, penuntut, saksi, penyelidikan atau apapun untuk menyatakan kesalahan dan perbuatan baik seseorang, sebab malaikat-Nya sendiri TELAH MENCATAT segala perbuatan manusia dalam buku rekaman kehidupan, sehingga setiap manusia yang tiba gilirannya untuk dihakimi maka Tuhan hanya tinggal memerintahkan para malaikat pencatat membuka semua buku tentang orang tersebut, tidak akan ada yang terlewat semua pasti tercatat, dan manusia tidak bisa membantahnya, sebab catatan dari buku-buku tersebut merupakan rekaman hidup.  SEMUA tercatat dan terekam dengan jelas termasuk tanggal dan waktu  segala perbuatan manusia itu dilakukan, sehingga perbuatan-perbuatan jahat atau baik, tersembunyi atau terang-terangan, hingga segala apa yang dipikirkan dan yang ada di dalam hati manusia, akan dibukakan. “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibr 4:13). Buku-buku catatan perbuatan manusia ini akan sangat-sangat detail mencatat setiap perbuatan manusia dari sejak lahir hingga hari matinya.
“Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.” (Dan 7:10).

Berikut apa saja yang akan Tuhan catat di dalam buku-buku tersebut :
• Setiap perkataan yang terucap (Luk 12:2-3; Ayub 19:23).
Oleh sebab itu berhati-hatilah memper-gunakan mulut kita, sebab Tuhan mencatat semuanya, baik perkataan yang baik atau kata-kata kotor yang terucap, kutuk, caci-maki, sumpah-serapah, gosip, cabul, penghinaan dan sebagainya. Oleh sebab itu selagi kita hidup ini baiklah kita selalu memperkatakan yang baik, membangun dan suci... “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Ef 4:29)
“Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.” (I Sam 2:3)
Semua perkataan yang keluar dari mulut manusia akan minta pertanggung-jawabannya.
•  Isi hati manusia (Rom 2:5,16; Yer 17:9-10; Mzm 44:22).
Manusia terkadang berbuat baik sekalipun hatinya bertolak belakang dan licik, banyak orang berkata manis terhadap seseorang padahal hatinya mengumpat orang tersebut, atau seringkali manusia memuji sesamanya padahal di dalam hatinya berniat menjatuhkan. Kejahatan hati ini tidak akan ada yang mengetahui. Tapi Tuhan tahu, dan Tuhan mencatatnya... Ya! Ada malaikat Tuhan yang mencatat segala yang terdapat di dalam hati manusia, dan catatan tersebut akan dibukakan pada saat penghakiman kelak. “Dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.” (Yoh 2:25)
•  Segala perbuatan manusia, entah itu baik maupun jahat  (Why 20:12-13)
Ajaran rabi-rabi Israel (”The testament of Abraham”, pasal 13) dan beberapa agama di dunia ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan seseorang, Tuhan memberikan dua malaikat untuk mencatat segala perbuatan manusia, satu malaikat untuk mencatat segala kebaikan yang dilakukan seseorang dan satu lagi untuk mencatat segala perbuatan jahatnya, kemudian dalam pengadilan kelak Tuhan menyediakan sebuah timbangan yang akan dipakai untuk menimbang perbuatan baik manusia yang telah dicatat malaikat tadi dengan perbuatan jahatnya. Jika perbuatan baik lebih berat dari perbuatan jahatnya maka orang tersebut akan masuk surga, sedangkan jika ternyata berat kejahatan lebih berat maka orang tersebut akan masuk neraka.
Saudara, perbuatan baik tidak akan pernah bisa menyelamatkan seseorang. Sebanyak apapun perbuatan baik dilakukan seseorang tetap tidak akan pernah bisa mengimbangi kesalahan yang kita perbuat setiap hari. Hanya pengampunan melalui darah Yesus yang dapat menghapus dosa manusia, perbuatan baik tidak menyelamatkan manusia.
“Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3:5)
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef 2:8).
Jika demikian halnya tentang berbuat baik, apakah kita berhenti saja berbuat baik, bukankah perbuatan baik tidak menyelamatkan ? Tidak! Perbuatan baik dilakukan sebagai korban persembahan dan ungkapan rasa terima kasih kita kepada Tuhan buat keselamatan yang telah Ia berikan kepada manusia (Ibr 13:16) dan ada upah untuk segala perbuatan baik yang anak-anak Tuhan lakukan (Kol 3:24; Why 22:12).
Memang di dalam Pkh 12:14 ditulis  “Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.”  Penulisan perbuatan “baik” di ayat tersebut bukan berarti Allah seakan-akan memperhitungkan perbuatan baik seseorang yang telah menolak Kristus untuk memiliki kesempatan selamat oleh karena perbuatan baik yang dilakukannya, maksud dari ayat tersebut adalah sebagai berikut : Pengertian pertama, selama di dunia manusia cenderung menyalahkan orang lain dan membela diri jika dipersalahkan, dan yang lebih buruk lagi adalah orang cenderung mengakui perbuatan baik orang lain untuk mendapat pujian dan keuntungan. Tapi dalam Penghakiman Takhta Putih, Tuhan memiliki sebuah buku yang akan mencatat segala perbuatan baik seseorang dan juga segala perbuatan jahat mereka. Tidak akan ada yang tertukar atau terlewat, bahkan waktu melakukannya Tuhan catat dengan detail, yaitu tanggal, jam hingga detik pada waktu manusia melakukannya, dan dengan catatan ini manusia tidak bisa membantah, membela diri atau menyalahkan orang lain lagi atau mencuri / mengakui perbuatan baik orang. Jadi buku perbuatan yang baik dan benar adalah untuk mecatat perbuatan baik seseorang agar tidak diakui oleh orang lain atau sebaliknya. Pengertian kedua: Bahwa, kebaikan orang-orang yang akan binasa dicatat Tuhan adalah untuk membuktikan bahwa kebaikan, amal dan kesalehan hidup manusia tidak akan pernah bisa menandingi kesalahan yang diperbuat setiap hari. Terlalu jauh perbandingannya. Hanya darah Yesus yang sanggup menghapuskan dosa segala manusia (I Yoh 1:7), sehingga kebaikan, amal dan kesalehan hidup dapat berarti dan mendapatkan pahala.
Di penghakiman, yaitu pada saat berhadap-hadapan dengan Sang Maha Kuasa, tidak ada orang yang sanggup menyebutkan bahwa kebaikannya akan lebih banyak dari kejahatannya, semua orang akan menyadari bahwa perbuatan baik mereka terlalu kecil dan sedikit jika dibandingkan dengan kejahatan yang dilakukan setiap harinya. “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” (Yes 64:6). Orang akan menyadari bahwa segala perbuatan baik yang dilakukan hanya untuk sebuah pujian, bukan karena keikhlasan atau mengasihi sesama.


• Mencatat pelanggaran manusia (Mzm 90:8)
Saat di dunia, yaitu saat ini, aparat keamanan dan hukum sangat sulit membuktikan pelanggaran seseorang, diperlukan saksi dan alat bukti yang kuat untuk menyatakan seseorang bersalah atau tidak. Bahkan tidak sedikit seseorang yang jelas-jelas berbuat salah pun terkadang bisa bebas dari jeratan hukum oleh karena ketidakadaan saksi dan bukti. Bagaimana hari-hari ini kita dapat melihat seseorang pencuri, pembunuh, koruptor, penggelap pajak hingga penjahat perang dapat bebas oleh karena tidak cukup bukti. Atau kasus lain dimana seseorang yang sudah jelas-jelas terbukti bersalah dengan didukung saksi dan bukti namun oleh karena memiliki kekuasaan dan uang yang sangat banyak dapat lolos dari jeratan hukum.
Dihadapan Tuhan tidak ada dosa yang dapat disembunyikan, semuanya tercatat, semuanya akan dinyatakan. Di hadapan-Nya tidak ada yang dapat mengelak terhadap setiap pelanggaran yang telah dilakukan. Tidak juga orang-orang berkuasa dan orang kaya yang selama di dunia dapat membayar banyak pengacara untuk dapat lolos dari jerat hukum, “Sebab Allah tidak memandang bulu.” (Rom 2:11). Semua orang akan dihakimi menurut perbuatannya. “Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dosa kami yang tersembunyi terlihat oleh-Mu.” (Mzm 90:8, BIS) Dalam perpustakaan Allah yang besar, Ia mengetahui dan menyimpan segala pelanggaran manusia yang tidak pernah menerima pengampunan dosa dari Anak-Nya, setiap detik kehidupan manusia Ia catat, bahkan terhadap hal-hal yang ingin manusia lupakan, atau segala perbuatan yang benar-benar sudah kita lupakan, oleh sebab itu Allah mencatat semuanya di dalam sebuah buku, agar manusia tidak dapat membantah segala perbuatan jahat mereka yang telah lama berlalu dan yang telah dilupakan, semuanya akan Allah buka kembali untuk menghakimi manusia.
Sebenarnya pengadilan takhta putih diperuntukan bagi orang-orang terhilang, hanya orang-orang PL yang tidak pernah mengenal Allah dan orang-orang PB yang menolak Yesus akan mengalami pengadilan ini, akan tetapi Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan bahwa: “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:22-23). Perhatikan kata “hari terakhir” pada ayat diatas, ditulis dengan satu kata “hari”, bukan “hari-hari terakhir” yang biasanya menunjukan tetang akhir zaman, ini menunjukan bahwa “hari” yang dimaksud adalah benar-benar “satu hari” di penghujung zaman yaitu satu hari setelah masa 1.000 tahun damai, dan itu adalah hari pada waktu penghakiman takhta putih.
Ternyata Penghakiman Takhta Putih yang besar akan dihadiri juga oleh orang-orang percaya yang akan dihukum. Siapakah mereka ? Mereka adalah orang-orang percaya yang telah dihapus namanya dari kitab kehidupan oleh karena :
•              Murtad (Ibr 6:4-6)
•              Bunuh diri (I Kor 3:17)
•              Tidak mau mengampuni (Mat 6:14-15; 18:21-35; Mrk 11:25; Luk 6:37)
•              Tidak “berbuah” (Yoh 15:6)
•              Melakukan kejahatan 1 (anomia, Mat 7:23)
•              Melakukan kejahatan 2 (harmatia / dosa)
•              Tidak sungguh-sungguh
•              Memiliki allah lain / terlibat okultisme
•              Hamba uang / mamon (Mat 6:24)
•              Tidak taat (Yoh 3:36)
              Dll.
(Tentang hal-hal tersebut diatas, akan dibahas pada edisi-edisi berikutnya). Pastikan nama Saudara tercatat di kitab kehidupan (Luk10:20) dan pertahankan itu!

Bagaimana dengan mereka yang belum pernah mendengar Injil Kristus?
“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6)
Yesus adalah jalan satu-satunya menuju surga, tidak jalan lain, hanya dengan percaya kepada nama Yesus seseorang dapat diselamatkan dan terhindar dari api neraka. Tetapi bagaimana dengan mereka yang belum pernah mendengar Injil Kristus. Bagaimana mereka bisa dihukum di neraka padahal mereka tidak tahu akan hukum dan kebenaran, apa lagi mengetahui tentang Injil. Akankah Tuhan menjatuhkan hukuman kepada seseorang tanpa ia tahu akan kesalahannya?

Pengadilan hati nurani
Orang-orang yang di luar Kristus bukanlah orang-orang yang tidak mengetahui apa itu dosa dan pelanggaran, sebab setiap manusia dikaruniai Tuhan “hati nurani”. Hati nurani adalah suara Allah yang ada di dalam kita. Hati nurani manusia cenderung ingin melakukan hal-hal yang baik. Hati nurani mengetahui perbedaan antara yang benar dan salah dan menyatakan apakah kelakuan kita benar atau salah. Hati nurani juga yang selalu mengingatkan manusia akan sesuatu hal yang bertentangan dengan sesuatu yang benar dan ilahi, dan hati nurani inilah yang akan Tuhan periksa. Tuhan adalah setia dan adil.
Sebagai contoh adalah dosa mencuri. Semua orang di dunia ini, sekalipun tidak mengenal Injil Kristus atau pun hukum Taurat, pasti di dalam hati nuraninya yang terdalam akan merasa bersalah jika mencuri, namun oleh karena faktor keinginan atau kebutuhan (biasanya karena alasan kemiskinan) yang lebih dominan, orang akan membenarkan diri bahwa pencurian yang ia lakukan bukanlah hal yang salah, dan dalam menangani kasus-kasus seperti inilah Tuhan akan membukakan catatan isi hati nurani manusia. Contoh lain yaitu dosa masturbasi, orang mungkin sering berkelit bahwa masturbasi bukanlah dosa, kedokteran tidak melarang seseorang melakukannya malahan menyarankan untuk kesehatan, belum lagi manusia (terutama anak-anak Tuhan) selalu berkata bahwa di dalam Alkitab tidak ada kata masturbasi, apa lagi melarangnya. Memang kata masturbasi tidak ada di dalam Alkitab (seperti juga halnya merokok) dan tidak ada satupun hukum di dunia ini yang melarang hal tersebut, akan tetapi mengapa setelah melakukannya selalu seseorang merasa bersalah. Jika memang tidak ada hukum yang melarangnya mengapa hati nurani seseorang yang telah melakukan masturbasi menjadi tertuduh? Itu semua karena hati nurani mengetahui bahwa hal tersebut memang dosa, Allah melarangnya. Namun oleh karena keterikatan pada dosalah manusia membenarkan diri dengan berkata bahwa Alkitab tidak melarangnya. Kalau engkau berkata: “Sungguh, kami tidak tahu hal itu!” Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya? (Ams 24:12)
Jadi jangan khawatir, Tuhan tidak akan semena-mena menghukum manusia saat pengadilan takhta putih kelak, sebab pengadilan ini akan membuka juga catatan-catatan terhadap hati nurani manusia, sehingga pengadilan ini akan mengadili hati nurani manusia yang tidak pernah menerima hukum Taurat ataupun Injil. Orang-orang primitif, orang yang tinggal di hutan belantara hingga di pulau-pulau terkecil sekali-pun mengetahui apa yang benar dan salah melalui hati nuraninya, dan mereka akan di-hakimi menurut catatan hati nuraninya tersebut.

Buku / kitab Taurat
Buku berikutnya yang dipergunakan Allah untuk menghakimi manusia di luar Kristus adalah kitab Taurat.
“Kelakuan mereka menunjukkan bahwa apa yang diperintahkan oleh hukum itu tertulis di hati mereka. Hati nurani mereka pun membuktikan hal itu, sebab mereka sendiri ada kalanya disalahkan dan ada kalanya dibenarkan oleh pikiran mereka. Demikianlah yang akan terjadi nanti pada hari yang sudah ditentukan itu. Pada hari itu—menurut Kabar Baik yang saya beritakan—Allah melalui Yesus Kristus, akan menghakimi segala rahasia hati dan pikiran semua orang.” (Rom 3:15-16, BIS)
Hati nurani membantu kita mengetahui apa yang salah dan yang benar, apa yang berkenan dan yang tidak berkenan kepada Allah. Akan tetapi sejak manusia jatuh kedalam dosa membuat sifat manusia cenderung jahat (Kej 6:5), oleh sebab itu Allah menurunkan “penerang”, yaitu hukum Taurat. Sebab hukum Taurat akan menuntun manusia kepada kebaikan dan memberikan pengetahuan akan akibat jika manusia tetap berbuat jahat / dosa. Hukum ini diberikan kepada bangsa Israel secara tertulis dan kepada beberapa orang (agama) bukan Yahudi.
Orang Israel sangat membanggakan hukum Taurat mereka, membacanya setiap hari, mempelajarinya, menaruhnya di suatu tempat yang indah hingga mencium setelah membacanya sebagai penghormatan. Akan tetapi Tuhan Yesus mencela mereka oleh karena sekalipun mereka menghormati Taurat sedemikian rupa namun tidak melakukan perintah-perintah yang terdapat di dalamnya (Mat 23:1-36). Demikian juga orang-orang agama lain yang memiliki hukum “taurat”-nya sendiri, mereka tahu akan kebenaran dan dosa, dan merenungkan “taurat” mereka itu namun segala perilakunya bertentangan dengan hukum-hukum di dalamnya. Dan melalui kitab Taurat ini manusia akan dihakimi. Taurat itu baik jika manusia menurutinya dengan sungguh-sungguh (I Tim 1:8), tetapi akan mendatangkan penghukuman jika melalaikannya (Yoh 12:48).

Buku / kitab kehidupan (Why 20:15)
Setelah segala buku dibuka, Tuhan tidak langsung mengirim seseorang ke dalam lautan api / neraka, tetapi dibuka-Nya lagi sebuah buku lain, agar menggenapkan bahwa pengadilan akan sah jika didasari atas dua atau tiga saksi (II Kor 13:1). Oleh sebab itu setelah semua kitab atau buku kehidupan manusia dibuka, Tuhan akan membuka satu buku lagi untuk memastikan bahwa seseorang memang layak untuk dihukum dalam neraka kekal. Buku tersebut adalah kitab kehidupan.
Buku kehidupan adalah sebuah buku yang berisi seluruh nama orang-orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, yaitu mereka yang berhak memiliki kewarganegaraan dalam kerajaan Allah. Tidak ada orang diluar Kristus yang akan dicatat dalam kehidupan ini (Mzm 69:29; Why 21:27). Jadi terakhir Tuhan akan memeriksa nama mereka yang masuk dalam penghakiman takhta putih, jika namanya tidak tertulis didalam buku kehidupan maka ia akan dilemparkan ke dalam api neraka yang kekal. Melalui buku inilah keputusan final terhadap seseorang untuk segera menerima penghukuman atas segala kejahatan dan penolakan mereka terhadap Kristus. “Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” (Why 20:15). Inilah penghukuman terakhir bagi orang jahat, yaitu kematian kedua, berpisah dengan Allah untuk selama-lamanya dalam neraka kekal. [Vs.] (Bersambung ke artikel “Surga dan Neraka”)