Seri Akhir Jaman -  3

ALL SEEING EYE - 2

 

 

Kejatuhan Lucifer disebabkan keinginannya menyamai Yang Mahatinggi (Yes 14:12-15). Lucifer ingin menyamai Tuhan, tapi akhirnya Tuhan melemparkan-nya ke dunia ini dan menjadi begitu buruk sifat dan rupanya. Kini, Lucifer yang tadinya merupakan malaikat paling elok rupa sebagai pemuji dan penyembah Tuhan telah berubah menjadi Iblis atau si jahat, setan dan Antikris. Hingga kini hasrat untuk menyamai Tuhan tetap menjadi keinginannya. Sekalipun dulu Lucifer gagal memduduki takhta Allah di surga tidak membuatnya berhenti untuk menjadi seperti Tuhan, Iblis tetap ingin dipuja seperti Tuhan, ingin ditinggikan, memiliki sifat-sifat Tuhan dan menguasai umat manusia.
Di akhir jaman Iblis/ Antikris akan membuat niatnya itu menjadi kenyataan, ia akan membangun Bait Allah ke-III dan akan duduk di tempat kudus -- yang adalah tempat/ takhta Allah -- disembah, mengontrol umat manusia dan memerintah atas dunia ini.

Omniscient
Di akhir jaman ini jika kita jeli dan selalu memegang Firman Tuhan maka kita dapat melihat bagaimana Antikris sedang bekerja secara terselubung dalam mempersiapkan cita-citanya sebagai pemerintah dunia ini. Antikris tidak memiliki takhta, sehingga ia hendak membangun bait Allah ke-III, Antikris tidak memiliki sifat-sifat Tuhan namun ia mempersiapkan “alat-alat”-nya untuk – paling tidak menyerupai – sifat Allah. Sebagai contoh, Allah memiliki sifat Omniscient (bahasa Latin yang berarti Maha Tahu, "omni-" + scire "know", “science” = all-knowing atau know everything) Iblis mempersiapkan “alat-alat” dan “sistem” agar ia memiliki sifat ke-maha tahu-an itu. Berikut ini akan di jelaskan apa alat dan sistem yang dimaksud sehingga Antikris dapat mengontrol seluruh dunia ini. (Agar memahami artikel berikut ini, pastikan Anda membaca artikel All seeing eye sebelumnya di Buletin Doa edisi bulan lalu)

All Seeing Eye
Jika melihat film The Matrix yang diperankan oleh Keanu Reeves, kita melihat bagaimana SELURUH manusia di kontrol oleh satu komputer, apapun yang manusia lakukan dapat terlihat dan terkontrol. Pertanyaannya adalah: The Matrix-kan hanya sebuah film, Apa mungkin suatu saat komputer akan mengontrol kehidupan semua manusia di bumi ini? Jawabannya adalah sangat mungkin! Dan lebih dari itu, kita sebenarnya sedang memasuki sistem itu. Dua bulan yang lalu bioskop-bioskop menayangkan sebuah film berjudul “Eagle Eye” yang diperankan oleh Shia LaBeouf, menceritakan bagaimana kisah sepasang manusia yang berusaha lari dari kejaran “mata” pemerintah. “Mata” yang dimaksud  adalah sebuah sistem pengawasan (termasuk kamera CCTV) yang dikendalikan oleh sebuah komputer. Tidak mudah untuk lari dari sistem tersebut, sebab tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi dari “mata” yang mengawasi selama 24 jam sehari. Banyak film fiksi sejenis seperti The Net dan Trilogi Bourne. 
Saudara, di akhir jaman ini Antikris sedang mempersiapkan suatu sistem “mata” yang memungkinkan dia mengawasi dan mengontrol umat manusia, ia ingin menyerupai sifat Tuhan yang Maha Mengetahui.
Mari kita kita melihat sejarah atau tahap-tahapan perjalanan Antikris dalam membuat sistem pengawasan (surveillance) global tersebut, dan sejauh mana persiapan mereka hingga saat ini.

Jeremy Bentham
Sebelum berbicara tentang global surveillance kita harus mengenal terlebih dahulu  seseorang bernama Jeremy Bentham. Ia adalah seorang filsuf, ahli politik, dan hukum berkebangsa-an Inggris, lahir di kota Houndsditch, London 15 February 1748.
Pada tahun 1791, Bentham membuat usulan "aneh" yakni sebuah desain gedung penjara dengan sistem high-surveillance prison, dan diberi nama Panoptikon yang berarti "melihat semuanya" – Sebenarnya konsep tersebut dia ambil dari “Slave labor camp” di Russia, saat menemui kakaknya Samuel Bentham tahun 1787 – Panopticon terdiri dari sel-sel yang disusun secara melingkar dengan pintu sel menghadap ke dalam inti lingkaran tersebut. Dinding antar sel dibuat tebal agar komunikasi antar penghuni sel tidak terjadi. Di bagian belakang sel dipasang jendela kecil agar cahaya dapat masuk menerangi isi sel. Di pusat lingkaran sel-sel tersebut dibangun sebuah menara pengawas dengan jendela penutup. Dengan konfigurasi seperti ini, si penjaga dapat melihat semua penghuni sel sementara penghuni sel tidak dapat melihat si penjaga.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari Bentham dalam idenya untuk membuat penjara dengan model Panoptikon, namun dari dokumen dan sketsa rancangan awal panoptikon kita dapat melihat bahwa organisasi Illuminati berada di belakang konsep Bentham itu. Dalam sketsa tersebut terdapat gambar mata di dalam segi tiga yang merupakan logo dari Illuminati, gambar tersebut adalah tafsiran dari ide Bentham oleh seorang arsitek ternama masa itu bernama Willey Reveley, dan dia adalah seorang Jesuit dan Illuminism.
Selain itu di akhir catatan mereka mencantumkan ayat Alkitab dari Mazmur 139:1-4 “...TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” Yang menjelaskan bahwa memang proyek Panoptikon bukan hanya sekedar proyek sebuah penjara, lebih dari itu mereka sedang membangun masyarakat/ era Panoptikon, dimana akan ada seseorang ingin memiliki kekuatan Ilahi yaitu “maha tahu” dan “maha melihat.”

 

Memasuki era-Panoptikon
Panopticon (Ing.), berarti “pan”= “seluruh” dan “Opticon” berasal dari kata “optic”= “mata” atau penglihatan. Secara harafiah Panoptikon berarti “melihat semuanya,” persis seperti arti dari “All seeing eye.”
Sistem penjara panoptikon memang tidak ada lagi, namun spirit panoptikon tetap ada dan semakin canggih. Organisasi Illuminati sebagai perpanjangan tangan Iblis/Antikris sedang bekerja membuat sistem pengawasan global yang akan membuat dunia ini berada dalam pengawasan terpusat dan ia sebagai pemimpinnya. Dan itu mengikuti sistem panoptikon-nya Bentham.
Bagaimana panoptikon moderen bekerja? Berikut ini akan diambil 3 contoh kota/negara dimana kita sudah dapat melihat bagaimana antikris mempersiapkan panoptikon-nya dan sedang membawa negara-negara di dunia ini akan berada dibawah kendalinya kelak.

Amerika Serikat
Pasca serangan 11 September 2001 (peristiwa 9/11), pada tanggal 26 Oktober 2001 Pemerintah AS pimpinan G.W. Bush mengesahkan  undang-undang yang diberi nama “USA-PATRIOT Act” yang berarti : Uniting and Strengthening America by Providing Appropriate Tools Required to Intercept and Obstruct Terrorism Act of 2001 atau: “Bersatu memperkuat Amerika dengan menyediakan peralatan untuk mencegah dan menggagalkan tindakan terorisme.” US-PATRIOT Act adalah sebuah undang-undang (UU) federal Amerika Serikat (AS) yang memberikan wewenang (penuh) kepada pemerintah AS untuk mengatasi terorisme dan memberikan kekuasaan penuh kepada FBI untuk memimpin pengawasan (Surveillance) terhadap seluruh penduduk AS. Masa berlaku US-PATRIOT Act habis pada 31 Desember 2005 yang lalu.
Untuk menindak lanjuti UU terorisme tersebut, pada bulan Januari 2002, empat bulan setelah peristiwa 9/11, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) atau perwakilan Departemen Pertahanan AS membuat proyek pekerjaan yang diberi nama “Information Awareness Office” (IAO) atau diartikan sebagai “kantor kesadaran informasi” yang memfokuskan diri dalam tugas memanfaatkan teknologi informasi dalam mencegah ancaman terhadap keamanan nasional. Misi utama IAO adalah untuk “membayangkan segala kemungkinan, mengembangkan, menggunakan, menyatukan, membuktikan, mengirimkan dan memproses data informasi untuk melawan segala ancaman keamanan nasional.”
Lalu pada tahun 2003 IOA disempurnakan menjadi Total Information Awareness (TIA) Program, disini segala jenis informasi dan kegiatan (secara total) akan diawasi oleh feredal dan ini menuai reaksi media dan masyarakat yang cukup keras menyangkut kebebasan sipil juga pripasi warga negara AS. Maka Total Information Awareness berganti nama menjadi Terrorism Information Awareness (TIA) Program, sebab isu terorisme dapat diterima oleh seluruh masyarakat AS mengingat banyaknya kejadian terorisme yang mengancam warga AS.
Walaupun program-program yang mereka buat tadi sudah habis masa berlakunya, namun perang melawan terorisme tidak pernah berhenti, media dan pengamat sosial percaya bahwa pemerintah Amerika tidak pernah berhenti dan cenderung meningkatkan program-program pengawasan mereka terhadap aktifitas-aktifitas sosial masyarakat AS. Sebut saja anak-anak dari program IAO/TIA seperti : Bio-ALIRT (Bio-Event Advanced Leading Indicator Recognition), NIMD (Novel Intelligence from Massive Data), MATRIX (Multis tate Anti-Terrorism Information Exchange), HID (Human Identification at a Distance), ARM (Activity Recognition and monitoring) dll.
Wewenang pengawasan dari program-Program maupun undang-undang yang dibuat mencakup pengawasan sangat luas, seperti: Penggunaan kartu kredit, passport, pemantauan data perbankan, penyadapan telepon, e-mail, internet, perekaman aktifitas sehari-hari melalui kamera CCTV, travel dan lainnya ke dalam satu data-base terpusat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Amerika sudah memasuki era-Panopticon yang baru, sebab semua aktifitas warga AS kini dibawah satu pengawasan dan terkontrol.
Siapa dibalik semua itu? Dari lambang program-program tersebut, kita dapat melihat bahwa organisasi Illuminati-lah yang merencakan, membuat, dan mengontrol terhadap “pengawasan” (Surveillance), ingat misi utama mereka, yaitu untuk membuat dunia ini menjadi satu dan berada di bawah satu kontrol dalam satu tatanan dunia baru. Dan ini adalah cara mereka untuk mewujudkan cita-cita itu.

Inggris, "The most surveilled country".
Di Inggris, awalnya kamera CCTV hanya digunakan di gedung-gedung bank. Selama masa percobaan penggunaan kamera CCTV di dalam gedung-gedung vital antara tahun 1970-an hingga tahun 1980-an pemerintah Inggris menganggap proyek itu berhasil dan membuahkan hasil yang menakjubkan, lalu pada tahun 1985 dilanjutkan dengan percobaan pemasangan kamera CCTV outdor di kota Bournemouth. Dan kini sistem kamera sudah menjangkau hampir semua kota, pusat kota, stasiun, tempat parkir, perpustakaan, sekolah, hingga gedung gereja. Jumlah kamera terpasang tidak pernah dilaporkan kepada publik, namun diperkirakan sekitar 4,2 juta kamera. Itu berarti 1 kamera untuk setiap 14 orang. Kamera juga terpasang di dalam taksi, bis dan alat-alat transportasi publik lainnya.
Bukan saja mengawasi manusia, kamera juga terpasang di mobil-mobil polisi (Police surveillance vans) untuk mengawasi kendaraan dikenal dengan ANPR (Automatic Number Plate Recognition) yang dapat melakukan pemindai-an langsung terhadap plat nomor selagi mobil-mobil tersebut berjalan, dan dapat mengawasi sekitar 5,5 juta mobil setiap harinya.
Inggris adalah negara dengan masyarakat paling diawasi, di dalam bus dan kereta api juga ditempatkan kamera-kamera CCTV tanpa kabel (Global wireless system) yang juga langsung terhubung ke pusat kendali pengawasan. Perhatikan gambar diatas, “Secure beneath the watchful eyes” atau “Aman dibawah banyak mata yang berjaga-jaga.” Demikian poster-poster di setiap halte bus yang mengingatkan masyarakat Inggris akan keberadaan kamera CCTV dan akan mengawasi mereka dari tindakan kejahatan. Padahal itu adalah “mata” Antikris yang sedang dipersiapkan untuk masa pengawasan global kelak (Perhatikan gambar-gambar mata-nya, bukankah itu All seeing eye)

Shenzhen, Cina
Tiga puluh tahun yang lalu, Shenzhen hanyalah perkampungan nelayan dan dipenuhi oleh persawahan, namun karena dekatnya perkampungan ini dengan Hong-Kong membuat Shenzhen sangat cepat berkembang menjadi kota komersial besar. Kini Shenzhen berpenduduk sekitar 12,4 juta penduduk dan memiliki lebih dari 100.000 pabrik, dan yang lebih menarik adalah bahwa hampir setengah dari barang-barang yang dipergunakan dunia ini -- seperti : iPod, laptop, TV, telepon selular, printer, mainan hingga celana jeans -- diproduksi di kota ini.
Dengan begitu cepatnya kota ini berkem-bang maka masalah sosialnya-pun menjadi begitu komplek, dengan jumlah pendatang yang sangat besar maka tingkat kriminalitas menjadi meningkat. Pengawasan terhadap masyarakat di Shenzhen menjadi pekerjaan yang tidak mudah dilakukan.
Dengan banyaknya investasi Amerika di kota ini, maka Amerika mensponsori Shenzhen untuk menerapkan teknologi dalam mengawasi kota tersebut. Tidak kurang dari 2 juta kamera CCTV akan di pasang secara bertahap dalam dua tahun kedepan, dan Cina juga membuat program “pengawasan” seperti halnya Amerika dengan nama “Golden Shield”, dengan tujuan akhir membuat teknologi pelacakan manusia. Program ini didukung oleh perusahaan raksasa Amerika seperti IBM, Honeywell dan GE.

Pemerintah Cina berharap dengan “pengawasan” dapat melindungi keamanan negara terhadap perbedaan yang dapat sewaktu-waktu meledak seperti peristiwa Tiananmen tahun 1989 yang lalu. Kamera-kamera CCTV akan di pasang di seluruh negara Cina – kini baru terdapat di kota-kota besar – mengawasi masyarakat Cina selama 24 jam sehari dimanapun mereka berada, entah itu saat mereka bekerja di kantor/pabrik, sedang berjalan di lorong-lorong perkotaan, di dalam bus, kereta hingga di café akan ada camera berputar merekam semua gerakan mereka. Bukan hanya itu Golden Shield juga merekam percakapan telepon, pengunaan internet dan pengawasan GPS yang terintegrasi dengan kamera-kamera beresolisi tinggi yang dikontrol dari pusat kendali. Pergerakan mereka juga akan terkontrol oleh pengunaan “national ID card” dimana dilengkapi oleh chip yang terhubung ke data-base kepolisian.
Jika proyek Golden Shield selesai 100% maka FSAN (Perusahaan pengembang CCTV Cina) akan menghubungkan semua CCTV dengan software pemindai wajah, dan itu berarti kamera-kamera terpasang dapat mengambil foto-foto wajah dan akan menyimpan-nya dalam satu data-base wajah dari setiap warga negara Cina yang berjumlah sekitar 1,3 Milyar orang, dengan slogan “Face Match, Face Pass, Face Watch.” Software ini di beli dari L-1 Identity Solutions, kontraktor besar pertahanan Amerika yang memproduksi passport dan sistem keamanan biometrik pemerintahan Amerika Serikat.

Penyatuan pemikiran
Sebenarnya pembuatan program pengawasan (Surveillance) di negara-negara tadi tidaklah disetujui oleh mayoritas penduduknya. Mereka beranggapan bahwa dengan adanya pengawasan tersebut sudah merupakan pelanggaran kebebasan sipil dan pripasi. Namun sepertinya Iblis sudah mengantisipasi keadaan seperti itu, hari-hari ini Antikris sedang membuat penyatuan pemikiran dan isu global terhadap dunia ini sehingga mau tidak mau masyarakat dunia tidak akan menolak proyek Surveillance dan Global wireless.
Apa isu tersebut? Jawabanya adalah TERORISME. sekalipun pengawasan menuai banyak protes dan keberatan tapi dengan adanya berbagai aksi teror maka masyarakan cenderung setuju dengan program pengawasan global.

Bio-Chip
Apakah kamera CCTV sebagai “alat” Antikris sudah cukup menjangkau seluruh dunia? Kamera CCTV saja tidak cukup, jangkauan kamera terbatas hanya pada poros dan lensa-nya, Antikris inginkan bahwa dimanapun manusia berada, maka manusia itu pun selalu dalam jangkauan pengawasannya hingga ke dalam hutan yang tidak terdapat kamera.
Saat ini jika kita berbelanja di mall hingga mini market, maka kita tidak perlu lagi membawa uang tunai, karena pembayaran dapat dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Kartu kredit, debit ATM, Flash Card dan lainnya, sebab penggunaan teknologi kartu (smart-card) dengan Microchip sudah digunakan secara umum. Kita dapat melakukan transaksi seperti trensfer, menerima uang, menggambil uang di ATM, bank, Kassa dengan kartu-kartu tersebut, proses jual beli terasa semakin mudah dan cepat hari-hari ini. Tapi tahukah Saudara, jika sistem tersebut adalah sistem akhir jaman buatan Antikris? Smart Card adalah sebuah chip biometrik yang dapat menampung informasi tentang data pribadi manusia, seperti nama, alamat, nomor telepon, hingga jumlah rekening. Alat ini diciptakan supaya manusia mengerti bahwa transaksi secara elektronik sangat memudahkan juga aman (sebab kita tidak mperlu membawa uang banyak) hingga pada saatnya kelak tidak ada lagi transaksi tunai (Cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai, dan akan dibahas pada edisi berikutnya)

Saudara, kartu-kartu elektronik yang kita miliki seperti :
Kartu Tanda Pengenal (ID Card)
Passport
Kartu kredit
ATM
Kartu telephon seluler dll.

Seluruhnya memiliki kesamaan, yaitu memiliki sistem terkontrol secara terpusat. Keberadaan kita dapat diketahui secara cepat dengan menggunakan kartu-kartu tadi, sehingga jelaslah bahwa saat ini kita memang sedang berada di penghujung akhir jaman. Waktunya sudah sangat-sangat dekat...sampai saatnya kelak bahwa kartu-kartu tersebut akan digantikan oleh sebuah chip yang dapat menggantikan semua fungsi kartu-kartu tadi dan ditanamkan pada tubuh manusia. Why 13:17 berkata “Dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.”
Mengapa harus Micro-Chip? Awalnya belanja secara elektronik sangat memudahkan, namun lama-kelamaan penggunaan kartu kredit dan kartu-kartu lain akan merepotkan sebab kita harus membawa banyak kartu di dalam dompet, dari mulai ATM, master-card, visa-card, kartu penduduk, SIM, dan kartu-kartu lainnya. Orang akan berfikir bahwa jika ada satu kartu yand dapat meng-cover semuanya tentu akan sangat memudahkan. Di negara-negara maju, kartu seperti itu sudah mulai diperkenalkan, kelak hanya  akan ada sebuah kartu terpadu untuk berbagai fungsi sekaligus. Kartu itu akan mewakili KTP, SIM, Pasport, Kartu kredit, ATM, kartu biometrik (menyimpan data kesehatan, DNA, data gigi, iris mata, sidik jari dll.), geo card (memungkinkan satelit GPS melihat posisi pengguna), kartu asuransi dll.
Di tahun 2005, pemerintah Amerika memperkenalkan sebuah kartu bernama “REAL ID Act” (sepertinya tindak lanjut dari PATRIOT Act) yang akan mengantikan SIM dan KTP warga AS, di dalamnya terdapat chip yang dapat menyimpan data-data warga AS secara terpusat. REAL ID memiliki chip yang memungkinkan pemerintah dapat mengontrol keberadaan seseorang dimana pun mereka berada, lengkap dengan data-data pribadi orang tersebut. Program ini sangat di tentang di AS, namun parlemen meyakinkan bahwa negara sudah sangat mendesak untuk mengontrol warga AS menyangkut masalah keamanan Nasional dan terorisme.
Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, memungkinkan orang membuat ukuran chip RFID yang semakin kecil sehingga dapat ditanam di dahi dan tidak terlihat ataupun menggangu sedikit pun. Akan tetapi di dalam chip nomor identitas akan dibuat berupa bar code, seperti kita ketahui didalam bar code terdapat angka 666. Selama bar code itu hanya tertempel di sebuah kartu, itu tidak masalah, akan tetapi jika ditanam di dalam tubuh itu sudah menjadi materai bagi kita untuk menjadi salah satu pengikut Antikris.
Satelit
Satu lagi “alat” yang sedang dipersiapkan Antikris untuk dapat melihat dan mengontrol manusia yaitu satelit. Sejak tahun 2005 masyarakat dunia internet dibuat terkagum-kagum dengan dikeluarkannya program gratis “Google Earth,” sebab dengan program ini kita dapat melihat citra satelit dari seluruh bagian bumi ini. Bahkan rumah kita dapat terlihat dari atas dengan sangat jelas. Google Earth dibuat oleh Keyhole, inc. Sebuah perusahaan buatan Google di tahun 2004, dimana salah satu sponsornya adalah CIA melalui In-Q-Tel (sebuah badan yang menyediakan informasi-informasi terbaru). Nama Keyhole sendiri diberikan sebagai pengormatan pada program mata-mata AS melalui foto udara bernama KH (Key Hole).
Saudara, jika program gratisan saja sudah dapat melihat daerah-daerah di seluruh dunia ini dengan jelas, bagaimana dengan program satelit-satelit yang masih rahasia. Saya yakin sudah ada satelit yang dapat melihat seluruh manusia di dunia ini dimana pun mereka berada. Amerika sendiri hari-hari ini semakin gencar membuat program-program pengumpulan data dan informasi sebagai perlawanan terhadap terorisme.

Memasuki masa pengumpulan informasi
Antikris sudah membuat “alat-alat  penglihatannya,” matanya itu sudah mulai melihat ke seluruh penjuru dunia, kini kita berada di masa yang di sebut ”Surveliance Information Gathering” atau masa pengumpulan Informasi. Tanpa disadari kita sedang menuju tatanan dunia baru yang akan berada dibawah satu kendali. Seluruh dunia akan memiliki satu identitas (tidak akan ada yang sama/ unique).

Bagaimana dengan di Indoensia?
Sepertinya sama saja, bukankah di toko-toko tempat kita berbelanja sudah menggunakan pembayaran elektronik, atau jika berjalan-jalan di pusat kota, mall atau di persimpangan dalan protokol kita pun bisa melihat kamera-kamera CCTV. Beberapa bulan yang lalu kita bisa melihat bagaimana kepolisian dapat menangkap beberapa orang penyebar SMS teror, atau kejaksaan agung dapat menangkap para koruptor melalui rekaman percakapan telepon... Bukankah kita juga sudah berada dibawah “Pengawasan.” Hingga nanti, bila saatnya tiba, sistem pengawasan di seluruh dunia akan terpusat dengan Antikris yang menguasai-nya. Kapan itu terjadi? Sesaat setelah pengangkatan/ rapture terjadi. “Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya.” (II Kor 2:6-8). Jika Saudara tidak mau memakai tanda/chip di tubuh Anda, pastikan kita ikut dalam pengangkatan kelak. Maranatha! (BERSAMBUNG)