Seri Akhir Zaman Bagian Ke – 12

SEPERTI PADA ZAMAN NUH


Keadaan manusia pada akhir zaman boleh dikatakan sama persis dan sama buruknya dengan keadaan manusia pada zaman Nuh, sehingga dari keadaan tersebut kita dapat mengetahui bahwa hari Tuhan sudah dekat. “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyap-kan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Mat 24:38-39)
Maleakhi 3:18 berkata :  “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” Keadaan Manusia akhir zaman dan manusia pada zaman Nuh berbicara tentang keberadaan orang-orang benar diantara orang-orang fasik, mana yang benar-benar beribadah dan yang tidak, dan berikut ini bagaimana keadaan manusia pada akhir zaman yang sungguh-sungguh kepada Tuhan dan yang tidak, yaitu :

1. Mereka makan
Orang Fasik, Hari-hari ini manusia dikuasai oleh keinginan makan melebihi waktu-waktu sebelumnya, bagaimana hari-hari ini acara TV dipenuhi dengan wisata kuliner, iklan makanan hingga potongan setengah harga jika makan dengan menggunakan kartu kredit. Tanpa disadari semuanya itu membawa kita masuk kepada budaya makan yang luar biasa, seperti pada zaman Nuh dulu. Orang tidak lagi peduli dengan keadaan sekitar, yang penting bagaimana caranya makan-makan yang enak, saat ini obrolan orang hanya berkisar tentang tempat makan dan makanan yang enak, bahkan di persekutuan-persekutuan rumah/ sel grup yang paling ditunggu dan dipersiapkan secara matang adalah makanan-makanan jasmaninya jauh melebihi menantikan/ mempersiapkan makanan rohaninya (I Kor 11:20). Dan tidak heran jika hari-hari ini manusia mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh makanan, seperti kolesterol, asam urat, obesitas, kanker dll. Dan orang-orang seperti ini akan mengalami seperti yang Tuhan Yesus katakan bahwa “...mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”
Orang benar, Firman Tuhan di dalam Mat 4:4 berkata : Ada tertulis: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”  Tuhan tidak melarang umat-Nya makan, sebab memang kita hidup harus makan (Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya juga selalu makan bersama, Mat 11:19) akan tetapi selain makan secukupnya (Mat 6:11) Tuhan mengingatkan anak-anak-Nya untuk makan makanan rohani, jangan fokus pada makanan jasmani saja.
Makan tidak salah (Rom 14:3), memiliki usaha penyedia makanan tidaklah salah sebab itu semua memelihara tubuh jasmani kita, makan-makanan enak pun tidaklah salah sebab Tuhan juga ingin kita hidup dalam kelimpahan, tapi ingat jangan sampai karena keinginan makan enak itu kita menjadi orang yang konsumtif dan jatuh sakit, dan yang terpenting adalah kita harus makan makanan rohani, sebab itu akan memelihara roh kita.


Bagaimana kita mendapatkan makanan Rohani ?
• Membaca Firman Tuhan setiap hari
Mzm 1:1-3 “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam...” Inilah makanan rohani yang harus “dikonsumsi” oleh anak-anak Tuhan setiap hari, selain makanan jasmani.
•  Hidup dalam tuntunan Tuhan selalu
Ada yang menarik dari ayat Mat 4:4 bahwa Tuhan berkata “...Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Perhatikan kata “dari mulut Allah”, itu berarti bukan dari mulut orang lain atau mulut hamba Tuhan tetapi langsung dari mulut Allah sendiri. Apa artinya? Itu berarti kita anak-anak-Nya diminta untuk selalu mendengar suara-Nya, ini berbicara tentang keintiman, dimana kita berbicara kepada Tuhan dalam doa dan Tuhan berbicara kepada kita setiap hari.  Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35). Itu berarti, bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus setiap hari dalam keintiman sama dengan kita sedang memberi makan makanan kepada roh kita dengan roti surgawi, seperti yang dialami bangsa Israel saat mengumpulkan roti manna setiap pagi selama berada di padang gurun. 
Tuhan ingin anak-anak-Nya tidak hanya berdoa jika sedang dalam masalah saja, atau berdoa hanya tiga kali sehari pada waktu makan. Akan tetapi Tuhan ingin anak-anak-Nya bersekutu dengan Dia setiap hari disetiap saat dan kesempatan, bercakap-cakap, menantikan tuntunan Tuhan dan berdoa. Itulah makanan rohani utama orang Kristen sesungguhnya.
Makanlah makanan rohani
Di akhir zaman ini banyak sekali penyesatan muncul, krisis, goncangan hingga tipuan si iblis yang mencoba menarik sebanyak mungkin jiwa-jiwa agar menjauh dari kebenaran Firman Tuhan, kita tidak dapat melewati itu tanpa pertolongan dan tuntunan Tuhan. Makanlah makanan rohani setiap hari, merenungkan Firman Tuhan dan dalam keintiman dengan Tuhan sebelum segalanya terlambat, Mzm 32:6 berkata “Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.” Apa itu banjir? Pada waktu zaman Nuh banjir adalah air bah yang membinasakan seluruh penduduk dunia pada waktu itu. Sedangkan pada akhir zaman, banjir adalah masa kesusahan besar.
Dimanakah posisi Saudara saat ini? Diantara orang yang hanya memikirkan makan makanan jasmani saja, atau termasuk orang yang selain makan makanan jasmani yang cukup juga sangat memperhatikan dan lapar akan makanan rohani bagi “pertumbuhan” roh dan jiwa

2. Mereka Minum
Orang Fasik, Hal berikutnya yang dilakukan orang di akhir zaman adalah “minum”. Tidak jauh berbeda dengan makan, manusia di akhir zaman dipenuhi dengan keinginan minum yang berlebih, mereka mau membayar berapa saja untuk “minum”, yaitu memuaskan rasa haus mereka ditengah-tengah aktifitas yang melelahkan.
Sebelum melanjutkan penjelasan tentang “minum” dan “haus” perhatikan penjelasan berikut ini : Manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu : Roh, jiwa dan tubuh. Ketiga-tiganya bisa merasakan haus dan dahaga. Roh haus akan penciptanya yaitu Tuhan Yesus, jiwa (yang terdiri dari pikiran, perasaan dan kehendak) haus akan hiburan, kesenangan, pengetahuan, relationship dll., sedangkan tubuh haus akan minuman. Dan yang dimaksud dari pekataan Tuhan Yesus yang berkata: “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum,...” (Mat 24:38) adalah manusia akhir zaman hanya berusaha memenuhi kehausan jiwa dan tubuh  saja, sedangkan kehausan roh mereka (termasuk anak-anak Tuhan) tidak pernah diperhatikan/ dipuaskan.
Saudara, kita dapat melihat bagaimana hari-hari ini sangat mudah untuk menemukan tempat-tempat minum, baik itu kafe, food-court, stand hingga minuman-minuman kemasan yang berapa pun harga yang ditawarkan – coba saja anda beli secangkir kopi di tempat-tempat hang-out, pasti anda akan tercengang dengan harganya – tapi orang pasti membelinya, mengapa? Karena kita memang sedang berada di akhir zaman, inilah salah satu tandanya, bahwa orang akan makan, minum dan kawin-mengawinkan. Orang hanya memikirkan bagaimana memuaskan rasa haus tubuh mereka.
Yang berikutnya orang-orang hanya berusaha memuaskan jiwa mereka, yaitu mengisi kekosongan jiwa mereka dengan memenuhinya melalui pemenuhan segala kesenangan dan keinginan semata, antara lain dengan TV, bioskop, lagu-lagu duniawi, hobi, dunia malam, gosip dll., ada juga mereka yang haus akan pengetahuan sehingga hari-harinya dipenuhi dengan sekolah tanpa henti dan mengejar gelar sebanyak mungkin, dan juga ada yang haus kepada uang dan pekerjaan, sehingga mereka hidup hanya kerja, kerja dan kerja, menghasilkan sebanyak mungkin uang, uang dan uang. Atau mereka yang haus akan fashion dan gadget akan terus menerus mengejar fashion dan gadget terbaru berapa pun harganya, dan bahkan kebanyakan orang harus berhutang / mencicil untuk mendapatkannya.
Saudara, sebanyak apapun manusia mengisi kehausan tubuh dan jiwanya dengan hal-hal duniawi hanya akan menambah kehausan saja, kita akan haus, tambah haus dan lebih haus lagi (Yoh 4:13), sebab intinya ada di dalam roh manusia, roh itulah yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Tuhan Yesus berkata di dalam Yoh 7:37 “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”
Orang Benar, Tidak ada yang salah dengan minum, nonton TV, belajar, kerja, mencari uang dll., hanya saja Tuhan ingin kita anak-anak-Nya tidak fokus hanya kepada pemuasan kebutuhan jiwa dan tubuh saja, tetapi puaskan juga kerohanian kita melalui “minum” minuman rohani yaitu datang kepada Dia untuk mengisi diri kita dengan hadirat-Nya. Yoh 4:13-14 berkata Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Selain kita minum minuman jasmani, Saudara dan saya sudah seharusnya mengejar juga minuman rohani.
Apa minuman rohani yang diperlukan bagi kehidupan kerohanian kita?
• Keselamatan
Kel 17:6 “Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.” Gunung batu adalah gambaran Yesus Kristus sumber air kehidupan (I Kor 10:4). Seperti batu karang itu dipukul, demikian pula Kristus dipukul oleh kematian di kayu salib (Yes 53:5), dari kematian-Nya di kayu salib ini kita menerima air keselamatan. Jadi minuman utama dalam kehidupan kita adalah pertama-tama kita harus menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis 4:12; Yoh 14:6; Kis 10:9; 10:43; I Tim 2:5-6) seperti halnya Tuhan memerintahkan Musa hanya satu kali saja untuk memukul batu karang (selebihnya hanya berbicara kepada batu untuk mengeluarkan air) demikian juga keselamatan kita terima sekali saja, berikutnya kita diminta Tuhan untuk dipenuhi dengan Roh-Nya setiap hari (berulang-ulang)
Walapun hanya sekali dalam seumur hidup, keselamatan didalam Yesus Kristus sangatlah penting, sebab minuman rohani ini bukan hanya menyelamatkan roh manusia tetapi akan menyelamatkan jiwa dan tubuh juga, betapa malangnya manusia jika sekalipun segala kebutuhan jiwa dan tubuhnya terpenuhi namun jika tidak pernah mengisi rohnya dengan keselamatan didalam Yesus Kristus segalanya itu akan sia-sia, orang seperti ini akan terhilang dalam kekekalan. Bukan hanya itu, selagi mereka hidup pun orang seperti ini akan mengalami kekosongan dan kehausan, sehingga tidak heran jika kita sering melihat bagaimana orang-orang kaya sekalipun yang secara materi sanggup memenuhi / membeli pemuas kehausan jasmani namun akhirnya stres dan beberapa diantaranya mengambil jalan mengakhiri hidupnya sendiri. Sebab di dalam dunia ini tidak ada satupun yang dapat mengisi kekosongan/ kehausan roh manusia selain dari pada Yesus Kristus “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.” (Yoh 4:13-14) Inilah hidup baru didalam Kristus (Yoh 3:3), menerima dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. 
•  Bersekutu dengan Tuhan
Bil 20:8  “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” Gambaran ini menunjukkan bahwa kita diminta untuk “berbicara” dengan Tuhan Yesus setiap hari (berulang-ulang, berbeda dengan keselamatan yang hanya sekali saja ). Seperti kita minum minuman jasmani setiap hari, sudah seharusnya kita pun mencari Yesus setiap hari, sekali lagi ini berarti tentang keintiman. Minum minuman rohani adalah kita dipenuhi dengan Roh Kudus, dengan cara menyediakan waktu untuk berbahasa roh, masuk dalam PPW (doa, pujian dan penyembahan) dan masuk hadirat-Nya dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan Yesus.
Banyak orang Kristen setelah menerima keselamatan lalu hidup tanpa memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan-nya, orang kristen tidak memperhatikan kehidupan rohaninya dengan mencari sang Air Hidup dengan kehausan yang mendalam, Anak-anak Tuhan umumnya sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak pernah meluangkan waktu dengan Tuhan untuk “berkata-kata” dengan-Nya setiap hari. Mzm 63:2 berkata “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.” Tidak heran jika mereka terus-menerus merasa kehausan dan memuaskannya dengan minuman-minuman duniawi, seperti menghabiskan waktu di tempat-tempat hang-out, kafe, tempat makan, berada di depan TV berjam-jam, mendengarkan musik-musik duniawi, ke bioskop, karaoke dll., dan ini tidak akan pernah memuaskan kita, namun sebenarnya itu akan mematikan roh kita dan kepekaaan anak-anak Tuhan terhadap hadirat-Nya. seperti tertulis di dalam Efesus 5:18 “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Sudah seharusnya kita memenuhi diri kita dengan Roh kudus, bukan dengan memenuhi diri kita dengan minuman jasmani semata, apalagi dengan minuman yang merusakkan tubuh ini (mabuk-mabukan).
Dimanakah keberadaan Saudara hari-hari ini, menjadi orang benar yang banyak menghabiskan waktu dalam hadirat-Nya, dekat dengan-Nya dan merenungkan firman-Nya selalu, atau menjadi orang fasik yang memenuhi hari-harinya di tempat-tempat minum minuman jasmani? Jangan sampai pada saat Tuhan datang kita berada “di luar” dari hadirat-Nya. Sebab itu sama saja dengan orang-orang pada zaman Nuh yang berada di luar bahtera saat pintu bahtera tertutup  (Mat 24:38-39).

3. Mereka kawin dan mengawinkan
Orang Fasik, Tanda yang terakhir yang Tuhan Yesus katakan tentang manusia akhir zaman adalah “mereka kawin dan mengawinkan”. Seperti halnya makan dan minum disini Tuhan Yesus jelas menunjukkan bahwa manusia akhir zaman akan lebih memikirkan tentang kawin dan mengawinkan lebih dari kedatangan Tuhan yang ke dua kali. Kita bisa melihat bagaimana acara TV, film dan lagu-lagu dunia ini dipenuhi dengan perihal kawin dan mengawinkan, berbeda dengan sebelum tahun 80-an, acara TV dipenuhi dengan film-film tentang keluarga, pada waktu itu lagu-lagu dunia masih didominasi dengan syair-syair tentang alam, keluarga dan tema-tema yang luas, namun kini baik film maupun lagu-lagu isinya hanya tentang cinta dan tema-tema yang berhubungan dengan kawin dan mengawinkan. Acara TV, koran, majalah dipenuhi dengan acara-acara perjodohan, kawin-cerai selebritis dan paranormal perjodohan, dan itu disenangi oleh seluruh lapisan masyarakat hari-hari ini, selain itu dalam kehidupan sehari-hari bagaimana orang begitu sibuk mempersiapkan dan merencanakan pernikahan dengan semewah mungkin. Inilah yang akan menjadi batu sandungan bagi sebagian besar orang pada waktu kedatangan Tuhan Yesus kelak. Orang seperti ini tidak akan siap pada waktu Tuhan datang dan akan mengalami penghukuman yang akan melanda dunia ini.

Orang benar, Tidak sulit menafsirkan perkataan Tuhan Yesus tentang kawin dan mengawinkan ini, yaitu oleh karena konteks ayat tersebut bertema tentang akhir zaman maka perkataan tersebut berbicara tentang kedatangan Tuhan yang ke dua kali, Mat 25:1 berkata: “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.” atau Why 21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.”  Itu berarti berbicara tentang pengantin / perjamuan anak domba. Jadi selain mempersiapkan pernikahan secara jasmani, kita juga harus mempersiapkan diri menjadi mempelai-Nya menjelang perjamuan kawin Anak Domba yang mendekat.
Kawin tidaklah salah, bahkan rasul Paulus di dalam I Kor 7:9 mengatakan “Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.” (baca juga ayat 35-40) tapi yang menjadi masalah adalah pada hari-hari terakhir ini manusia hanya fokus kepada kawin, sedari remaja anak-anak sudah memikirkan bagaimana mencari pasangan hidup dan kawin, bahkan jika Gereja menyampaikan pemberitaan tentang akhir zaman yang menceritakan betapa sudah dekatnya kedatangan Tuhan Yesus ke dua kali orang pasti berkata : “.... Tuhan jangan dulu datang, saya belum kawin..!” sehingga terihat bahwa kawin telah menjadi tujuan hidup orang hari-hari ini, bukannya kedatangan Tuhan. Bagi Saudara yang sedang mempersiapkan pernikahan, mencari jodoh atau hendak mengawinkan anak, janganlah seperti orang-orang fasik yang menghabiskan seluruh waktu dan tenaga untuk mempesiapkan hal-hal tersebut, tetap sediakan waktu untuk mempersiapkan diri kita menjadi mempelai-Nya, tetap bersekutu dengan-Nya, dan tetap melayani-Nya. “Sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” (Fil 1:10-11). Tuhan hanya akan mengangkat mem-pelai-Nya yang kudus dan tidak bercacat, oleh sebab itu persiapkanlah sedari sekarang, sebelum pintu perjamuan itu tertutup (Mat 25:1-13).

Kita memasuki masa yang kritis
Peringatan Tuhan Yesus tentang makan, minum dan kawin-mengawinkan bukanlah bertujuan untuk melarang atau membatasi anak-anak-Nya untuk makan dan minum atau melarang orang untuk kawin, akan tetapi inti dari “makan, minum dan mengawinkan” seperti pada zaman Nuh adalah ketidak pedulian orang-orang hari-hari ini (termasuk orang-orang Kristen) terhadap pemberitaan akhir zaman, sekalipun tanda-tanda tentang kedatangan-Nya yang kedua kali begitu tak terbantahkan, keadaan tersebut sangat mirip dengan keadaan pada zaman Nuh, mereka tidak memperdulikan akan kehancuran yang mendekat. Bahkan sekalipun Nuh memperingat-kan akan keadaan hari-hari kemudian yang mengerikan, orang-orang sezamannya tetap tidak memperdulikan, bahkan mengejek dan menganggap hal tersebut sebagai sebuah lelucon saja.
Kita dapat melihat Tuhan Yesus mengguna-kan kata “seperti”, “demikian juga seperti” dan “demikian pulalah”, yang menerangkan bahwa itu adalah pengulangan apa yang akan terjadi menjelang kedatangan-Nya yang ke-dua kali, sehingga menjadi tanda atau peringatan bagi kita bahwa jika hal itu terjadi maka dapat diketahui bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat. Jika Saudara dapat melihat apa yang dilakukan orang-orang fasik seperti yang telah dijelaskan diatas (makan, minum dan kawin mengawinkan) maka berjaga-jagalah sebab kedatangan Tuhan sudah dekat, oleh sebab itu kita harus segera bertobat dan jangan serupa dengan orang-orang fasik tersebut dan berusaha menjadi orang benar dengan gaya hidup terpisah / bertolak belakang dengan orang-orang fasik menjelang kedatangan-Nya yang sudah diambang pintu (Ibr 1:9). “Dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian  tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja” (II Pet 2:5-7).

Memelihara roh, jiwa dan tubuh secara seimbang
I Tes 5:23  “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Inilah yang Tuhan mau untuk kita perhatikan menjelang kedatangan-Nya yang ke-dua kali, perhatikan kata “roh” berada didalan kata “ jiwa” dan baru diikuti dengan kata “tubuh”, itu berarti prioritaskan memenuhi kebutuhan rohani kita, buka sebaliknya dengan hanya memikirkan bagaimana memuaskan tubuh yang fana ini. Penuhi hari-hari ini dengan hal-hal yang membangun kerohanian Saudara dan saya seperti ibadah, persekutu-an dengan Tuhan secara pribadi, berbahasa roh, doa dan lain-lain. Amin.
[Vs.]